Titip doa pada orang yang berangkat haji lumrah dijumpai di Indonesia. Pertanyaannya, apakah hal ini diperbolehkan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, haji adalah rukun islam kelima (kewajiban ibadah) yang harus dilakukan oleh orang Islam yang mampu dengan berziarah ke Ka'bah pada bulan haji (Dzulhijjah) dan mengerjakan amalan haji, seperti ihram, tawaf, sa'i, dan wukuf di Padang Arafah.
Sementara itu, dalam buku Fiqih Muyassar terjemahan Fathul Mujib, dijelaskan bahwa haji secara bahasa artinya menuju atau menyengaja. Sedangkan dari sisi istilah, haji adalah beribadah kepada Allah dengan melakukan manasik di tempat khusus pada waktu tertentu sesuai dengan tuntunan yang ada dalam sunnah Rasulullah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai mengetahui pengertian singkat tentang haji, mari menyelam lebih jauh tentang boleh tidaknya menitipkan doa pada orang yang berangkat haji.
Bolehkah Titip Doa pada Orang yang Berhaji?
Berdasar uraian dalam buku Agar Do'a Anda Mustajab karya Azhari Ahmad Mahmud, hari Arafah dan tempat-tempat haji adalah waktu dan tempat mustajab untuk berdoa. Dalam hadits riwayat Tirmidzi nomor 3585, Rasulullah SAW bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
Artinya: "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah."
Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Syaikh Abu Bakr al-Ajurriy menyebut tradisi mengantar orang berangkat haji dan menitipkan doa adalah hal yang dianjurkan. Syaikh Ar-Ruhaibani dalam Mathalib Ulin Nuha berkata:
وذكر أبو بكر الآجري استحباب تشييع الحاج ووداعه ومسألته أن يدعو له ـ وشيع أحمد أمه بالحج
Artinya: "Syaikh Abu Bakr al-Ajurry menuturkan tentang kesunnahan mengantar orang haji dan menitipkan juga meminta untuk mendoakannya. Imam Ahmad pernah mengantar ibunya untuk haji."
Dekat dengan Kota Madinah, terletak sebuah tempat bernama Tsaniyyatul Wada'. Dahulu, para sahabat mengantar orang-orang yang hendak bepergian di tempat ini. Imam Ibnu Bathal dalam kitab Syarh Shahih Al-Bukhari menyebut:
انما سميت بذلك لأنهم كانوا يشيعون الحاج والغزاة اليها ويودعونهم عندها
Artinya: "Dinamakan Tsaniyyatul Wada' karena para sahabat mengantarkan orang yang berhaji dan berperang dan menitipkan kepada mereka (doa)."
Dengan beberapa argumen ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa hukumnya boleh menitipkan doa pada orang yang akan berangkat haji.
Dalil Bolehnya Titip Doa pada Orang yang Berangkat Haji
Supaya lebih yakin, detikers dapat melihat beberapa dalilnya di bawah ini yang dirangkum dari situs Kementerian Agama Musi Rawas Utara.
1. Surat Yusuf Ayat 97
Diambil dari Quran Kemenag, ini bunyi ayatnya:
قَالُوْا يٰٓاَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَآ اِنَّا كُنَّا خٰطِـِٕيْنَ
Artinya: "Mereka (anak-anak Ya'qub) berkata, 'Wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah."
2. Permintaan Seseorang kepada Nabi Muhammad SAW
Suatu ketika, Rasulullah sedang berkhutbah Jumat. Lalu, seorang masuk masjid dan meminta didoakan keadaan kampungnya yang sedang mengalami paceklik.
يَا رَسُول اللَّهِ هَلَكَتِ الأَمْوَال وَانْقَطَعَتِ السُّبُل فَادْعُ اللَّهُ يُغِيثُنَا . فَرَفَعَ رَسُول اللَّهِ يَدَيْهِ ، ثُمَّ قَال : اللَّهُمَّ أَغِثْنَا . اللَّهُمَّ أَغِثْنَا . اللَّهُمَّ أَغِثْنَا
Artinya: "Wahai Nabi harta kami hancur, jalan-jalan (rezeki) telah terputus. Berdoalah kepada Allah untuk menolong kami', kemudian Rasul SAW mengangkat tangannya dan berdoa, 'Ya Allah tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami." (HR Muslim)
3. Umar Meminta Doa dari Uwais Al-Qarni
Nama Uwais Al-Qarni tentu tidak lagi asing di telinga umat Islam. Karena kesalihannya, Nabi Muhammad sampai merekomendasikan Umar bin Khattab untuk meminta doa darinya. Dalam hadits riwayat Muslim, Umar bercerita:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «يَأْتِي عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أَمْدَادِ أَهْلِ الْيَمَنِ، .....لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ»
Artinya: "Umar berkata: 'Aku mendengar Rasul SAW bersabda: 'Akan datang nanti Uwais bin 'Amir bersama rombongan dari Yaman...Dia punya ibu yang ia sangat berbakti sekali kepada ibunya, kalau dia berdoa kepada Allah, pastilah Allah mengabulkannya, kalau kamu bisa memintakan ampun kepada Allah melalui dia, maka lakukanlah".
Ketika Uwais tiba, Umar pun meminta dimohonkan ampun kepada Allah melalui doanya.
4. Umar Meminta Izin Umrah
Suatu ketika, Umar bin Khattab meminta izin Nabi Muhammad SAW untuk pergi umrah. Rasulullah SAW menjawab, "Wahai saudaraku, sertakanlah kami dalam doa-doamu dan jangan lupakan kami." (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Nah, demikian penjelasan tentang boleh tidaknya titip doa pada orang yang berangkat haji. Wallahu a'lam bish-shawab. Semoga bermanfaat, ya!
(par/rih)
Komentar Terbanyak
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya