Sepanjang 2023, terdapat sejumlah peristiwa menarik, unik nan menggelitik di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satunya tentang dua orang bule yang nyasar ke kondangan salah seorang warga di Kulon Progo.
Peristiwa ini sempat terabadikan dalam video yang lantas viral di media sosial.Kejadian itu terjadi di sebuah pesta pernikahan di kawasan Ekowisata Sungai Mudal, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girmulyo. Dua orang bule tiba-tiba masuk ke lokasi hajatan dan menyantap menu prasmanan yang dihidangkan di sana.
Peristiwa menggelitik itu viral di sosial media. Salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @panoramakulonprogo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video terlihat dua bule laki-laki dengan setelan kaos oblong, celana pendek serta tas ransel sedang berjalan kaki memasuki tempat hajatan. Terlihat juga seorang laki-laki mengenakan kemeja batik, celana panjang hitam dan peci hitam sedang mengarahkan dua tamu asing itu menuju meja prasmanan untuk makan bersama.
"Monggo mister, pinarak, lenggah kampir, dhahar rumiyin, sak ontene nggih, FREE.
Beginilah ketika 2 Bule ini ditawari oleh Pak @pariman_namirap yang punya hajat di dekat Taman Sungai Mudal. Entah kejadian ini tepatnya di hari Rabu atau Kamis kemarin," tulis akun @panoramakulonprogo seperti yang dilihat detikJogja Selasa (29/8/2023).
Belakangan diketahui peristiwa ini terjadi di Ekowisata Sungai Mudal, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kulon Progo pada Kamis (24/8).
"Iya mas, Kebetulan saat itu Mas Pariman yang juga pengelola di sini sedang menggelar pesta pernikahan. Nah hajatannya digelar di rumahnya yang lokasinya di kawasan Sungai Mudal," ucap pengelola Sungai Mudal, Mudi saat dihubungi detikJogja, Selasa (29/8).
Mudi mengatakan peristiwa ini bermula saat dua bule berwisata di area Ekowisata Sungai Mudal. Sebelumnya, dua bule ini masuk lewat pintu sebelah atas Sungai Mudal, karena pintu masuk bagian bawah ditutup untuk kegiatan hajatan.
Di Sungai Mudal, dua bule ini menghabiskan waktunya dengan berenang di kolam alami yang tersedia di sana. Selepas bermain air, kedua bule ini merasa kelaparan sehingga berniat mencari makan.
Namun saat itu, seluruh warung di kawasan Sungai Mudal tutup karena ada hajatan pernikahan yang digelar oleh warga di depan loket masuk area bawah wisata. Diduga, bule ini mengira tenda pesta hajatan adalah rumah makan sehingga dengan santainya masuk ke lokasi tersebut untuk makan.
"Bule itu kan awalnya mau ke wisata Sungai Mudal, tapi tidak lewat yang parkir bawah karena sedang kita tutup untuk hajatan di tempatnya Mas Pariman. Jadi diarahkan ke parkiran atas mas. Lalu bule ini turun ke kolam bawah yang berkedalaman dua meter. Nah setelah itu bulenya itu mau cari makan, tapi kan warung makan di sana pada tutup karena sedang rewang di tempat mas Pariman, nah kemungkinan besar bule ini ngira kalau hajatan Mas Pariman itu adalah rumah makan," jelas Mudi.
Sementara itu, Pariman selaku penyelenggara hajatan mengungkapkan dua bule yang tidak diketahui identitasnya itu datang ke pesta pernikahannya karena mengira tenda hajatan adalah rumah makan.
Sebagai tuan rumah yang baik, Pariman tidak menolak kedatangan mereka. Sebaliknya, dia mempersilakan dua tamu tak diundang itu untuk masuk seperti halnya tamu resmi lain.
"Nah ceritanya bule itu nyari warung, yang ada di sekitar kolam bawah itu mas. Ternyata warung tutup semua dan mungkin dikira rumah saya yang ada hajat itu warung atau gimana. Yaudah saya persilakan untuk mampir, Intinya gitu. Tapi saya gak bisa bahasa inggris, terus bulenya enggak bisa bahasa Indonesia. Yaudah saya pakai bahasa Jawa aja biar lucu-lucuan gitu," ucapnya.
"Nah waktu itu saya persilakan mampir ke rumah, monggo pinarak dahar (silahkan datang makan) dan sebagainya ya yang seperti di video itu. Ya Alhamdulillah dua bule itu mau mampir dan makan minum, terus duduk menikmati makanan seadanya, menikmati snack juga seadanya. Intinya gitu mas," imbuhnya.
Pariman mengatakan usai menyantap hidangan dan mengobrol santai dengannya, dua bule itu pamit untuk pulang. Sebelum beranjak pergi, Pariman memberikan bingkisan makanan atau biasa disebut angsul-angsul pernikahan kepada mereka.
"Waktu pulang itu saya perlakukan sama seperti tamu undangan, jadi tamu undangan kan masuk terus salaman, makan, duduk istirahat keluar dikasih snack. Yang bule juga seperti itu, jadi perlakuannya sama seperti orang kondangan," ucapnya.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
Pariman sendiri tak menyangka jika aksinya menyambut kedatangan dua bule itu bisa viral di media sosial. Adapun aksi tersebut direkam oleh kerabatnya.
"Mungkin ada beberapa saudara saya yang mengabadikan momen itu tapi kan saya enggak tahu ternyata seviral itu," ujarnya.
Pariman mengungkapkan alasannya tetap menyambut baik kedatangan dua bule ini. Setidaknya ada dua hal yang melatarbelakangi hal itu. Pertama karena sifat ramah terhadap orang asing sudah menjadi karakter warga desa di tempatnya.
"Alasannya sederhana sih mas. Ya saya kan satu orang desa. Orang desa memang ya kebiasaan kita di masyarakat seperti ini mas," ucapnya.
Alasan kedua karena Pariman merupakan salah satu pengelola Ekowisata Sungai Mudal, sehingga sudah terbiasa menerapkan prinsip Sapta Pesona. Sapta Pesona sendiri adalah tujuh unsur yang terkandung di dalam setiap produk wisata serta dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata.
"Kedua kan kita tinggal di lingkungan wisata, jadi ya sebisanya menerapkan Sapta Pesona gitu. Kalau di wisata kita ada istilah Sapta Pesona misalnya salam senyum sapa dan santun itu enggak cuma ke bule tapi ke masyarakat lokal," jelasnya.
"Jadi ada dua sisi yang melatarbelakangi seperti itu. Ya memang sebelum ada wisata kita sudah terbiasa seperti itu kepada tetangga, kepada saudara, ditambah ini adanya wisata kita harus lebih menanamkan nilai-nilai tersebut," imbuhnya.
Pariman berharap video viral ini bisa menjadi awal yang baik untuk dirinya sendiri dan tempat tinggalnya. Selain itu bisa menginspirasi masyarakat agar bisa melakukan tindakan serupa.
"Ya semoga ini jadi awal yang baik untuk diri saya pribadi, untuk daerah di sini, untuk menjunjung nilai-nilai ekowisata yang ada di sini. Intinya itu tentang keramah tamahan kita kepada siapapun itu, enggak hanya ke bule tapi juga ke wisata lokal. Karena yang belum tahu kan dikiranya kita hanya akrabnya ke bule, padahal enggak gitu juga, kita juga ke masyarakat lokal mau segala lini dan strata sosial ya kita kalau di wisata seperti itu mas. Kan orang wisata itu tujuannya berkunjung main menikmati alam yang ada, sebisa mungkin kita perlakukan dengan sebaik mungkin," pungkasnya.

Koleksi Pilihan
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa