Tinggal menghitung hari, umat Islam akan menyambut bulan Ramadhan. Lantas, 1 Ramadhan 1445 H/2024 jatuh tanggal berapa? Mari cek perkiraannya di sini.
Penentuan awal Ramadhan selalu menjadi perbincangan hangat setiap tahunnya. Untuk dapat mengetahuinya, masyarakat dapat menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama.
Nah, kira-kira untuk tahun 2024 atau 1445 Hijriah, 1 Ramadhan jatuh tanggal berapa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prediksi 1 Ramadhan 1445 H/2024 Versi Pemerintah
Sejauh ini, belum ada informasi resmi mengenai 1 Ramadhan 2024 menurut pemerintah. Meski begitu, berdasarkan pada Kalender Islam Hijriah yang dirilis oleh Kementerian Agama, Ramadhan 2024 diprediksi akan jatuh pada 12 Maret 2024 hingga 9 April 2024.
Dengan begitu, Hari Raya Idul Fitri tahun ini diprediksi akan diperingati pada 10 April 2024. Sebagai catatan, awal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2024 di atas masih berupa prediksi sehingga sewaktu-waktu bisa berubah. Nantinya, penentuan awal Ramadhan secara resmi akan diumumkan oleh pemerintah setelah digelarnya sidang isbat.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Agama, pemantauan hilal (rukyatul hilal) atau sidang isbat dilaksanakan pada 10 Maret 2024. Penentuan ini bertepatan dengan 29 Syaban 1445 H dan dilakukan di 134 titik di seluruh Indonesia.
Prediksi 1 Ramadhan 1445 H/2024 Versi Muhammadiyah
Sementara itu, Muhammadiyah telah menentukan 1 Ramadhan 2024 dengan menggunakan metode hasil Hisab Hakiki Wujudul Hilal. Menurut Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1445 H akan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024 dan 1 Syawal 1445 H akan bertepatan dengan 10 April 2024.
Penentuan awal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2024 tersebut tertulis dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang telah ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti pada 12 Januari 2024.
Cara Menentukan Awal Ramadhan dan Hari Raya Idul FItri
Sebagai informasi, penentuan awal Ramadhan bisa dilakukan dengan beberapa metode. Di Indonesia, ada dua metode yang digunakan, yakni metode rukyatul hilal dan metode hisab.
1. Metode Rukyat
Mengutip laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), secara bahasa, rukyat artinya 'melihat'. Dalam konteks penentuan awal bulan Hijriah, rukyat artinya melihat hilal atau bulan baru di ufuk baik menggunakan mata kepala secara langsung atau menggunakan alat bantu seperti teropong.
Jadi, dalam metode rukyat, hilal atau bulan baru harus benar-benar terlihat secara pasti. Tujuannya adalah untuk menentukan dan memastikan apakah kita sudah memasuki awal bulan Ramadhan atau belum. Biasanya, rukyatul hilal digelar melalui sidang isbat.
2. Metode Hisab
Sementara itu, secara bahasa, metode hisab artinya 'menghitung'. Dalam metode hisab, penentuan awal bulan Hijriah mengandalkan hitungan ilmu falak atau ilmu astronomi guna memastikan apakah hilal sudah wujud atau belum.
Jadi, dalam metode hisab, tidak perlu benar-benar melihat hilal secara langsung. Metode hisab cukup dihitung saja dengan perhitungan matematis, astronomis. Bahkan, dengan metode hisab ini, penentuan awal bulan di tahun-tahun berikutnya sudah dapat ditentukan sejak sekarang.
Perlu diketahui bahwa kedua metode di atas sama-sama berasal dari ijtihad ulama. Terkait perbedaan metode tersebut, MUI mengeluarkan Fatwa Nomor 2 tahun 2004 tentang penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Fatwa ini menyatakan, penetapan awal bulan berdasarkan metode hisab dan rukyat oleh Pemerintah RI melalui Menteri Agama dan berlaku secara nasional.
Demikian penjelasan mengenai prediksi 1 Ramadhan 1445 H/2024. Semoga bermanfaat, Dab!
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi