Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Sabdodadi, Bantul. Jokowi lalu menyinggung soal ekspor ke Afrika usai membeli celana batik.
Jokowi mengatakan pada tahun 2015-2016 jumlah nasabah PNM Mekaar mencapai sekitar 400 ribu. Sedangkan hingga hari ini tercatat jumlah nasabah PNM Mekaar mencapai 15,2 juta orang.
"Artinya program yang kita desain ini disambut dengan baik oleh pengusaha, terutama pengusaha mikro, pengusaha kecil yang kita harapkan dengan keikutsertaan di PNM ini ibu-ibu semua bisa naik kelas," kata Jokowi saat menemui ribuan nasabah PNM Mekaar di Sabdodadi, Bantul, Selasa (30/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naik kelas, kata Jokowi, adalah pengusaha mikro bisa meningkat menjadi pengusaha kecil. Selanjutnya, pengusaha menengah meningkat menjadi pengusaha besar.
"Tapi memang harus bertahap, saya mengalami semuanya. Saya bisa bercerita itu karena saya mengalami," ujarnya.
Selanjutnya, Jokowi mengungkapkan jika tahun 2015-2016 total jumlah pinjaman di PNM Mekaar mencapai Rp 800 miliar. Sedangkan sekarang sudah mencapai Rp 230 triliun.
"Jadi perputarannya cepat sekali. Tahun 2015-2016 per individu nasabah pinjamnya minimal Rp 2 juta dan sekarang meningkat menjadi Rp 4,8 juta," ucapnya.
Jokowi Minta Disiplin Mencicil Pinjaman
Namun, Jokowi meminta meningkatnya minimal pinjaman di PNM Mekaar harus berbarengan dengan ketepatan waktu membayar cicilan pinjaman. Semua itu bisa terealisasi jika peminjam meningkatkan kedisplinannya.
"Tapi saya ingatkan bahwa yang namanya pinjaman itu harus secara disiplin kita cicil. Jadi kuncinya disiplin, kalau kita sudah komitmen Senin ya Senin. Ini mendidik kita disiplin sebelum kita masuk di ranah perbankan," katanya.
"Kalau masuk perbankan, misalnya ibu-ibu pinjam Rp 100 juta atau Rp 500 juta sudah tertanam karakter disiplin. Kalau akhir bulan mencicil itu ya cicil, jangan diundur-undur," lanjut Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menilai nasabah PNM Mekaar khususnya ibu-ibu sangat bersemangat dalam bekerja. Oleh sebab itu, kredit macet PNM Mekaar sangat kecil.
"Saya lihat semangat kerja keras kelihatan karena di PNM yang kredit macetnya sangat kecil sekali, hanya 0,5%. Padahal di bank ada 2-3 persen yang kredit macet, artinya ibu-ibu disipilin, ini yang saya senang," ucapnya.
Bicara Potensi Ekspor ke Afrika
Jokowi juga bercerita membeli celana motif batik seharga Rp 15 ribu di sekitar lokasi acara. Menurutnya dengan harga segitu bisa bersaing di pasar internasional.
"Saya tadi di depan beli ini, celana. Celana batik ini harganya Rp 15 ribu. Apa artinya, ini sangat murah dan sangat kompetitif dan sangat bisa bersaing dengan negara lain, kalau saya diongkosi suruh menjahit ini tidak sanggup saya," ucapnya.
"Ini 15 ribu sudah kainnya, sudah jahitnya. Artinya ongkos produksi Rp 10 ribu, Rp 12 ribu maksimal, artinya bisa bersaing produk kita kompetitif bisa bersaing. Jangan takut bersaing kalau ini jumlahnya bisa kontaineran bisa dijual ke Afrika asal harganya Rp 15 ribu, berarti 1 dollar, pasti laku," lanjut Jokowi.
Setelah berdialog dengan ribuan nasabah PNM Mekaar, Jokowi lalu memberikan dua unit sepeda kayu kepada dua nasabah yang hafal Pancasila. Akhirnya, ada dua wanita yang bisa menghafal dan melafalkannya di depan Jokowi.
(ams/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan