Aksi bertajuk Merti Demokrasi dari Pageblug ini dihadiri berbagai tokoh seperti Rektor UII Fathul Wahid, Penasihat KPK RI 2017-2019 Budi Santoso, juga Parwi Foundation Hestu Cipto. Mereka juga turut menabur bunga.
Inisiator Forum Cik Di Tiro, Masduki menjelaskan digelarnya aksi ini lantaran usai dua pekan gelaran Pemilu diwarnai berbagai macam masalah seperti 'politik cawe-cawe', 'politik gentong babi', 'politik bansos', hingga 'politik patriarki'.
"Ini sekaligus menandai bahwa sudah dua minggu kita melewati proses Pemilu yang disebut-sebut sebagai yang paling buruk dalam sejarah," jelas Masduki di sela aksi, Rabu (28/2/2024).
Masduki melanjutkan, pihaknya menganggap Pemilu 2024 hanya sekadar seremoni, selebrasi, serta sarana legitimasi dinasti Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya KPU, Bawaslu, dan DKPP hanya diam tak berdaya menghadapi hal ini.
"Kotak suara ini, itu tidak semata menyimbolkan kotak suara yang Pilpres tahun ini tapi Pilpres 2014, 2019 yang hasilnya kita lihat pemimpinnya seperti sekarang," papar Masduki.
"Yang kita harapkan hari ini, kita taburi kembang, itu diharapkan itu bisa diruwat hasilnya, setidak-tidaknya tidak seburuk yang kita harapkan. Kita berharap dengan diberi kembang oleh para tokoh ini mewakili masyarakat, yang kita berduka, rest in peace kotak suara yang harusnya menampung aspirasinya malah yang terjadi sebaliknya," lanjutnya.
Baca juga: Kelakar Jokowi soal Isu Bakal Gabung Golkar |
Selain melakukan aksi menaburi 'kotak suara' dengan bunga, Forum Cik Di Tiro juga menyampaikan pernyataan sikap pasca Pemilu. Berikut isi pernyataan sikapnya:
1. Mencatat terjadinya kecurangan sistematik pada pelaksanaan semua tahapan Pemilu yang didesain dan dilakukan oleh Presiden Jokowi dan Parpol-kroni politiknya.
2. Menuntut lembaga-lembaga negara independen sesuai tugasnya seperti KPU, Bawaslu, Komisi Ombudsman, dll untuk mengusut semua kecurangan Pemilu, khususnya yang dilakukan Presiden Jokowi pada masa sebelum, pada saat, dan sesudah pemungutan suara.
3. Mendesak partai yang kalah dalam Pilpres 2024 ini untuk menjadi oposisi yang berpihak pada rakyat, konstitusi dan hak-hak asasi manusia, berani menggunakan hak angket dan berupaya mencari langkah politik memberikan penghukuman terhadap Jokowi yang terbukti mengkhianati reformasi 1998, melakukan praktek Kolusi dan Nepotisme (KKN).
4. Menyerukan kepada aktivis masyarakat sipil untuk tidak menjadi bagian dari kekuasaan yang dipimpin pelanggar HAM dan kembalinya Suhartoisme.
5. Menyerukan kepada seluruh masyarakat sipil menjadi oposisi, setia kepada nilai-nilai kebenaran, anti korupsi, keadilan-kesetaraan, kerakyatan, perdamaian dan kemanusiaan serta terus berpihak pada kelompok-kelompok marjinal, terdiskriminasi dan tertindas.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa