Al-Quran adalah nama kitab suci umat Islam. Tahukah detikers bahwa Al-Quran ini tidak turun secara serta-merta, melainkan ada tahapan-tahapannya? Di bawah ini penjelasan seputar tiga tahap turunnya Al-Quran.
Menilik definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, Al-Quran adalah kitab suci umat Islam berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini turun untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup manusia.
Adapun untuk jumlah ayat Al-Quran, para ulama berbeda pendapat. Dikutip dari situs resmi Kementerian Agama, Indonesia sendiri mengikuti mazhab Al-Kufi dengan jumlah total ayat 6.236.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mengetahui secara ringkas tentang Al-Quran, tidak ada salahnya bagi detikers untuk juga mengetahui tahapan turunnya Al-Quran.
3 Tahap Turunnya Al-Quran
Merujuk penjelasan dalam Jurnal Mimbar berjudul 'Hikmah Penurunan Al-Qur'an secara Berangsur' oleh Maulana Dwi Kurniasih dkk, Al-Quran diturunkan dalam tiga tahap. Ketiganya adalah dari Allah SWT ke Lauhul Mahfudz, dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah, dan dari Baitul Izzah ke Nabi Muhammad SAW.
1. Tahap Pertama: Penyampaian dari Allah kepada Lauhul Mahfudz
Lauhul Mahfudz adalah suatu tempat yang di dalamnya tersimpan segala sesuatu yang berhubungan dengan qada dan qadar Allah SWT. Pun juga tidak ada manusia yang paham bagaimana cara penyampaian Al-Quran dari Allah ke Lauhul Mahfudz.
Dalil tentang Al-Quran yang ada di Lauhul Mahfudz ini tertera dengan jelas dalam surat Al-Buruj ayat 21-22. Ini bunyinya diambil dari Quran Kementerian Agama:
بَلْ هُوَ قُرْاٰنٌ مَّجِيْدٌۙ - 21 فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ ࣖ - 22
Artinya: "Bahkan, (yang didustakan itu) Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjadi (Lauhul Mahfudz)."
Selain tidak terjangkau oleh akal manusia, bentuk Al-Quran di Lauhul Mahfudz pun menjadi perdebatan. Namun, salah satu pendapat kuat menyatakan bahwa wujudnya adalah hafalan para malaikat dalam bahasa Arab.
2. Tahap Kedua: dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah
Menurut pendapat yang kuat, Baitul Izzah adalah langit paling bawah atau langit dunia. Pada tahap kedua ini, proses penurunan Al-Quran terjadi hanya dalam waktu satu malam saja. Di antara dalil yang menguatkannya adalah surat Ad-Dukhan ayat 3:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan."
Pun juga dalam surat Al-Qadr ayat 1:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadar."
Pada proses turunnya ke Baitul Izzah, para ulama juga memiliki perbedaan pendapat seputar bagaimana proses turun dan waktunya. Adapun pendapat yang kuat ialah bahwa Al-Quran turun pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan secara sekaligus.
3. Tahap Ketiga: dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad SAW
Tahap terakhir penurunan Al-Quran berlangsung secara berangsur-angsur. Pada tahap ini, Al-Quran dibawakan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan keperluan, masa, dan tempat yang sesuai.
Ayat yang pertama kali turun adalah dari surat Al-Alaq 1-5. Bunyinya adalah:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ. خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ . اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ. الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ. عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Pada turunnya yang pertama kali ini, jumlah ayat yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW berjumlah lima. Namun, ada kalanya juga turun hanya satu atau dua ayat saja.
Hikmah Malam Nuzulul Quran
Dihimpun dari situs Pondok Pesantren Tebuireng dan jurnal yang telah disebutkan, ini beberapa hikmah adanya malam Nuzulul Quran:
- Memperteguh Hati Rasulullah dan Sahabat
Sebagaimana kita ketahui, kala itu, dakwah Nabi Muhammad diwarnai dengan cemoohan, hinaan, bahkan hingga siksaan. Turunnya ayat-ayat Al-Quran melalui Malaikat Jibril ini membuat teguh hati Nabi SAW dan para sahabatnya. - Mempermudah Umat Islam untuk Menghafal dan Memahami
Telah disinggung sekilas di atas, bahwasanya Al-Quran tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk utuh, melainkan berangsur-angsur. Dengan cara ini, umat Islam jadi lebih mudah untuk menghafal dan memahaminya. Lebih-lebih, masing-masing ayat turun dengan asbabun nuzul yang berbeda-beda sehingga semakin memperkuat pemahaman para sahabat. - Memperkuat Keyakinan bahwa Al-Quran Benar dari Allah
Karena diturunkan secara berangsur-angsur, butuh waktu kurang lebih 22 tahun lamanya sampai ayat terakhirnya tuntas disampaikan. Pun setelah itu, ternyata Al-Quran memiliki rangkaian dan jalinan ayat yang terkoneksi dengan indah. Tak mungkin ada manusia yang mampu membuat demikian. - Memberi Kesempatan untuk Meninggalkan Tradisi Jahiliyah secara Perlahan-lahan
Perilaku negatif yang diperbolehkan dalam tradisi Jahiliyah perlahan-lahan dihapus oleh syariat di dalam Al-Quran. Seperti misalnya minum khamr, berjudi, hingga mengundi nasib dengan anak panah.
Nah, itulah penjelasan seputar tiga tahapan turunnya Al-Quran, lengkap dengan hikmah malam Nuzulul Quran. Semoga penjelasannya bermanfaat, ya!
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar