BEM KM UGM Kirim Kajian Hasil Diskusi 'Rezim Monarki Sang Alumni' ke Istana

BEM KM UGM Kirim Kajian Hasil Diskusi 'Rezim Monarki Sang Alumni' ke Istana

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 22 Des 2023 16:36 WIB
Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor saag memeberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (21/12/2023)
Foto: Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (21/12/2023) (Jauh Hari Wawan/detikJogja)
Jogja -

BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (KM UGM) mengatakan, mereka akan mengirim kajian diskusi yang dihelat pada 8 Desember 2023 lalu ke Istana. Dalam kajian tersebut, sekaligus disematkan gelar 'Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan' kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui, diskusi publik dan mimbar bebas bertajuk 'Rezim Monarki Sang Alumni: Amblesnya Demokrasi Ambruknya Konstitusi dan Kokohnya Politik Dinasti' digelar di Bundaran UGM. Agenda itu diselenggarakan sebagai wujud kritik kepada Presiden Jokowi.

Ketua BEM KM UGM, Gielbran Muhammad Noor berkata, forum yang dihelat Jumat lalu itu adalah agenda yang berbasis argumentasi dan kajian. "Kita sudah membuat kajian, mempersiapkan kajian dan itu kita jadikan sebagai bahan bakar atau sumber argumentasi pelaksanaan diskusi," kata Gielbran kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan Diserahkan ke Istana

Gielbran melanjutkan, dari diskusi yang sudah berjalan pihaknya bakal membuat kajian. Hasil dari kajian bakal diserahkan langsung ke Istana dan masyarakat pun bisa mengakses.

"Kajian yang telah dijadikan basis argumen, kita berikan langsung ke istana melalui pos. Insyaallah hari ini akan kita serahkan langsung dan hasil kajian bisa diakses melalui akun Instagram BEM-KM UGM. Jadi publik masyarakat bisa melihat secara langsung kajian yang telah kita buat setebal kurang lebih 300 halaman," bebernya.

ADVERTISEMENT

Tegaskan Tak Ada Motif Politik

Gielbran menegaskan, mereka tidak mempunyai motif politik apa pun dalam diskusi 'Rezim Monarki Sang Alumni: Amblesnya Demokrasi Ambruknya Konstitusi dan Kokohnya Politik Dinasti' itu. Apalagi sampai muncul tudingan BEM KM UGM terafiliasi dengan partai politik tertentu.

"Tidak ada motif politik praktis apapun, dan tidak terafiliasi oleh kekuatan politik praktis manapun. Karena narasi di luar sana cukup liar, kita dituding terafiliasi dengan partai politik tertentu dan pada kesempatan ini kami sampaikan secara jelas bahwa itu tidaklah benar," tegasnya.

BEM KM UGM pasang poster Jokowi alumnus paling memalukan, Jumat (8/12/2023).BEM KM UGM pasang poster Jokowi alumnus paling memalukan, Jumat (8/12/2023). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Isu Miring yang Muncul dari Gelar 'Jokowi Alumnus Memalukan'

Gielbran menuturkan, penyematan gelar 'Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan' terjadi sebagai bentuk bentuk kekecewaan. Sebabnya selama dua periode era Jokowi, masih banyak permasalahan fundamental yang belum terselesaikan.

Namun begitu gelar tersebut muncul, Gielbran mengaku beredar sejumlah isu miring yang menerpa dirinya maupun keluarganya. Salah satunya informasi bahwa Gielbran dikeluarkan dari UGM.

Selain itu, orang tua Gielbran disebut mendaftar sebagai calon legislatif (caleg). Dalam jumpa pers Kamis, Gielbran dengan tegas membantahnya.

"Adapun isu-isu yang beredar liar di luar sana tidaklah benar adanya. Termasuk isu bahwa saya sebagai ketua BEM-KM UGM di-drop out. Bahkan dari UGM sangat kooperatif tidak ada intervensi, tidak dipanggil oleh wakil Rektor untuk perihal agenda diskusi. Jadi jika ada isu saya di-drop out itu tidaklah benar," kata Gielbran kepada wartawan.

"Di luar sana sempat ada isu beredar bahwa orang tua saya mendaftarkan diri sebagai calon legislatif di salah satu partai. Perlu diketahui bapak ibu saya adalah guru di salah satu kota di Jawa Tengah dan statusnya sebagai PNS. Jadi tidak mungkin terafiliasi dengan partai, anggota partai atau bahkan ikut berkontestasi dalam pemilu 2024," lanjutnya.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads