Dalam debat calon wakil presiden (cawapres) yang diselenggarakan hari Jumat (22/12/2023) di JCC, Jakarta, cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menanyakan seputar Carbon Capture Storage (CCS). Lantas, apa itu Carbon Capture Storage?
Carbon Capture Storage (CCS) yang juga disebut Carbon Capture and Sequestration adalah istilah untuk menyebut teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Penerapan CCS berkaitan untuk mencegah karbondioksida yang terlepas ke dalam atmosfer.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang istilah Carbon Capture Storage simak informasi berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Carbon Capture Storage?
Pengertian Carbon Capture Storage
Melansir laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Carbon Capture and Storage (CCS) adalah teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi karbondioksida (CO2) ke atmosfer. Terdapat rangkaian dalam melaksanakan prosesnya yang terdiri dari pemisahan dan penangkapan CO2 dari sumber emisi gas buang, pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan, dan penyimpanan ke tempat yang aman.
Volume emisi karbondioksida dari pembakaran bahan bakar fosil mencapai 56% dari total semua emisi global. Emisi tersebut datang dari sekitar 7500 instalasi besar yang mengemisikan lebih dari 1 juta ton karbondioksida setiap tahunnya.
Jumlah emisi karbondioksida yang terbesar datang dari pembangkit listrik batubara atau PLTU yang mencapai lebih dari 60%, dilanjut dengan PLTG 11%, PLTD 7%, dan industri lain sekitar 3-7%.
Mengutip situs resmi Kementerian LHK, CCS memiliki prinsip untuk menangkap kembali karbondioksida yang terlepas dari berbagai aktivitas penggunaan bahan bakar fosil. Kemudian akan disimpan kembali dalam perut bumi pada sumur migas yang telah kering. Penerapan CCS membutuhkan biaya yang besar, tetapi dapat diturunkan ketika mengimplementasikan pajak karbon.
Jenis Penangkapan CCS
Melansir jurnal Pemanfaatan Teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dalam Upaya Mendukung Produksi Energi yang Berkelanjutan yang ditulis Ahmad Wisnu Prasetyo dan Jaka Windarta (2022), berikut tiga jenis cara penangkapan dalam CCS.
1. Pre-Combustion
Sistem pre-combustion adalah proses penangkapan CO2 dari bahan bakar fosil sebelum proses pembakaran. Sistem ini memproses bahan bakar utama melalui uap dan udara. Dapat juga dengan oksigen dalam reaktor untuk menghasilkan campuran karbonmonoksida (CO) dan gas sintesis (H2) sebagai komponen utama.
2. Post Combustion
Pada tahap ini dilakukan pemisahan CO2 dari gas buang yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar utama di udara. Sistem ini menggunakan pelarut cair untuk menangkap sebagian kecil dari CO2 dengan konstituen utama berupa nitrogen dari udara.
3. Oxyfuel Combustion
Sistem ini menggunakan oksigen murni sebagai penghasil gas buang berupa uap air dan CO2 dengan konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada uap air. Uap air hasil dari gas buang kemudian dihilangkan dengan mendinginkan dan mengompresi aliran gas. Teknologi ini lebih sederhana dan murah daripada proses absorbsi, tetapi memiliki kelemahan dalam menghasilkan aliran oksigen murni yang butuh biaya tinggi.
Melalui cara capture ini, 90% dari emisi karbondioksida dapat ditangkap untuk dikompresi dan diangkut ke sebuah tempat penyimpanan yang sesuai. Setelah melewati proses penangkapan, karbondioksida disimpan dalam reservoir geologi yang sesuai seperti saline aquifers, reservoir gas dan minyak bumi, dan lapisan batubara yang tidak dapat diakses.
4. Potensi Penerapan CCS di Indonesia
Masih mengutip dari sumber yang sama, CCS perlu diterapkan dalam sektor industri, minyak gas, dan listrik untuk mengurangi emisi karbondioksida. Jika diterapkan, emisi karbondioksida akan berubah signifikan dengan pengurangan emisi mencapai 6% pada tahun 2025 dan 37% pada tahun 2050.
Penerapan CCS selain mengurangi emisi karbondioksida juga berpotensi memisahkan pertumbuhan ekonomi dari karbondioksida. Akan tetapi, terdapat hambatan utama untuk penerapannya salah satunya kurangnya peraturan terkait pengoperasian CCS dan pengelolaannya dalam jangka panjang. Selain itu, diperlukan kesadaran masyarakat terkait CCS agar masyarakat semakin paham dan sadar terkait manfaat dan cara penerapan CCS ini.
5. Manfaat CCS
Carbon Capture Storage dapat bermanfaat untuk produksi energi berkelanjutan dengan membantu meningkatkan akses energi dengan harga terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern. CCS dapat berkontribusi untuk keamanan energi yang lebih luas dengan tujuan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Penerapan CCS memungkinkan keragaman energi yang lebih besar termasuk penggunaan bahan bakar fosil yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kemudian dapat mempertahankan kesempatan kerja dan investasi jangka panjang di industri padat energi sekaligus membuka peluang investasi dalam sumber dan energi alternatif.
Nah, itulah informasi seputar Carbon Capture Storage (CCS) yang menjadi sorotan dari pertanyaan Gibran dalam debat cawapres 2024. Semoga bermanfaat, Dab!
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(cln/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu