Sebatang pohon randu alas berusia ratusan tahun tumbang di Padukuhan Mojo, Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, akibat angin kencang kemarin. Pohon tersebut dikeramatkan warga dan ada cerita mistis di baliknya.
Pantauan detikJogja di lokasi pada Jumat (15/3/2024) siang, pohon randu alas itu roboh ke sebelah timur jalan. Sejumlah tanaman jagung tertimpa pohon tersebut.
Pohon tersebut berdiameter sekitar 12 meter di bagian bawah dan 7 meter ukuran batangnya. Sedang tingginya mencapai sekitar 20 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah warga tampak penasaran melihat pohon tumbang itu. Mereka memotret pohon tersebut. Beberapa kabel juga putus akibat tertimpa pohon tersebut. Tanah di bawah akar itu tampak bopeng.
Lurah Ngeposari, Ciptadi, mengatakan pohon randu alas itu diperkirakan berusia sekitar 367 tahun. Pohon tumbang akibat angin kencang kemarin menjelang magrib. Suara gemuruh dan hantaman pun terdengar hingga radius 200 meter.
"Ini namanya pohon randu alas usianya 367 tahun. Radius 100 sampai 200 meter saat roboh terdengar. Seketika itu warga berbondong-bondong ke sini," jelas Ciptadi kepada wartawan saat ditemui di lokasi, Jumat (15/3/2024).
![]() |
Meski berusia ratusan tahun, Ciptadi mengatakan sebelum tumbang pohon tersebut tampak masih kokoh berdiri. Diduga karena tumbuh di tanah bebatuan, Ciptadi mengatakan akar pohon tersebut tidak mencengkeram kuat.
Nantinya, Ciptadi mengatakan pihaknya akan mengevakuasi pohon tersebut agar tidak merusak lahan pertanian di tanah kas desa itu.
Pohon Dikeramatkan Warga
Ciptadi menjelaskan pohon randu tersebut dikeramatkan warga. Bahkan, ia menerangkan pohon tersebut ditawar sejumlah orang hingga harga puluhan juta rupiah.
"Banyak yang nawar sampai 50 juta. Pohon ini dikeramatkan kalau dijual kan akan timbul masalah," katanya.
Pohon tersebut, kata Ciptadi, digunakan warga sebagai penanda musim. "Dan ini sebagai pertanda alam misal mau hujan sudah ada tanda dari pohon ini. Kalau kemarau kan rontok kalau ada daun baru itu petanda bagi warga kalau mau musim penghujan," jelasnya.
Dulu, Ciptadi mengisahkan terdengar gemuruh angin di pohon tersebut. Padahal saat itu tidak ada angin berembus di sekitar.
Ciptadi melanjutkan, pernah seorang ojek mengantar pelanggannya ke pohon tersebut dan diberi uang. Saat kembali, lanjutnya, uang tersebut berubah menjadi daun.
"Pohon randu alas banyak cerita mistis seperti tukang ojek diminta antar ke sini dibayar ternyata daun. Banyak juga penampakan," ungkapnya.
Tradisi Rasulan di wilayah setempat juga dilakukan di pohon randu alas itu. "Setiap rasulan itu dipasang panjang ilang. Orang punya hajat juga ke sini pakai sesaji," ucapnya.
Ciptadi pun akan menyampaikan perihal robohnya pohon tersebut ke Paniradya Kaistimewaan pekan depan.
"Senin matur ke Paniradya lah," pungkasnya.
(rih/apu)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja