Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara silaturahmi dengan peserta JKN-KIS di gedung Taman Budaya Gunungkidul. Dalam kesempatan itu, ia sempat memberikan dua sepeda kepada dua orang.
Dua warga yang mendapatkan sepeda itu, yakni Suprihartini dan Susanto. Jokowi memanggil kedua orang itu usai melempar pertanyaan tentang siapa yang memakai kacamata dan paling lama berobat di rumah sakit.
"Coba yang kanker ada nggak? Bukan kantong kering loh. kalau nggak ada saya seneng banget. Coba ibu yang kacamata maju. Yang 14 tahun (berobat di rumah sakit) coba maju," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai maju ke hadapan Jokowi, Suprihartini yang mengalami penyakit mata rabun dekat itu menerangkan ia mendapatkan kacamatanya dari bantuan BPJS.
"Saya diperiksa matanya. Dianjurkan beli kacamata di optik. Pakek BPJS tapi tidak sepenuhnya. Saya bayar 400 harusnya 675," kata Suprihartini.
Sedangkan Susanto, pasien cuci darah selama 14 tahun itu mengungkapkan ia mendapatkan pengobatan gratis dari BPJS.
"Saya pasien cuci darah selama 14 tahun. Seminggu dua kali cuci darah. Tidak dikenai biaya sama sekali. Semenjak ada BPJS kita merasakan manfaatnya. Alhamdulillah gratis," terang Susanto.
Setelah itu, Jokowi menanyakan kedua orang itu apakah mereka menghafal Pancasila. "Bu Suprihartini hafal Pancasila?" tanyanya.
Suprihartini yang ditanya kemudian merespons dengan bertanya balik, apakah Jokowi bakal menghadiahinya sepeda. "Dikasih sepeda, pak?" tanyanya.
"Kok sepeda, kita tadi nggak janjian. Oke, diberi sepeda," jawab Jokowi disambut riuh tawa peserta.
Kepala Negara kemudian berseloroh yang mahal dari sepeda itu ialah tulisan di sepeda tersebut. "Di situ ada tulisannya 'sepeda presiden Jokowi'. Sing larang niku (yang mahal itu), tulisannya," kelakar Jokowi.
Kedua orang itu menghafal 5 sila dalam Pancasila dengan lancar. Selanjutnya, Jokowi langsung memberikan dua sepeda itu ke Suprihartini dan Susanto.
(apu/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan