Bikin Penasaran, Cerita di Balik Pos Unik Peninggalan Belanda di Godean

Dwi Agus - detikJogja
Kamis, 20 Jun 2024 18:01 WIB
Pos jaga peninggalan kolonial Belanda yang tersebar di sejumlah wilayah di Kapanewon Godean, Sleman, Kamis (20/6/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja.
Sleman -

Kawasan Kapanewon Godean, Sleman, memiliki bangunan zaman kolonial Hindia Belanda. Salah satu yang masih terjaga adalah keberadaan pos jaga yang tersebar di sejumlah kalurahan. Seluruhnya memiliki ciri bangunan identik yakni berbentuk kotak dengan dinding tebal dan peneduh genteng tanah liat.

Berdasarkan pantauan detikJogja, bangunan-bangunan pos jaga ini masih terjaga bentuk fisiknya. Terutama yang berada di Kalurahan Sidoagung dan Kalurahan Sidoluhur. Setidaknya lima bangunan yang ditemui di sepanjang Jalan Godean, Mertosuran, dan utara Pasar Godean.

"Setahu saya tidak hanya di sini, yang saya tahu di Dusun Senoboyo ada satu dekat SMKN 2 Godean, lalu di jalan Godean timur Pasar Godean itu ada satu. Lalu di Kalurahan Sidoluhur selatan Pasar Godean itu juga ada di pinggir jalan," jelas Ketua RT 02, RW 09, Senoboyo, Sidoagung, Godean, Rosiadi (43) saat ditemui di rumahnya, Kamis (20/6/2024).

Dari cerita para orang tua terdahulu, Rosiadi mengetahui bangunan peninggalan kolonial ini adalah pos jaga. Fungsinya untuk berjaga dan bernaung para serdadu Belanda. Berdasarkan cerita yang sama, kawasan tempat tinggalnya adalah daerah perlawanan pejuang kemerdekaan Indonesia.

"Dari yang saya baca dari literasi memang wilayah Godean memang terjadi pertempuran, jadi zona perang. Daerah perlawanan dulu sepertinya makanya di sepanjang jalur ini ada pos jaga," katanya.

Pos jaga peninggalan kolonial Belanda yang tersebar di sejumlah wilayah di Kapanewon Godean, Sleman, Kamis (20/6/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Berdasarkan pantauan detikJogja, sejumlah pos jaga ini masih terawat. Terutama untuk konstruksi dinding masih kokoh. Sementara untuk peneduh, beberapa genting pos jaga sudah rusak.

Untuk pos jaga di dekat SMKN 2 Godean masih terawat dan catnya terbilang baru. Lalu pos di timur Pasar Godean digunakan berjualan koran. Kondisi cat pos jaga ini sudah luntur dan terlihat konstruksi dinding asli.

"Kalau yang dekat rumah ini dulu dipakai untuk ronda malam, tapi sekarang ya tidak difungsikan. Nah kalau yang timur Pasar Godean itu malah dipakai jualan koran, jadi ya masih terjamah," ujarnya.

Beralih ke sisi selatan, ada satu pos berdiri di simpang tiga Dusun Mertosuran, Sidoluhur. Pos ini sudah beralih menjadi pos ronda dengan cat berwarna biru. Sisi timur dari simpang tiga ini ada satu pos yang dicat warna merah dan putih.

Beralih ke selatan simpang tiga ada satu pos berdiri. Dari tampilan fisik, kondisi pos jaga ini sedikit tak terawat. Terlihat dari kerusakan pada atap genteng yang tak utuh. Letak pos ini juga tak dekat permukiman warga karena berada di area persawahan.

"Kalau di dinding-dinding pos ada tulisan tahun 1975 dan tahun lainnya, itu bukan tahun dibangun. Saya lahir 1979, pos-pos jaga itu sudah ada dan kata orang tua memang peninggalan kolonial," ujarnya.

Pos jaga peninggalan kolonial Belanda yang tersebar di sejumlah wilayah di Kapanewon Godean, Sleman, Kamis (20/6/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Berfungsi Sebagai Pos Jaga Perkebunan Tebu

Berdasarkan buku terbitan Kundha Kabudayan Sleman berjudul Yang Tersisa Dari Pabrik Gula di Wilayah Sleman yang ditulis oleh Achmad Sofyan, disebutkan kawasan Godean dulunya ada perkebunan tebu. Ada pula Pabrik Gula Klatjie yang terletak di Kalurahan Sidoagung.

Dalam buku tersebut dituliskan bahwa Pabrik Gula Klatjie beroperasi pada tahun 1886. Kala itu beroperasi sebagai pabrik indigo planter atau pewarna pakaian alami. Disebutkan pula bahwa pemilik Pabrik Klatjie bernama Erven Hampenius.

"Berdasarkan buku ini, produksi Pabrik Gula Klatjie mencapai puncaknya pada medio 1903 hingga 1905. Pada medio tahun tersebut hasil produksi pabrik Klatjie terus meningkat," kata Kasi Sejarah Kundha Kabudayan Sleman Mei Hartini.

Di satu sisi untuk bangunan pos jaga justru belum terdapat kajian dan datanya. Namun terdapat korelasi dengan keberadaan perkebunan tebu dan pabrik gula. Kaitannya adalah diduga berfungsi sebagai pengawasan ladang tebu.

Kondisi ini dimungkinkan karena kala itu situasi kawasan Godean belum kondusif. Sehingga rawan terjadi pencurian bahkan pembakaran ladang tebu. Hingga mendekati puncaknya saat terjadi konflik Agresi Militer Belanda II 1948.

"Pabrik gula ini sempat mengalami pergantian manajemen. Perkembangan Pabrik Gula Klatjie memasuki babak baru pada saat kepemilikan pabrik diambil alih oleh Cultuurmaatschappij yang berlokasi di Amsterdam pada tahun 1910. Pengambilalihan pabrik Klatjie berlangsung sampai akhir tahun 1940," ujarnya.



Simak Video "Video: Tampang 'Mas-mas Pelayaran' yang Bentak Driver di Godean"

(apl/apu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork