Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutus gugatan sengketa Pilpres 2024. Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memuji sikap kenegarawanan dari paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md usai putusan itu.
"Muhammadiyah, sebagai komponen bangsa yang bergerak di bidang pencerdasan, pencerahan keagamaan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa dalam berbagai aspek juga dikehendaki bahwa pertama kita menghargai sikap kenegararawan keempat tokoh tadi, Pak Ganjar, Anies, Mahfud, Muhaimin, sekaligus juga memberi harapan bagi masa depan bangsa bersama tokoh-tokoh lain untuk bersama-sama membangun Indonesia," kata Haedar ditemui wartawan di Fisipol UGM, Sleman, DIY, Selasa (23/4/2024).
Haedar menjelaskan, sikap kenegarawanan kedua paslon itu ditunjukkan setelah menyampaikan pernyataan menerima hasil putusan MK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pertama Pak Anies-Muhaimin dan Pak Ganjar-Mahfud kan sudah menyampaikan pernyataan menerima hasil MK sekaligus juga memberikan catatan-catatan kritis yang menunjukkan di satu pihak sikap kenegarawanan yang konstitusional karena MK adalah lembaga yang memutuskan final and binding," ucapnya.
Haedar mengatakan sikap kenegarawanan juga ditunjukkan dengan pemikiran kritis untuk kemajuan Indonesia ke depan. Baik menyangkut sistem hukum yang harus benar dalam hal merumuskannya, menegakkannya, dan juga sikap menerima keputusan hukum.
"Pak Anies juga sebagaimana Pak Ganjar-Mahfud memberi catatan kritis tentang masa depan konstitusi kita, yang masih punya harapan karena ada dissenting opinion. Tapi lebih dari itu bahwa membangun bangsa dan negara untuk yang baik disambung yang harus dilakukan perubahan-perubahan ini mendapatkan proses rekonstruksi di depan," urainya.
Lebih lanjut, berkaca dari peristiwa di MK, sebagai bentuk tanggung jawab bersama terhadap bangsa, Haedar meminta hal ini menjadi pembelajaran.
"Kita harus belajar dari pengalaman-pengalaman yang lalu bahwa demokrasi pemilu dan membangun sistem hukum itu memerlukan komitmen yang tinggi dari seluruh pihak dan institusi agar pascareformasi itu kita jujur membangun tiga komponen penting berbangsa dan bernegara tadi tentang usaha membawa Indonesia lebih baik," ujarnya.
Dia kemudian berpesan kepada penyelenggara negara agar terbuka pada proses perubahan kritik, sekaligus juga perbaikan.
"Karena sebuah bangsa yang sedang menuju pada kemajuan memang meniscayakan kita mengoreksi kelemahan dan kekurangan. Dan tidak boleh lagi ada pikiran-pikiran yang status quo yang kemudian bangsa ini mengalami stagnan," katanya.
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi