Sakramen Pengurapan Orang Sakit: Tata Cara, Syarat, Tujuan hingga Maknanya

Sakramen Pengurapan Orang Sakit: Tata Cara, Syarat, Tujuan hingga Maknanya

Yohanes Wibisono - detikJogja
Senin, 15 Apr 2024 13:00 WIB
Ilustrasi Rosario
Ilustrasi sakramen pengurapan orang sakit. Foto: website kas.or.id
Jogja -

Salah satu dari dua sakramen yang masuk ke dalam sakramen Penyembuhan yaitu sakramen Pengurapan Orang Sakit. Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini biasanya diberikan kepada orang yang sakit atau dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Secara etimologis, sakramen berasal dari kata dalam bahasa Yunani "Musterion" yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi dua kata yaitu "Mysterium" dan "Sacramentum". Sacramentum memiliki arti sebagai tanda dari keselamatan.

Mysterium memiliki arti tersembunyi. Ajaran Gereja Katolik pun mengartikan sakramen sebagai tanda atau simbol yang terlihat dari rahmat dan kehadiran Tuhan yang tidak terlihat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sakramen dalam Gereja Katolik juga dibagi menjadi 7 yang meliputi Sakramen Baptis, Ekaristi, Krisma, Tobat, Perkawinan, Imamat, dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Sakramen Pengurapan Orang Sakit atau biasa disebut dengan sakramen Pengurapan ditujukan kepada orang yang sakit dan kondisi kesehatan yang buruk supaya memperoleh kekuatan saat menanggung rasa sakitnya.

Mengutip laman Keuskupan Agung Jakarta, dengan menerima sakramen Pengurapan, Gereja menyerahkan orang yang sakit kepada kemurahan Tuhan, agar Tuhan menguatkan dan meluputkan segala dosanya. Selain itu, jika orang sakit yang menerima sakramen Pengurapan pernah atau telah melakukan dosa sebelumnya, maka dosanya akan diampuni.

ADVERTISEMENT

Sakramen Pengurapan ini diberikan melalui Imam dengan memberikan minyak suci pada dahi dan tangan orang yang sakit. Dikutip dari laman Gereja Katolik St. Yohanes Bosco, seseorang tidak hanya bisa menerima sakramen ini sekali saja ketika baru sakit melainkan bisa berkali-kali jika kondisi kesehatan yang makin memburuk.

Berikut ini tata cara upacara penerimaan Sakramen Orang Sakit menurut Puji Syukur hal.106.

Tata Cara Sakramen Pengurapan Orang Sakit

Tanda Salib

I: Semoga damai sejahtera dari Allah meliputi tempat ini dan semua yang tinggal di dalamnya.
U: Sekarang dan selama-lamanya.

Percikan Air Suci

I: Semoga air suci ini mengingatkan saudara akan Sakramen Baptis yang telah saudara terima dan mengingatkan pula akan Yesus Kristus yang telah menebus kita melalui sengsara, wafat, dan kebangkitanNya. Amin

Tobat

(kalau perlu dan bisa, si sakit dapat mengaku dosa)

Doa Pembukaan

Ya Bapa yang maha pengasih, kami berkumpul disini ikut merasakan penderitaan Saudara ... (sebutkan orang yang diurapi) kami berharap Engkau berkenan melepaskan kami dari beban hati ini dan memberikan ketenangan, ketabahan, serta keselamatan kepada saudara kami. Kami mohon dengan sangat, sudilah Engkau mendengarkan keluh kesah dan kerinduan hati kami semua. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Bacaan

(Mat 8: 5-8. 10.13; Yak 5: 14-16, atau yang sesuai) dilanjutkan Homili singkat.

Pengurapan

I: Semoga dengan pengurapan suci ini, Allah yang maha rahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus.
U: Amin
I: Semoga Ia membebaskan Saudara dari dosa, menganugerahkan keselamatan dan berkenan menabahkan hati Saudara.
U: Amin
I: Marilah berdoa, Ya Allah, hambaMu yang sedang terbaring sakit ini telah menerima Sakramen Pengurapan. Ia sangat mendambakan rahmatMu untuk keselamatan jiwa dan raganya. Tunjukkanlah kasih sayangMu dan tabahkanlah hatinya dengan RohMu. Semoga ia menjadi teladan kesabaran dan kebahagiaan oleh karena imannya yang teguh dan pengharapannya yang tak tergoncangkan. Semua ini kami mohonkan demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin

Bapa Kami ....

Syarat Menerima Sakramen Pengurapan

Dikutip dari laman Katedral Keuskupan Agung Medan, berikut merupakan syarat dan ketentuan dalam menerima sakramen Pengurapan:

  1. Pelayan sah dalam sakramen Pengurapan adalah Imam yang tidak dilarang hukum.
  2. Penerima sakramen Pengurapan adalah orang beriman katolik yang sakit, lanjut usia, mampu menggunakan akal budi, pernah meminta sakramen ini ketika kondisi sadar, dan mereka yang berada dalam bahaya mati.
  3. Sakramen ini dapat diterima berkali-kali jika penyakitnya semakin memburuk.
  4. (Jika memungkinkan) diharap untuk melakukan pengakuan dosa dan penerimaan komuni jika sebelum menerima sakramen Pengurapan.
  5. Tidak diperkenankan ketika menerima sakramen Pengurapan ketika orang yang sakit sudah sangat parah karena tidak dapat menghayati upacara ini dengan baik.

Tujuan dan Makna Menerima Sakramen Pengurapan

Sebagai Penghiburan dan Kekuatan Iman

Melalui penerimaan sakramen Pengurapan, orang yang sakit diharapkan menerima penghiburan dan kekuatan iman supaya bisa menanggung segala sakit yang dialami. Mengutip laman Gereja Santo Laurensius Alam Sutera, dengan menerima sakramen pengurapan, diharapkan orang yang sakit disembuhkan secara fisik dan spiritual.

Dengan kata lain melalui sakramen ini, diharapkan bisa menjadi obat rohani dan jasmani dari penerima sakramen Pengurapan supaya bisa cepat sembuh dari segala sakitnya.

Pengampunan Dosa Sebelum Menghadap Allah

Sebelum menerima sakramen Pengurapan, orang sakit yang akan menerima sakramen ini dianjurkan untuk menerima pengakuan dosa dan penerimaan komuni dari Imam jika masih kuat.

Dengan menerima pengampunan dosa, maka dosa yang diterima oleh orang sakit yang sudah menerima sakramen pengurapan akan diampuni. Selain itu, jika penerima sakramen ini di kemudian hari akan meninggal, ia layak untuk menghadap Allah.

Demikian penjelasan mengenai tata cara, syarat, tujuan, dan makna dari sakramen Pengurapan Orang Sakit. Semoga Bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Yohanes Wibisono peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dil/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads