Saat periode keberangkatan haji, banyak orang mendoakan para jemaaah haji agar menjadi haji yang mabrur. Apa maksudnya? Berikut ciri-ciri hingga hadits tentang haji mabrur.
Haji merupakan satu dari lima pilar berdirinya agama Islam. Dikutip dari buku Haji, Umrah, dan Ziarah Menurut Kitab dan Sunnah oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Rasulullah SAW bersabda:
بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان وحج بيت الله الحرام
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Islam itu didirikan atas lima pilar, yakni kesaksian bahwa tiada Tuhan (Yang Hak disembah) kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah." (HR Bukhari dan Muslim).
Lebih lanjut, haji secara bahasa artinya pergi menuju suatu tempat sebagaimana tertulis dalam buku Panduan Ibadah Haji oleh Abu Ubaidah Yusuf. Sementara itu, dari segi istilah, haji adalah melaksanakan ibadah untuk Allah SWT dengan bepergian menuju Baitullah al-Haram di Mekkah dalam rangka melakukan ibadah-ibadah tertentu sesuai ajaran Rasulullah.
Setiap jemaah haji menginginkan hajinya mabrur agar perjuangan dan usahanya tidak sia-sia. Apa itu haji mabrur? Simak pengertian sampai hadits mengenainya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini!
Pengertian Haji Mabrur
Diambil dari laman resmi Kementerian Agama, secara bahasa, mabrur adalah isim maf'ul dari kata al-birru. Al-birru itu sendiri artinya adalah kebajikan atau kebajikan. Alhasil, haji mabrur artinya haji yang memiliki kebaikan dan kebajikan.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa haji mabrur artinya diterima dan dibalas dengan al birr (kebaikan) berupa pahala. Buktinya, seorang yang telah berhaji dan mabrur akan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya serta tidak bermaksiat.
Ada juga pendapat yang menyatakan haji mabrur adalah haji tanpa riya. Pun haji mabrur dapat diartikan pula sebagai haji tanpa iringan kemaksiatan sebagaimana penjelasan dalam situs NU Online.
Imam Al-Qurthubi memberikan kesimpulan dalam kitabnya, Syahrus Suyuthi li Sunan An-Nasa'i sebagai berikut:
ad قَالَ الْقُرْطُبِيُّ : الْأَقْوَالُ الَّتِي ذُكِرَتْ فِي تَفْسِيرِهِ مُتَقَارِبَةٌ وَأَنَّهُ الْحَجُّ الَّذِي وُفَّتْ أَحْكَامُه وَوَقَعَ مَوْقِعًا لِمَا طُلِبَ مِنْ الْمُكَلَّف عَلَى وَجْهِ الْأَكْمَلِ
Artinya: "Al-Qurthubi berkata, 'Bahwa pelbagai pendapat tentang penjelasan haji mabrur yang telah dikemukakan itu saling berdekatan. Kesimpulannya haji mabrur adalah haji yang dipenuhi seluruh ketentuannya dan dijalankan dengan sesempurna mungkin oleh pelakunya (mukallaf) sebagaimana yang dituntut darinya."
Ciri Haji Mabrur
Masih mengutip laman Kementerian Agama, ada tiga ciri ataupun tanda haji seseorang mabrur. Berikut ini uraian ringkasnya:
1. Meningkatnya Kualitas Ibadah
Sepulang menunaikan haji, ciri seseorang yang hajinya mabrur adalah kualitas ibadahnya meningkat. Yang semula sering bolong, kini tidak lagi. Ia juga akan lebih banyak mengerjakan amalan-amalan sunnah dan menjauhi hal-hal maksiat.
2. Meningkatnya Kualitas Hubungan Sosial
Saat menjalankan ibadah haji, seorang muslim dilarang untuk melakukan perbuatan rafats (perilaku tidak senonoh/cabul), fusuq (melanggar norma moral/etika), dan jidal (berdebat atau bertengkar). Kebiasaan menjaga diri dari tiga hal ini akan membuat hubungan sosial seseorang meningkat kualitasnya.
3. Merasa Empati terhadap Orang Lain
Di antara yang termasuk dalam kategori ini adalah menebarkan kedamaian (afyussalam), memberi makan orang yang membutuhkan (ath-imuth-tha'am), dan menyambung tali kekerabatan (washilul arham).
Hadits tentang Haji Mabrur
Berdasar uraian dalam situs resmi Muhammadiyah, salah satu hadits yang berbicara tentang haji mabrur adalah:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya, maula Abu Bakar bin 'Abdur Rahman dari Abu Shalih As-Samman dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Umrah ke 'umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga." (HR Bukhari no 1650, Muslim no 2403, Tirmidzi no 855, Ibnu Majah no 2879, dan an-Nasa'i no 2582).
Keterangan serupa juga termaktub dalam hadits shahih berikut:
ابِعُوا بَيْنَ الْحَجَ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابُ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: "Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak, dan tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR Tirmidzi no 810).
Dilansir detikHikmah, hadits berikutnya mengenai haji mabrur diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan redaksi:
وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عَنْهَا قَالَتْ قُلْتُ يا رَسُولَ الله نَرى الجِهَادَ أَفضَلَ العملِ أَفَلا نُجَاهِدُ ؟ فَقَالَ لَكِنْ أَفْضَلُ الجِهَادِ حَج مبرور رواه البخاري
Artinya: "Dari Aisyah RA, ia berkata kepada Nabi SAW, 'Ya Rasulullah, kita mengetahui bahwa jihad adalah seutama-utama amalan. Maka dari itu, apakah kita (kaum wanita) tidak baik mengikuti jihad?' Beliau menjawab, 'Bagi engkau semua kaum wanita, maka sebaik-baiknya jihad ialah mengerjakan haji yang mabrur." (HR Bukhari)
Demikian penjelasan lengkap seputar haji mabrur, mulai dari pengertian sampai haditsnya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(par/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030