Apa Itu Hoarding Disorder? Ini Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Apa Itu Hoarding Disorder? Ini Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Anindya Milagsita - detikJogja
Kamis, 18 Jul 2024 09:08 WIB
ilustrasi hoarding disorder
Ilustrasi hoarding disorder Foto: Getty Images/urbazon
Jogja -

Istilah hoarding disorder kerap tidak disadari oleh sebagian orang yang mengalaminya, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian tersendiri karena dapat memicu gangguan bagi diri sendiri maupun orang lain. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apa itu hoarding disorder? Temukan penjelasannya di sini.

Menurut American Psychological Association (APA), hoarding dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang kerap membawa dan menyimpan makanan maupun barang lainnya yang diyakini diperlukan dalam menunjang kelangsungan hidupnya. Kemudian hoarding juga bermakna suatu keharusan membuat seseorang memilih untuk mengumpulkan barang-barang sepele maupun tidak berguna dalam waktu yang kontinu.

Terkait dengan istilah hoarding tadi kerap dikaitkan dengan hoarding disorder atau disebut juga sebagai gangguan penimbunan. Hal tersebut berkaitan dengan sebuah penyakit atau gangguan yang bisa dialami oleh seseorang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa itu hoarding disorder atau gangguan penimbunan? Simak baik-baik penjelasan pengertian, gejala, penyebab, hingga pengobatan hoarding disorder berikut ini.

Pengertian Hoarding Disorder

Berdasarkan informasi yang dipaparkan dalam laman National Health Service, hoarding disorder adalah kondisi yang membuat seseorang memiliki barang dalam jumlah yang cenderung berlebihan. Hal tersebut membuatnya menyimpan barang-barang tadi, tetapi memicu kekacauan karena jumlahnya relatif tidak terkendali.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, dikatakan juga bahwa barang-barang yang disimpan oleh pengidap hoarding disorder cenderung tidak memiliki nilai atau bahkan tidak berharga. Tidak jarang hoarding disorder memicu kekacauan karena mengganggu kehidupan sehari-hari orang yang mengalaminya.

Sementara itu, mengacu pada jurnal bertajuk 'Studi Kasus Impulsive Buying Pada Kolektor Figure' yang ditulis oleh Aldi Syahrul Putra dan Afif Kurniawan, hoarding disorder dapat diartikan sebagai gangguan psikopatologis yang timbul saat seseorang merasa kesulitan dalam membuang koleksi benda-benda yang sifatnya mengarah pada hal tidak terlalu penting. Bahkan hoarding disorder dapat memicu berbagai gangguan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Gejala Hoarding Disorder

Seseorang yang mengalami hoarding disorder ternyata mampu menunjukkan gejala-gejala tertentu yang dapat disadari oleh orang di sekitarnya. Menurut laman Cleveland Clinic, pengidap hoarding disorder mengalami tekanan yang cenderung signifikan saat harus membuang barang-barang yang telah disimpan. Meskipun dapat merugikan diri sendiri, tidak jarang pengidap hoarding disorder juga dapat memberikan efek bagi orang-orang di sekelilingnya.

Selain memiliki keinginan untuk terus menyimpan benda-benda miliknya, terdapat beberapa gejala lainnya yang menunjukkan adanya kecenderungan hoarding disorder. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Merasa sulit untuk membuang benda-benda yang dimiliki
  2. Mengalami stres dalam tingkatan yang tinggi saat mencoba untuk membuang barang yang telah disimpan
  3. Memiliki kecemasan yang berlebih terhadap kebutuhan barang yang dirasa dapat bermanfaat di masa mendatang
  4. Mengalami kesulitan untuk menempatkan barang-barang yang disimpan
  5. Memiliki rasa tidak percaya kepada orang lain yang mencoba menyentuh barang-barangnya
  6. Merasa nyaman saat tinggal di ruang atau rumah yang dipenuhi kekacauan akibat tertimbunnya barang-barang
  7. Memilih untuk menarik diri terhadap orang-orang terdekatnya

Kemudian dalam jurnal 'Perancangan Informasi Hoarding Disorder Melalui Media Aplikasi Berbasis Windows' karya Zulfa Adilla, disebutkan bahwa lima tingkatan hoarding disorder yang dapat dialami oleh para pengidapnya. Adapun masing-masing tingkatannya adalah sebagai berikut:

  1. Tingkatan pertama saat pengidap hoarding disorder tinggal di lingkungan yang cenderung memiliki sedikit kacau dan mengalami kesulitan dalam membuang barang-barangnya.
  2. Tingkatan kedua saat pengidap hoarding disorder tinggal di lingkungan sekitar yang memiliki akses jalan terhalang oleh barang-barang, adanya limbah yang memicu bau, hingga tempat sampah yang meluap.
  3. Tingkatan ketiga saat pengidap hoarding disorder tinggal di lingkungan yang terlihat berantakan dari luar, adanya jejak kotoran binatang, tempat sampah yang berceceran, hingga muncul bau yang kurang sedap.
  4. Tingkatan keempat saat pengidap hoarding disorder tinggal di lingkungan yang dipenuhi dengan jamur, jalan yang terhalang barang-barang, kerusakan struktural di bangunan, bau tidak sedap muncul, hingga adanya hewan-hewan yang tinggal di area tersebut.
  5. Tingkatan kelima saat pengidap hoarding disorder tinggal di lingkungan yang sangat berantakan, tidak adanya listrik maupun air, hingga membuang sampah di dalam ruangan.

Penyebab Hoarding Disorder

Terkait dengan hoarding disorder terdapat sejumlah penyebab yang memicu seseorang mengalaminya. Masih dikutip dari laman yang sama, berikut beberapa penyebab hoarding disorder:

  1. Mengalami depresi berat
  2. Mengalami gangguan psikotik, misalnya saja skizofrenia
  3. Mengalami gangguan Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
  4. Mengalami kondisi pengabaian diri
  5. Mengalami kerusakan pada otak
  6. Mengalami kehidupan yang traumatis
  7. Memiliki kemampuan dalam membeli barang dalam jumlah yang impulsif
  8. Memiliki ketidakmampuan dalam melewatkan barang-barang gratis
  9. Memiliki gangguan dalam menggunakan obat-obatan terlarang hingga minuman keras
  10. Memiliki gejala akibat sindrom Prader-Willi

Pengobatan Hoarding Disorder

Lantas seperti apa pengobatan hoarding disorder yang dapat dilakukan oleh pengidapnya maupun orang-orang terdekat dari para pengidap gangguan tersebut? Ternyata ada perawatan yang bisa dilakukan dengan melibatkan bantuan tenaga medis maupun dokter yang profesional. Menurut laman American Psychiatric Association, salah satunya dengan melakukan Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Melalui terapi tersebut pengidap hoarding disorder akan dilatih untuk dapat membuang barang-barang yang tidak diperlukan secara bertahap. Tak hanya itu saja, para pengidap gangguan tersebut juga akan mempelajari keterampilan dalam mengorganisasi, mengambil keputusan, hingga menciptakan relaksasi.

Kemudian disampaikan dalam laman International OCD Foundation, terdapat dua langkah awal untuk melakukan perawatan terhadap hoarding disorder. Pertama, seseorang perlu untuk menyadari dirinya mengalami hoarding disorder dan memiliki keinginan menjalani perawatan dalam mengatasi gangguan tersebut. Hal inilah yang membuat orang-orang terdekat pengidap hoarding disorder diharapkan dapat memberikan dukungan kepada mereka.

Selanjutnya cara kedua adalah dengan terbuka terhadap komunikasi yang berasal dari orang-orang sekitar. Tidak hanya menerima dukungan dari keluarga, tetapi juga mencari bantuan dari ahli kesehatan mental. Cara ini diharapkan dapat membantu para pengidap hoarding disorder untuk bisa mengubah perilakunya.

Itulah tadi rangkuman penjelasan mengenai hoarding disorder, mulai dari pengertian, gejala, penyebab, hingga pengobatannya. Semoga informasi ini membantu.




(par/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads