3 Warga Gunungkidul Sempat Positif Antraks, Dua di Antaranya Pasutri

3 Warga Gunungkidul Sempat Positif Antraks, Dua di Antaranya Pasutri

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Selasa, 26 Mar 2024 21:06 WIB
ilustrasi antraks
Ilustrasi antraks. Foto: ilustrasi/thinkstock
Gunungkidul -

Tiga warga asal Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul dinyatakan sempat positif antraks. Dua di antaranya merupakan pasangan suami istri (pasutri).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco mengatakan pada awalnya keberadaan warga yang terkena antraks itu diketahui dari pemeriksaan pasien pria rumah sakit di kawasan Prambanan.

"Tidak langsung semua dirawat. Kayaknya suaminya dulu ditemukan dirawat di rumah sakit Prambanan. Setelah ada gejala, ikut dirawat istrinya," jelas Hery kepada detikJogja melalui telepon, Selasa (26/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah keduanya diketahui terkena antraks, RSUD Prambanan kemudian merujuk keduanya ke RSA UGM. Di rumah sakit tersebut keduanya menjalani perawatan hingga dinyatakan telah sembuh.

Hery menegaskan bahwa pasangan itu saat ini sudah pulih. "Sudah (pulih)," jelas Hery.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, dari 19 warga Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul yang suspek ada tiga warga yang positif antraks.

"Tiga confirm, dua dirawat (inap) dan satu rawat jalan," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Selasa (26/3/2024).

Kasus antraks tersebut berawal dari seorang warga di Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, terindikasi menderita antraks. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mengungkap warga itu sempat menyembelih kambing mati di Sleman dan memakan dagingnya bersama warga lain.

Pemotongan kambing mati itu dilakukan pada 24 Februari 2024. Setelah dipotong, dagingnya dibawa pulang ke kampungnya.

"Itu berawal ada orang Serut, Gedangsari, membawa kambing mati milik orang Sleman. Menyembelih di Sleman," kata Wibawanti saat dihubungi wartawan via telepon, Jumat (8/3/2024).




(ahr/apu)

Hide Ads