Apakah Boleh Minum Kopi Setelah Mengonsumsi Obat? Ini Penjelasannya

Apakah Boleh Minum Kopi Setelah Mengonsumsi Obat? Ini Penjelasannya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Jumat, 05 Jul 2024 11:03 WIB
Minum Kopi Hitam di Pagi Hari Bisa Bantu Turunkan Berat Badan
Ilustrasi minum kopi Foto: Ilustrasi iStock
Jogja -

Bagi sebagian orang, kopi adalah minuman wajib untuk memulai hari. Kandungan kafeinnya memberikan efek stimulan yang membantu meningkatkan fokus dan energi. Namun, bagaimana jika sedang dalam kondisi pengobatan, apakah boleh minum kopi setelah minum obat?

Pertanyaan ini sering kali muncul dan menimbulkan kebingungan. Pasalnya, kafein yang terkandung di dalam kopi juga terdapat dalam beberapa obat-obatan. Dikutip dari publikasi berjudul Acetaminophen/Aspirin/Caffeine oleh Ibrahim W Altabakhi dan Patrick M Zito, kafein kerap digunakan pada obat sakit kepala.

Sebelum memutuskan untuk minum kopi setelah mengonsumsi obat, sebaiknya simak penjelasan lengkap yang dirangkum dari laman WebMD dan Health berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah Boleh Minum Kopi Setelah Minum Obat?

Minum kopi setelah minum obat sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, beberapa obat dapat berinteraksi dengan kafein, yaitu salah satu senyawa kimia yang terkandung di dalam kopi.

Konsumsi kafein dapat merangsang tubuh. Secara tidak langsung, kafein memengaruhi cara tubuh memecah dan menyerap obat-obatan.

ADVERTISEMENT

Jika ingin minum kopi, sebaiknya atur waktu agar tidak bersamaan atau terlalu berdekatan dengan jadwal konsumsi obat. Tujuannya adalah menghindari interaksi yang merugikan. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter jika ingin tetap mengonsumsi kopi selama periode pengobatan medis.

Obat-Obatan yang Berinteraksi dengan Kafein

Tidak semua obat-obatan berinteraksi dengan kafein. Namun terdapat beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan atau berdekatan dengan waktu minum kopi. Mari simak daftarnya di bawah ini.

1. Obat Tiroid

Kafein dapat mengurangi penyerapan obat seperti levothyroxine, yang mengurangi efektivitas pengobatan hipotiroidisme. Ini bisa meningkatkan gejala seperti penambahan berat badan dan rambut rontok.

2. Obat Alergi dan Flu

Minum kafein bersama obat alergi atau flu dapat meningkatkan gejala seperti gelisah dan kesulitan tidur. Kafein juga dapat mengurangi penyerapan beberapa obat, memengaruhi keefektifannya.

3. Obat Diabetes

Kafein dapat meningkatkan kadar gula darah dan mengganggu pengaturan obat diabetes, sehingga meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang.

4. Obat Alzheimer

Konsumsi kafein dapat memengaruhi perlindungan obat Alzheimer terhadap neurotransmitter acetylcholine, yang dapat memengaruhi fungsi kognitif.

5. Obat Asma

Kafein dapat meningkatkan risiko efek samping bronkodilator seperti sakit kepala dan gelisah. Selain itu, konsumsi kafein juga mengurangi penyerapan obat yang diperlukan untuk mengatasi serangan asma.

6. Obat Osteoporosis

Efektivitas obat seperti risedronate yang digunakan untuk mengobati osteoporosis menurun jika dibarengi dengan konsumsi kafein. Akibatnya, risiko patah tulang pada pasien akan meningkat.

7. Antidepresan

Beberapa obat antidepresan dapat memiliki metabolisme yang berubah jika dikonsumsi bersamaan dengan kafein. Hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya efek samping seperti sulit tidur dan ketegangan jantung.

8. Obat Antipsikotik

Kafein dapat mengurangi penyerapan obat antipsikotik yang digunakan untuk mengobati gangguan mental serius seperti skizofrenia. Artinya, konsumsi kafein akan mengurangi efektivitas pengobatan antipsikotik.

9. Obat Hipertensi

Efektivitas obat pengatur tekanan darah akan menurun jika terdapat kafein dalam darah. Pasalnya, penyerapan obat seperti propranolol akan berkurang.

10. Melatonin

Melatonin merupakan hormon yang membantu tubuh dalam proses tidur. Jika sedang mengonsumsi obat melatonin, minum kopi yang mengandung kafein akan menghambat kinerja obat tersebut karena efeknya yang bertolak belakang.

Jadi, minum kopi setelah minum obat sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan menghambat kinerja obat itu sendiri. Semoga penjelasan di atas bermanfaat, Dab!




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads