Info Gerhana Bulan Total 7 September 2025: Jam, Cara Lihat, Efek, dan Mitosnya

Info Gerhana Bulan Total 7 September 2025: Jam, Cara Lihat, Efek, dan Mitosnya

Anindya Milagsita - detikJogja
Sabtu, 06 Sep 2025 14:09 WIB
Penampakan gerhana bulan total juga terjadi di langit Indonesia. Dibeberapa wilayah, fenomena ini terlihat sangat mempesona, penasaran?
Gerhana Bulan Total 7 September. (Foto: Antara Foto & Getty Images)
Jogja -

Fenomena alam yang terjadi di langit tentu menarik perhatian bagi kita, mengingat kemunculannya tidak berlangsung setiap hari. Salah satu yang patut dinantikan adalah gerhana bulan total 7 September 2025.

Menurut informasi yang disampaikan dalam laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), setidaknya ada 4 peristiwa gerhana yang terdiri dari 2 gerhana bulan dan 2 gerhana matahari di sepanjang tahun 2025. Dua di antaranya bisa diamati di Indonesia, yaitu gerhana bulan total. Termasuk gerhana bulan total 7 September 2025.

Adapun gerhana bulan total adalah fenomena yang terjadi saat posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar di satu garis yang lurus. Kondisi tersebut membuat bulan akan masuk ke bayangan inti atau umbra bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, saat puncak gerhana nantinya terjadi, maka bulan akan menunjukkan warna merah yang dapat dilihat saat langit dalam kondisi cerah. Diketahui, gerhana bulan total di tanggal 7 September 2025 dikenal juga sebagai blood moon.

Space mendefinisikan blood moon atau bulan darah untuk menggambarkan fenomena gerhana bulan total yang mana diwarnai dengan cahaya merah dramatis. Warna yang dipancarkan pada cahaya bulan inilah yang membuatnya disebut sebagai blood moon atau bulan darah.

ADVERTISEMENT

Jam Berapa Gerhana Bulan Total 7 September 2025 Berlangsung?

Bagi kamu yang tertarik untuk menyaksikan gerhana bulan total 7 September 2025, saatnya bersiap-siap. Ini dikarenakan fenomena tersebut bisa diamati dari sejumlah wilayah di Indonesia. Masih mengacu dari informasi yang disampaikan oleh BMKG, ada fase-fase gerhana bulan total 7 September 2025 yang patut diperhatikan.

Proses terjadinya gerhana bulan total 7 September 2025 akan berlangsung pada saat gerhana penumbra mulai, lalu ditutup dengan gerhana penumbra berakhir. Durasi gerhana bulan total dari Gerhana mulai (P1) sampai dengan Gerhana berakhir (P4) akan terjadi selama 5 jam 29 menit 48 detik.

Fase gerhana bulan total akan ditandai dengan P1, U1, U1, Puncak, U3, U4, dan P4. Kemudian waktu setiap fase gerhana diwakili oleh Universal Time (UT), Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT).

Menariknya, fase gerhana bulan total akan berlangsung mulai 7-8 September 2025. Untuk lebih jelasnya, berikut fase-fase gerhana bulan total yang terjadi dalam waktu dekat:

Gerhana Penumbra Mulai (P1)

  • UT: Pukul 15.26.56
  • WIB: Pukul 22.26.56
  • WITA: Pukul 23.26.56
  • WIT: Pukul 00.26.56

Gerhana Sebagian Mulai (U1)

  • UT: Pukul 16.26.44
  • WIB: Pukul 23.26.44
  • WITA: Pukul 00.26.44
  • WIT: Pukul 01.26.44

Gerhana Total Mulai (U2)

  • UT: Pukul 17.30.17
  • WIB: Pukul 00.30.17
  • WITA: Pukul 01.30.17
  • WIT: Pukul 02.30.17

Puncak Gerhana (Puncak)

  • UT: Pukul 18.11.45
  • WIB: Pukul 01.11.45
  • WITA: Pukul 02.11.45
  • WIT: Pukul 03.11.45

Gerhana Total Berakhir (U3)

  • UT: Pukul 18.53.13
  • WIB: Pukul 01.53.13
  • WITA: Pukul 02.53.13
  • WIT: Pukul 03.53.13

Gerhana Sebagian Berakhir (U4)

  • UT: Pukul 19.56.46
  • WIB: Pukul 02.56.46
  • WITA: Pukul 03.56.46
  • WIT: Pukul 04.56.46

Gerhana Penumbra Berakhir (P4)

  • UT: Pukul 20.56.34
  • WIB: Pukul 03.56.34
  • WITA: Pukul 04.56.34
  • WIT: Pukul 05.56.34

Cara Lihat Gerhana Bulan Total 7 September 2025

Mengutip dari unggahan Instagram @infobmkg pada Rabu (3/9/2025) lalu, durasi totalitas gerhana bulan total akan berlangsung 1 jam 22 menit. Adapun lokasinya dari barata Indonesia yang mana semua fase yang bisa mengamatinya, sedangkan di Papua bagian timur bulan akan terbenam sebelum gerhana selesai.

Pengamatan gerhana bulan total bisa dilakukan secara langsung maupun daring. Ada tiga titik pengamatan gerhana bulan total secara langsung yang sebagian di antaranya terbuka untuk umum. Titik pantau gerhana bulan total 7 September 2025 meliputi:

  • Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika
    Jalan Angkasa 1 Nomor 2 Kemayoran, Jakarta
  • Stasiun Meteorologi Komodo Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat
    Pembukaan: 19.00-21.00 WITA (Terbuka untuk umum)
  • Lapangan dr Murdjani Banjarbaru
    Seremonial: 19.00-21.30 WITA (Terbuka untuk umum)

Nah, buat kamu yang belum berkesempatan hadir di titik pengamatan gerhana bulan total secara langsung, jangan khawatir. Ada pengamatan yang bisa disaksikan secara online. Setidaknya terdapat 2 link live streaming gerhana bulan total 7 September 2025 yang bisa disaksikan oleh masyarakat umum.

Terdapat sejumlah titik lokasi di Indonesia yang akan menyajikan siaran langsung pengamatan fenomena yang satu ini. Sebagai cara agar tak ketinggalan dalam menantikannya, berikut link yang bisa diakses secara terbuka oleh masyarakat:

Efek Gerhana Bulan Total 7 September 2025

Sebagai sebuah fenomena langit yang begitu dinanti-nantikan oleh banyak orang, tidak sedikit yang penasaran dengan efek yang dihasilkan oleh gerhana bulan total. Termasuk gerhana bulan total 7 September 2025 yang disebut juga sebagai blood moon.

Sebenarnya, fenomena yang satu ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap perubahan yang terjadi di alam dan sekitarnya. Sebaliknya, efek yang terasa berasal dari perubahan cahaya bulan yang lain dibandingkan biasanya.

Mengutip buku 'Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari' karya Farah, gerhana bulan dikenal sebagai fenomena alam yang menakjubkan karena termasuk sebagai momen yang langka dan juga indah. Bahkan terjadinya gerhana bulan bisa dibilang mampu memperlihatkan keindahan alam semesta.

Tidak hanya itu saja, gerhana bulan total juga disebut sebagai salah satu jenis gerhana yang paling spektakuler. Alasannya karena seluruh permukaan bulan akan berada di dalam bayangan bumi. Inilah yang membuat saat gerhana bulan total berlangsung, bulan akan terlihat merah kecokelatan atau oranye.

Cahaya tersebut bisa terbentuk lantaran sinar matahari yang dibiaskan oleh atmosfer bumi. Lalu sinar tadi akan dipantulkan ke permukaan bulan. Maka dari itu, warna merah kecokelatan atau oranye yang dihasilkan membuatnya disebut sebagai blood moon atau bulan darah.

Mitos Gerhana Bulan Total

Tak hanya di Indonesia, gerhana bulan total juga diwarnai dengan kemunculan sejumlah mitos yang dipercayai oleh sebagian masyarakat yang tersebar di berbagai belahan dunia yang lain. Termasuk gerhana bulan total yang dikenal sebagai blood moon ini.

Menurut Almanac, terdapat cerita rakyat yang berkembang selama berabad-abad lamanya di tengah masyarakat seluruh dunia. Cerita tersebut berkaitan dengan hilangnya bulan sesaat akibat gerhana bulan total. Peristiwa ini memicu ketakutan tersendiri bagi sebagian orang karena bulan yang tiba-tiba tidak terlihat selama gerhana bulan total ini berlangsung.

Salah satu cerita rakyat yang berkembang adalah Dewi Bulan. Konon, di masa Kekaisaran Inca yang mulai berkembang di awal abad ke-15 M terdapat sosok Dewi Bulan yang disebut Mama Quilla. Pada saat itu, dipercaya Mama Quilla menangis dengan air mata perak.

Saat gerhana bulan terjadi, diyakini akan ada hewan atau ular yang menyerang Mama Quilla. Inilah yang membuat orang-orang pada saat itu membuat suara sekeras mungkin untuk menakut-nakuti hewan tersebut.

Tidak hanya itu saja, ada juga kepercayaan yang berkembang di masyarakat Mesopotamia soal gerhana bulan gerhana bulan. Dulunya, masyarakat tersebut punya kepercayaan bulan sedang diserang saat gerhana bulan terjadi. Inilah yang memicu kekhawatiran bahwa raja mereka juga akan diserang.

Untuk itu, masyarakat setempat akan melindungi rajanya dengan menyembunyikan terlebih dahulu sesaat, lalu mengangkat seseorang penguasa pengganti. Saat gerhana bulan total selesai, maka sang raja akan keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali ke singgasana.

Mitos gerhana bulan juga berlangsung di Indonesia. Seperti dijelaskan dalam buku 'Sosiologi Hukum Indonesia' karya H Sri Jaya Lesmana, SH, MH, terdapat kepercayaan tentang gerhana bulan yang konon dipercaya sebagai tanda-tanda kedatangan Batara Kala. Nama tersebut adalah sosok mitologi dalam Hindu yang dianggap sebagai dewa yang memiliki tugas atas kehancuran dan kekacauan.

Lebih lanjut, Andrea Febrian dalam bukunya '20 Mitos Seputar Kehamilan yang Tidak Benar', menyebut adanya kepercayaan tentang gerhana bulan yang dapat membahayakan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Padahal mitos tersebut tidak memiliki dasar ilmiah yang valid. Padahal gerhana bulan adalah salah satu fenomena astronomis yang terjadi secara alami yang tidak berkaitan dengan ibu hamil maupun janin.

Demikian informasi gerhana bulan total yang akan berlangsung mulai 7 September 2025. Jangan lupa catat tanggal dan jamnya agar tak ketinggalan dalam menyaksikannya ya, detikers!




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads