Kenalkan Si Gumi Maskot Pilkada Gunungkidul 2024! Ini Maknanya

Kenalkan Si Gumi Maskot Pilkada Gunungkidul 2024! Ini Maknanya

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Minggu, 26 Mei 2024 15:14 WIB
Maskot Pilkada Gunungkidul 2024, Si Gumi.
Maskot Pilkada Gunungkidul 2024, Si Gumi. (Foto: dok KPU Gunungkidul)
Gunungkidul -

KPU Gunungkidul meluncurkan Si Gumi, maskot Pilkada 2024, berbentuk seekor walet. Ikon tersebut terinspirasi dari logo Pemkab Gunungkidul. Apa maknanya?

Ketua KPU Gunungkidul, Asih Nuryanti, mengatakan Si Gumi merupakan akronim dari aspirasi Gunungkidul Memilih. Asih menyebutkan maskot tersebut berbentuk seekor burung walet yang terinspirasi dari walet di logo Pemkab Gunungkidul.

"Si Gumi itu inspirasi dari walet yang ada di logonya Pemda," jelas Asih kepada detikJogja saat ditemui di kantor Pemkab Gunungkidul, Minggu (26/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asih menjelaskan walet memiliki filosofinya sendiri. Dia mengatakan walet merupakan binatang yang dapat bertahan pada situasi yang sulit sekali pun.

"Dia itu binatang yang bisa bertahan di situasi yang sulit," katanya.

ADVERTISEMENT
Ketua KPU Gunungkidul, Asih Nuryanti, saat mengenakan kaus dengan slogan Pilkada Gunugkidul 2024, memetri demokrasi, lurus, leres, laras, Minggu (26/5/2024).Ketua KPU Gunungkidul, Asih Nuryanti, mengenakan kaus dengan slogan Pilkada Gunugkidul 2024, memetri demokrasi, lurus, leres, laras, Minggu (26/5/2024). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja

Asih menuturkan hal itu selaras dengan slogan Pilkada Gunungkidul tahun 2024, memetri demokrasi, lurus, leres, ldan aras. Maskot tersebut juga menyimpan makna integritas dan profesionalitas.

"(Terdapat makna) Integritas, profesionalitas, dan itu semuanya. Misalnya pemilih dihadapkan dengan situasi yang sulit, harus memilih sesuai hati nurani," jelasnya.

Slogan Pilkada Gunungkidul itu berlaku terhadap seluruh lapisan elemen, mulai dari KPU, pemerintahan hingga masyarakat. Dia berharap pada Pilkada Gunungkidul 2024 semua elemen bisa menjaga berlangsungnya pemilihan yang jujur dan adil.

"Semua pihak punya situasi sulit, peserta pemilu misalnya kampanye dengan memetri demokrasi dengan cara lurus, leres, laras, maka tentu pilihannya adalah kampanye dengan cara yang baik," ujarnya.

Pembuatan maskot tersebut, kata Asih, menghabiskan waktu sekitar sebulan lamanya. Meski begitu, munculnya ide maskot berbentuk walet dinilai cepat.

"Sekitar satu bulan (proses pembuatan maskot), kalau idenya cepat. Dalam menemukan bentuk utuhnya satu bulan. Para komisioner KPU yang membahas," pungkasnya.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads