Kesaksian Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Dikeroyok Kelompok Berseragam

Kesaksian Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Dikeroyok Kelompok Berseragam

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Jumat, 31 Mei 2024 16:51 WIB
Satpam SMP N 1 Kasihan, Wahyu Dito Ananda Putra (20) korban pengeroyokan pelajar, Jumat (31/5/2024).
Satpam SMPN 1 Kasihan, Bantul, Wahyu Dito Ananda Putra (20) korban pengeroyokan rombongan berseragam, saat ditemui pada Jumat (31/5/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul - Satpam SMP Negeri (SMPN) 1 Kasihan, Bantul, Wahyu Dito Ananda Putra (20) menjadi korban penyerangan sekelompok berseragam sekolah pada Kamis (30/5). Ia menceritakan kejadian yang dialaminya itu.

Wahyu mengatakan sebelum kejadian dirinya berada di dalam pos satpam. Memasuki pukul 12.30 WIB, Wahyu mendengar ada suara lemparan dari luar gerbang sekolah.

"Saat itu saya berada di pos satpam. Terus saya dengar suara lemparan dari luar dan ada yang mukul-mukul gerbang depan," kata Wahyu kepada detikJogja di SMPN 1 Kasihan, Jumat (31/5/2024).

Mendapati hal tersebut, ia langsung berinisiatif untuk keluar dari pos satpam dan memastikan apa yang terjadi.

"Ada kejadian itu saya otomatis keluar. Nah, yang dari luar tiba-tiba mau masuk langsung saya halau dan saya tarik salah satu dari mereka," ucapnya.

Satpam SMP N 1 Kasihan, Wahyu Dito Ananda Putra (20) korban pengeroyokan pelajar, Jumat (31/5/2024).Satpam SMPN 1 Kasihan, Wahyu Dito Ananda Putra (20) korban pengeroyokan, saat ditemui pada Jumat (31/5/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Wahyu menyebut jika kelompok itu berjumlah sekitar 30 orang dan mengenakan seragam sekolah. Setelah berhasil mengamankan satu orang dari kelompok itu, terjadi aksi saling tarik.

"Sudah saya tarik satu lalu ditarik sama temannya dan saya tarik lagi. Nah, di situ malah saya kena gebuk gesper salah satu dari mereka," ucapnya.

Tidak hanya itu, Wahyu mengaku ada beberapa orang yang ikut menyerangnya. Wahyu masih ingat senjata apa saja yang mengenai tubuhnya.

"Keroyokan saat itu dan saya sendirian. Seingat saya saat itu alat mereka dua gesper dan satu batang besi panjangnya sekitar 50 cm. Itu yang mengenai saya," ujarnya.

Wahyu tidak sempat membalas aksi keroyokan kelompok tersebut. Akibat pengeroyokan itu, ia mengalami sejumlah luka di antaranya di kepala.

"Saya tidak membalas saat dikeroyok, saya hanya menarik salah satu untuk diamankan. Habis itu massa datang karena kebetulan di dekat sini ada yang mantu (menggelar acara pernikahan) dan mereka kabur. Lalu ketangkap satu itu," katanya.

"Saya tidak ikut mengejar karena sudah banyak darah yang keluar istilahnya seperti raup gethih (raup darah) karena darah mengalir terus. Terus saya dibawa ke PKU Muhammadiyah Gamping," imbuhnya.

Sesampainya di PKU Muhammadiyah Gamping, Wahyu mendapatkan perawatan selama tiga jam dan kemudian rawat jalan.

"Sudah baikan, luka ya ini di bagian kepala depan dan belakang, terus goresan di lengan kiri sama memar bekas digebuk di bagian punggung," ucapnya sembari menunjukkan luka akibat pengeroyokan pada dirinya.

Wahyu menambahkan, ia mendapat informasi bahwa kelompok penyerang tersebut diduga pelajar yang merayakan kelulusan SMP.


(apl/apl)

Hide Ads