- Bacaan Niat Puasa Ramadhan 1. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Minhajut Thalibin 2. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Asnal Mathalib 3. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Hasyiyatul Jamal 4. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab I'anatut Thalibin 5. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Asnal Mathalib
- Tata Cara dan Adab Membaca Niat Puasa
- Waktu Membaca Niat Puasa Ramadhan
Tahukah kamu, bahwa membaca niat puasa Ramadhan merupakan adab penting dalam berpuasa? Niat puasa merupakan suatu janji untuk mengamalkan puasa, terutama saat bulan Ramadhan.
Perlu diingat, niat puasa Ramadhan ini harus diucapkan dengan penuh kesadaran baik di dalam hati maupun dilafalkan. Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap pekerjaan itu bergantung dengan niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.
Mengutip buku Puasa Syarat Rukun & yang Membatalkan, dijelaskan bahwa umumnya niat itu diartikan dengan suatu maksud untuk suatu hal disertai dengan perbuatannya. Pentingnya niat dalam segala ibadah bertujuan agar amalan yang dikerjakan tidak dianggap sia-sia atau amalan tidak mendapatkan nilai ibadah di sisi Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Sebagai informasi, membaca niat dilakukan agar puasa Ramadhan yang dilaksanakan akan memperoleh ridho dari Allah SWT. Dilansir dari laman NU Online, berikut ini berbagai versi bacaan niat puasa Ramadhan yang bisa dilafalkan saat hendak mengamalkan puasa:
1. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Minhajut Thalibin
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala."
2. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Asnal Mathalib
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanata lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala."
3. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Hasyiyatul Jamal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhani hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala."
4. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab I'anatut Thalibin
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma Ramadhana
Artinya: "Aku berniat puasa bulan Ramadhan."
Atau
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadin min'an Ramadhana
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan."
5. Niat Puasa Ramadhan versi Kitab Asnal Mathalib
نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shaumal ghadi min hadzihis sanati 'an fardhi Ramadhana
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan."
Tata Cara dan Adab Membaca Niat Puasa
Dikutip dari laman MUI, niat merupakan salah satu rukun yang wajib dilaksanakan setiap muslim yang hendak berpuasa. Adapun tata cara niat puasa ada sedikit perbedaan antara puasa wajib dan puasa sunnah.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa dalam puasa wajib, seorang muslim harus berniat di malam hari sebelum terbit fajar. Berbeda dengan puasa sunnah, terbilang lebih longgar karena seseorang boleh baru berniat saat siang hari.
Waktu Membaca Niat Puasa Ramadhan
Adapun waktu yang baik untuk membaca niat puasa Ramadhan agar sah adalah di malam hari sebelum fajar. Dilansir dari laman NU, keabsahan membaca niat puasa di malam hari ini merujuk pada Mazhab Syafi'i.
Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujarimi dalam Hasyiyatul Iqna' berikut ini:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya: "Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nazar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits," demikian ditulis Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna', Juz II.
Sementara itu, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri dalam Kitab Minhajul Muslim, menjelaskan niat puasa Ramadhan hendaknya dibaca dimulai dari malam hari hingga sebelum memasuki waktu sholat Subuh.
Kedua pernyataan di atas, selaras dengan hadits Rasulullah SAW yang menyebut puasa dapat dikatakan sah bila ada niat di malam harinya.
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya: "Barangsiapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya." (HR Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi).
Maka, sebaiknya niat puasa Ramadhan harus dilafalkan setiap hari. Namun sebetulnya, niat tersebut dianggap sudah terwujud saat seorang muslim sudah melakukan makan sahur.
Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 2. Niat sahur tidak akan tercipta jika seseorang memakan sesuatu pada waktu sahur berniat bukan untuk berpuasa.
Demikian penjelasan mengenai bacaan niat puasa Ramadhan lengkap dengan tata cara dan adabnya. Semoga bermanfaat, Dab!
(par/apl)
Komentar Terbanyak
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara