Warga Tegalsari, Geneng, Panggungharjo, Sewon, Bantul menggelar pagelaran wayang republik untuk memperingati bergabungnya Jogja dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Wayang yang dipentaskan berlakon Proklamasi dan Amanat 5 September.
Tokoh masyarakat Tegalsari sekaligus Ketua Penyelenggara Wayang Republik, Widihasto Wasana Putra, bahwa pagelaran wayang republik ini untuk memperingati peristiwa 80 tahun Amanat 5 September 1945. Di mana Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman bergabung NKRI.
"Esensi dari peringatan ini pertama kami ingin mengedukasi nilai-nilai sejarah kepada masyarakat agar tidak melupakan sejarah bangsanya. Karena bagaimanapun juga asal usul DIY itu terjadi karena sejarah asal usul," katanya kepada wartawan di Tegalsari, Bantul, Jumat (5/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena gabung ke Republik Indonesia lalu pemerintah mengeluarkan Piagam Kedudukan bahwa Jogja sebagai Daerah Istimewa bagian dari Republik Indonesia," lanjut Widihasto.
Adapun dalang dalam pagelaran wayang republik adalah Ki Catur Benyek Kuncoro. Sedangkan lakonnya adalah Proklamasi dan Amanat 5 September 1945.
Di mana cerita dari wayang republik adalah proses perjuangan kemerdekaan, proklamasi, kemudian keluarnya amanat 5 September, peristiwa Jogja Kembali, dan pengakuan kedaulatan.
"Jadi sebenarnya wayang republik ini kisah sejarah yang terjadi pada zaman revolusi kemerdekaan, kita tampilkan pada situasi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja," ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut sangat pas dengan apa yang terjadi saat ini. Di mana bangsa Indonesia sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
"Terlebih dalam situasi hari ini kita tahu sendiri ada berbagai persoalan kebangsaan, kehidupan demokrasi, politik, ekonomi hingga sosial masyarakat yang membutuhkan semangat kebersamaan semua komponen bangsa untuk merawat ke-Indonesiaan," ucapnya.
Terkait apa itu wayang republik, Widihasto menjelaskan bahwa wayang republik sendiri adalah wayang yang diciptakan tahun 2011. Adapun saat itu tujuannya untuk memperingati satu abad Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
"Sehingga wayang republik karakternya adalah tokoh-tokoh bangsa, antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Sudirman, Ki Hajar Dewantara termasuk tokoh antagonis Kolonel Van Langen," katanya.
Selain itu, Widihasto mengungkapkan ada pesan khusus pula yang ingin disampaikan melalui wayang republik. Pesan tersebut adalah menggugah kesadaran seluruh komponen bangsa untuk tetap memegang teguh cita-cita proklamasi.
"Apa itu cita-cita proklamasi? Menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang aman tentram sejahtera dan bisa memberikan perlindungan kepada masyarakat," ucapnya.
(afn/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan