Prosesi Ganti Dwaja Kadipaten Pakualaman kali ini istimewa. Bertepatan dengan Peringatan Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212. Pergantian prajurit atau bregada jaga ini dari Bregada Lombok Abang ke Bregada Plangkir.
Penghageng Urusan Kapanitran Kadipaten Pakualaman, KRT Projo Anggono menuturkan prosesi ini adalah salah satu tradisi. Ganti Dwaja biasanya berlangsung sesuai hari weton lahir Adipati yang bertakhta. Dalam prosesi ini, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri Paduka Paku Alam X lahir Sabtu Kliwon.
"Maknanya adalah sebuah penghargaan yang diberikan ke Adipati Kadipaten Pakualaman setiap pada hari weton, yaitu Kanjeng Gusti (KGPAA Paku Alam) ke-10 pada hari Sabtu Kliwon," jelasnya saat ditemui di Pura Kadipaten Pakualaman, Sabtu (22/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prosesi Ganti Dwaja, lanjutnya, berlangsung setiap 35 hari sekali. Melibatkan dua bregada atau prajurit yang dimiliki Kadipaten Pakualaman. Untuk kali ini dari Bregada Lombok Abang ke Bregada Plangkir yang akan berjaga selama 35 hari ke depan.
"Pergantian pasukan jaga ini ditandai dengan menyerahkan Pataka. Jadi karena besok yang jaga Plangkir maka Pataka milik Lombok Abang diturunkan lalu berganti Pataka milik Plangkir," katanya.
Acara dilanjutkan dengan parade mubeng beteng atau mengelilingi tembok luar Pakualaman. Prosesi ini melibatkan dua bregada milik Kadipaten Pakualaman. Sebelumnya, mubeng beteng diawali dengan keluarnya manggalayudha prajurit atau komandan pasukan.
![]() |
Usai melakukan defile pasukan, kedua bregada bergerak keluar. Berjalan dari regol, bregada belok kiri arah jalan Harjono menuju Jalan Purwanggan. Berlanjut ke Jalan Harjowinatan dan Jalan Masjid Pakualaman. Lalu kembali masuk Pura Pakualaman.
"Sudah tradisi sejak dulu, setiap weton Adipati yang berkuasa, kelahiran njumeneng dilakukan sebuah upacara. Bregada sejak dulu 2, terus kita lestarikan," ujarnya.
Terkait Hadeging Kadipaten Pakualaman, KRT Projo Anggono menuturkan tahun ini memasuki peringatan 212 tahun. Beragam kegiatan telah mengiringi menuju puncak peringatan. Di antaranya bakti sosial di kawasan Kulon Progo hingga beragam acara seni budaya di Alun-Alun Sewandanan Pakualaman.
KRT Projo Anggono memastikan bahwa Kadipaten Pakualaman berkomitmen dalam melestarikan Kerajaan Nusantara. Terlebih kerajaan-kerajaan di seantero Indonesia ini berperan memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
"Tentunya suatu bentuk dari aktivitas dilakukan pelestarian budaya. Kadipaten Pakualaman juga tidak terlepas dari Mataram Kasultanan dan tentu akan terus menjadi satu kesatuan," katanya.
Prosesi Ganti Dwaja mencuri perhatian masyarakat. Terbukti dengan antusiasme warga yang menonton di Alun Alun Sewandanan hingga Regol Kadipaten Pakualaman. Beberapa bahkan terlihat mengabadikan dengan gawai masing-masing.
Momentum Ganti Dwaja kali ini semakin lengkap dengan hadirnya atraksi budaya tradisi di Alun-Alun Sewandanan. Masih ditambah dengan Pasar Sewandanan yang menyajikan jajanan lawasan. Berupa beragam kuliner tempo dulu.
"Pergantian Dwaja kali ini memang istimewa karena bertepatan dengan Hadeging Kadipaten Pakualaman Ke-212. Lalu masih ada Pasar Sewandanan yang berlangsung hingga besok Minggu (23/6)," ujar Koodinator Seni Budaya Kadipaten Pakualaman RM Donny Surya Megananda.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas