Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara soal pedagang Teras Malioboro 2 (TM2) yang menuntut dilibatkan seluruhnya dalam proses relokasi jilid 2. Menurut Sultan, komunikasi atau rembukan sudah clear per individu bukan paguyuban pedagang.
Seperti diketahui, para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma menggelar aksi selama tiga hari mulai Jumat (12/7) hingga Minggu (14/7) untuk menyuarakan tuntutan mereka.
"Kita sudah bicara bahwa di situ (TM 2) hanya dua tahun. Sudah tahu lah," jelas Sultan saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Senin (15/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi saya tidak mengenal koperasi Tri Dharma. Kontraknya sama Pemda kan individual, kita rembukannya juga sama individual, bukan pada koperasi," sambungnya.
Sultan menyadari memang ada paguyuban pedagang yang ada saat masih berdagang di selasar Malioboro. Namun saat relokasi, bahkan sejak relokasi jilid 1, komunikasi atau kontrak dilakukan per individu pedagang bukan atas nama kelompok.
"Koperasi itu kan PKL yang ada di sana (selasar) begitu masuk situ (TM2) kan individual. Nggak ada organisasi. Jadi yang ngontrak individual, biar pun mungkin anggota Tri Dharma," ungkap Sultan.
Sultan menyebut komunikasi secara individu ini dilakukan karena pedagang yang menghuni Teras Malioboro 2 ini tidak seluruhnya anggota Tri Dharma. Hal yang sama juga dilakukan pada Teras Malioboro 1.
"Kalau individualnya sudah berproses, sudah rembugan. Dari rencana pindah ke belakang Ramayana sudah bicara. Wong sudah mau dikerjakan, naik tahun 2025," terang Sultan.
Senada dengan Sultan, Plh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan menjelaskan kontrak dilakukan secara individu per pedagang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pendataan.
"Kalau untuk kontrak ke depannya itu by person, by pedagang biar kita bisa tahu penguncinya itu NIK yang bersangkutan. Nanti ketahui siapa saja," jelas Wisnu saat ditemui wartawan di kantornya, hari ini.
Relokasi jilid 2 Teras Malioboro 2 bakal berada di dua lokasi, yakni di Ketandan atau belakang Ramayana, serta Beskalan atau di utara Teras Malioboro 1. Wisnu mengungkapkan pembangunan fisik dua lokasi tersebut direncanakan selesai akhir tahun ini.
"Eksekusi pemindahan rencananya 2025. Nanti kita akan berdiskusi kembali dengan pemerintah kota untuk hal itu. Anggaran fisik Rp 43 plus 26 (Miliar), total Rp69 Miliar. Rp 43 Miliar yang Ketandan, Ketandan lebih besar," paparnya.
"Harus diakui untuk mencari lahan yang agak besar di kawasan Malioboro bukan pekerjaan mudah," pungkas Wisnu.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa