Polisi menyebut kasus perusakan rumah, mobil hingga motor di Jetak, Ringinharjo, Bantul berakhir dengan jalur mediasi. Pasalnya, pihak perusak mau menanggung dan mengganti kerusakan yang ditimbulkan di rumah korban.
"Yang kasus perusakan diambil jalur mediasi, karena kedua belah pihak minta mediasi dan kami fasilitasi. Memang H plus satu (Senin 15/7) kita mintai keterangan tapi akhirnya mediasi," kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry kepada detikJogja, Rabu (17/7/2024).
Mediasi tersebut, kata Jeffry, berlangsung kemarin, Selasa (16/7). Apalagi, pascakejadian yang terjadi hari Minggu (14/7) korban, DWK (36) sama sekali tidak membuat laporan polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari korban juga tidak melaporkan dan dari pihak perusak telah bersedia menanggung kerusakan yang ditimbulkan. Korban tidak melaporkan karena masalah bisa diselesaikan secara kekeluargaan," ucapnya.
Sedangkan pihak korban juga telah menerima apa yang menjadi hasil mediasi. Bahkan, pihak perusak juga telah melakukan bersih-bersih di lokasi kejadian perusakan.
"Korban menerima karena dari pihak perusak mau bertanggung jawab," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, satu unit rumah, mobil hingga dua unit motor menjadi sasaran perusakan oleh sekolompok orang di Jetak, Ringinharjo, Bantul. Beruntung tidak ada korban jiwa dan saat ini polisi masih memeriksa delapan orang saksi.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry mengatakan, bahwa dari keterangan saksi-saksi, kejadian berawal saat satu unit mobil berwarna merah tiba-tiba mendatangi rumah korban, DWK (36) di Jetak kemarin, Minggu (14/7/2024) sekitar pukul 15.00 WIB. Mobil tersebut kemudian menabrak motor jenis matic yang terparkir di depan rumah korban.
"Selanjutnya empat orang keluar dari dalam mobil dan menanyakan keberadaan korban kepada saksi. Karena saksi tidak tahu, pelaku lalu menantang duel saksi," katanya kepada wartawan, Senin (15/7/2024).
Karena membawa senjata tajam (sajam), saksi akhirnya ketakutan dan melarikan diri ke arah timur. Sedangkan keempat pelaku langsung mendatangi rumah korban.
"Kemudian empat orang itu melakukan perusakan rumah dan mobil milik korban. Secara rinci, satu unit mobil rusak, dua unit motor dan kaca jendela rumah korban pecah serta kulkas dan TV rusak," ujarnya.
Jeffry mengungkapkan perusakan tersebut terjadi karena korban diketahui tidak hadir dalam acara yang diselenggarakan pelaku. Saat itu, mereka mengundang DWK untuk datang.
"Motifnya, sebelumnya kan dari pihak perusak membuat acara silaturahmi, terus ternyata korban tidak datang," katanya kepada detikJogja, Rabu (17/7).
Karena tidak datang, salah satu pelaku melakukan konfirmasi kepada DWK. Hasilnya, DWK mengaku tidak mendapat undangan dari pihak pelaku.
"Saat ditanya kenapa tidak datang korban menjawab tidak mendapat undangan, sehingga tidak tahu ada kegiatan itu," ujarnya.
(apu/aku)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan