Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) Nezar Patria membuka #DemiIndonesia Cerdas Memilih edisi Jogja di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Jogja. Dalam kesempatan ini, Wamen menggaungkan narasi Pemilu yang damai demi Indonesia.
"Kualitas demokrasi kita akan segera diuji melalui proses pemilihan umum yang sedang bergulir. Sebagai upaya menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024, KPU telah menetapkan narasi besar, pemilu sebagai sarana integrasi bangsa. Guna mendukung narasi itu Kementerian Kominfo mendorong kampanye Pemilu Damai 2024," ujarnya saat membuka acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih edisi Jogja siang ini, Kamis (25/1/2024).
Nezar menerangkan narasi Pemilu Damai 2024 berfokus pada pesan untuk mendukung peningkatan partisipasi masyarakat melalui pemenuhan hak memilih dan dipilih, mencegah polarisasi dengan menjadi pemilih cerdas dan bijak, serta menjaga ruang digital agar tetap sehat dan kondusif melalui semangat antihoaks. Dalam hal ini pihaknya berfokus pada upaya menjaga agar ruang digital tetap sehat di tengah gejolak pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karenanya sudah jadi tanggung jawab kita bersama dalam menjaga ruang digital agar tetap sehat," ucapnya.
Nezar menjelaskan ada lima prinsip utama untuk menciptakan ruang digital yang sehat, salah satunya adalah critical thinking atau berpikir kritis. Hal ini penting agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi yang belum diketahui kebenarannya.
Terlebih sekarang masyarakat dihadapkan pada generatif AI atau kecerdasan buatan yang bisa disalahgunakan untuk memproduksi informasi hoaks.
"Critical Thinking, ini yang paling penting. Ini yang bisa menangkal hoaks, karena hoaks sekarang sudah semakin canggih, bentuknya macam-macam dan terakhir saya kira kita masih dikejutkan generatif AI atau kecerdasan buatan. Generatif AI bisa menghasilkan hoaks yang sangat halus yang menyerupai autentikasi dalam suatu peristiwa yang tidak pernah terjadi," ujarnya.
Menurutnya banyak informasi hoaks yang diproduksi oleh generatif AI ini. Bagi sebagian kalangan, mungkin tidak akan mudah percaya dengan informasi yang dihasilkan generatif AI tersebut. Namun kalangan lain terutama yang tidak menerapkan critical thinking bisa saja langsung percaya dan hal ini yang dikhawatirkan olehnya.
"Beberapa elemen masyarakat dengan mudah bisa melakukan identifikasi bahwa ini hoaks. Karena ada sesuatu yang tidak logis di sana, tiba-tiba menyimpang, menggugah emosional orang dengan cepat sehingga tidak natural. Tapi elemen masyarakat lain mungkin tidak punya kepekaan itu sehingga dia menerima informasi yang dibuat oleh hoaks begitu saja," ujarnya.
"Nah saya kira di sini pentingnya berpikir kritis jadi jangan cepat percaya sesuatu yang buat kita emosi, yang buat too good too be true sehingga kita larut di dalamnya. Kita periksa lagi sumber-sumber yang otoritatif apakah info itu benar adanya," imbuhnya.
Nezar pun mencontohkan sejumlah hoaks yang diproduksi oleh generatif AI. Salah satunya video saat Presiden Joko Widodo seolah-olah berpidato menggunakan bahasa asing yang fasih. Video ini sempat beredar di masyarakat beberapa waktu lalu, tapi pihaknya menegaskan bahwa ini tidak benar.
"Contoh kecil Presiden kita Bapak Jokowi berbahasa Mandarin, besoknya muncul Bapak Presiden berbahasa Arab, dengan sangat fasih. Semuanya itu bohong. Lalau kita lihat beberapa selebriti berbicara tentang politik dengan sangat fasih. Suaranya mirip, wajanya mirip, gerak wajahnya sama, bibirnya sama semuanya sama dan itu isinya adalah hoaks. Jadi kecanggihan seperti ini akan mudah memanipulasi," ucapnya.
Selain critical thinking, Nezar juga menyebut prinsip-prinsip lain untuk menciptakan ruang digital yang sehat. Yakni problem solving (penyelesaian masalah), transparansi, empowering dan kolaborasi.
"Demi menciptakan lingkungan digital yang aman produktif dan inklusif penting sekali untuk melakukan kolaborasi. Kolaborasi berbagai pihak dan mencari informasi dari berbagai macam perspektif. Selain itu proses pembuatan kebijakan tentang ruang digital harus berbasis fakta dan sifatnya transparan. Terakhir ruang digital merupakan ruang kita bersama penting sekali melakukan pemberdayaan terhadap kelompok masyarakat marginal dan rentang termasuk anak-anak," ujarnya.
Seperti diketahui, #DemiIndonesia Cerdas Memilih Jogja digelar di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Jogja, Kamis (25/1/2024) pukul 12.00 WIB sampai selesai. Acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih berisi talk show yang berlangsung dua sesi.
Sesi pertama bertajuk 'Penguatan Literasi Pemilu di Tengah Hingar Bingar Informasi'. Sejumlah tokoh akan meramaikan sesi ini, di antaranya Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito, dan Ketua KPID DIY Hazwan Iskandar Jaya.
Sesi kedua bertajuk 'Menuju Pemilu Damai'. Sesi ini diramaikan sejumlah narasumber di antaranya, Ketua Bawaslu DIY Mohammad Najib, Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Tandyo Budi R, serta Kepala Kejati DIY Ponco Hartanto.
#DemiIndonesia Cerdas Memilih akan dipandu oleh Pemimpin Redaksi detikcom, Alfito Deannova Ginting dan Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria sebagai Keynote Speaker.
Acara ini telah diselenggarakan road show ke sejumlah kota seperti Batam, Medan, Palembang, dan Bandung. Selain talkshow tentang #PemiluDamai2024, acara juga akan dimeriahkan dengan stand up comedy.
Acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI serta Telkomsel.
Simak Video 'Buka #DemiIndonesia Cerdas Memilih Jogja, Wamen Kominfo: Waspada Hoax AI':
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan