4 Fakta Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Dikeroyok Gerombolan Berseragam

Round-Up

4 Fakta Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Dikeroyok Gerombolan Berseragam

Tim detikJogja - detikJogja
Sabtu, 01 Jun 2024 07:00 WIB
Satpam SMP N 1 Kasihan, Wahyu Dito Ananda Putra (20) korban pengeroyokan pelajar, Jumat (31/5/2024).
Satpam SMP N 1 Kasihan, Wahyu Dito Ananda Putra (20) korban pengeroyokan pelajar, Jumat (31/5/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jogja -

Wahyu Dito Ananda Putra (20), seorang satpam di SMPN 1 Kasihan, Bantul, harus mendapat perawatan karena menjadi korban pengeroyokan kelompok berseragam. Bahkan, ia terkena sabetan gesper dari salah satu pelaku.

Baru satu orang yang diamankan dalam insiden Kamis (30/5) itu. Polisi kini tengah memburu keempat pelaku lainnya.

Berikut sejumlah fakta yang detikJogja rangkum terkait insiden pengeroyokan di SMPN 1 Kasihan Bantul itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Berawal Suara Lemparan-Gerbang Dipukul

Wahyu mengungkapkan, penyiksaan yang dia alami berawal saat dirinya berada di pos satpam. Memasuki pukul 12.30 WIB Kamis, dia mendengar ada yang melempar dari luar gerbang sekolah.

"Saat itu saya berada di pos satpam. Terus saya dengar suara lemparan dari luar dan ada yang mukul-mukul gerbang depan," kata Wahyu kepada detikJogja di SMPN 1 Kasihan, Jumat (31/5/2024).

ADVERTISEMENT

Wahyu langsung keluar untuk mengecek asal keributan tersebut. Tiba-tiba, ada yang berusaha untuk masuk sekolah.

"Ada kejadian itu saya otomatis keluar. Nah, yang dari luar tiba-tiba mau masuk langsung saya halau dan saya tarik salah satu dari mereka," ucapnya.

2. Kena Gebuk Gesper

Wahyu menerangkan, kelompok yang datang berjumlah sekitar 30 orang dan mengenakan seragam sekolah. Saat berhasil menarik salah satu dari kelompok penyerang, terjadi aksi tarik-menarik antara dirinya dan gerombolan tersebut.

"Sudah saya tarik satu lalu ditarik sama temannya dan saya tarik lagi. Nah, di situ malah saya kena gebuk gesper salah satu dari mereka," ucapnya.

Tidak hanya itu, Wahyu mengaku ada beberapa orang yang ikut menyerangnya. Wahyu masih ingat senjata apa saja yang mengenai tubuhnya.

"Keroyokan saat itu dan saya sendirian. Seingat saya saat itu alat mereka dua gesper dan satu batang besi panjangnya sekitar 50 cm. Itu yang mengenai saya," ujarnya.

Polisi saat mengamankan satu gesper yang digunakan satu darirombongan pelajar menyerang salah satu SMP Negeri di Kasihan, Bantul.Polisi saat mengamankan satu gesper yang digunakan satu darirombongan pelajar menyerang salah satu SMP Negeri di Kasihan, Bantul. Foto: Dok Polres Bantul

3. Dirawat 3 Jam di PKU Muhammadiyah Gamping

Wahyu tidak sempat membalas aksi keroyokan yang dilakukan gerombolan tersebut. Sebabnya, ia menderita sejumlah luka, salah satunya di kepala.

"Saya tidak membalas saat dikeroyok, saya hanya menarik salah satu untuk diamankan. Habis itu massa datang karena kebetulan di dekat sini ada yang mantu (menggelar acara pernikahan) dan mereka kabur. Lalu ketangkap satu itu," katanya.

"Saya tidak ikut mengejar karena sudah banyak darah yang keluar istilahnya seperti raup gethih (raup darah) karena darah mengalir terus. Terus saya dibawa ke PKU Muhammadiyah Gamping," imbuhnya.

Dirinya menerima perawatan selama 3 jam di PKU Muhammadiyah Gamping. Setelah itu, Wahyu diperbolehkan rawat jalan.

"Sudah baikan, luka ya ini di bagian kepala depan dan belakang, terus goresan di lengan kiri sama memar bekas digebuk di bagian punggung," ucapnya sembari menunjukkan luka akibat pengeroyokan pada dirinya.

4. Polisi Buru 4 Pelaku

Terpisah, Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry menyatakan kepolisian memeriksa satu pelaku yang diamankan Kamis. Dia diketahui berinisial AAA (15) dan merupakan warga Mlati, Sleman.

Dari pemeriksaan, polisi mengetahui jika kelompok yang datang ke SMPN 1 Kasihan Bantul mencapai 20 orang. Namun, tidak semuanya menyerang Wahyu.

"Dari keterangan yang melakukan penyerangan terhadap satpam ada empat orang. Tapi dari pengakuan pelaku tidak mengenal semua yang terlibat dalam penyerangan di sekolah kemarin," kata Jeffry kepada wartawan, Jumat (31/5/2024).

Para pelaku tersebut kini diburu polisi. Mereka pun diminta segera menyerahkan diri karena polisi sudah mengantongi identitasnya.

"Sampai saat ini polisi masih mencari pelaku lainnya. Dimohon keluarga dan sekolah juga membantu menyerahkan putranya yang terlibat dalam penyerangan sekolah di Kasihan guna dimintai keterangan," imbuhnya.




(apu/apu)

Hide Ads