BEM KM UGM menyematkan gelar 'alumnus paling memalukan' kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito, angkat bicara soal hal itu.
Arie mengatakan, mahasiswa kritis itu biasa dalam sistem demokrasi. Dia kemudian menyinggung kematangan berpikir mahasiswa dalam melontarkan kritik agar mengundang simpati publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kritis itu wajib tapi artikulasi cara menyampaikan itu bisa macam-macam yang sering kali muncul perdebatan kan di situ. Bagaimana kita bisa mengartikulasikan pemikiran dengan membuat orang simpatik," kata Arie kepada wartawan, Kamis (14/12/2023).
Terkait pemberian gelar itu, Arie menilai para mahasiswa sudah dewasa. Hanya saja, dia menyinggung soal etika publik.
"Saya kira mahasiswa sudah dewasa dan dia tahu apa yang dia bicarakan tapi saya kira yang paling penting itu menjaga etika publik. Supaya tidak menggeser catatan kritis itu, catatan kritis itu pasti bisa bergeser kalau cara artikulasi kita tidak memperhatikan pada dimensi etik," urainya.
Di sisi lain, Arie menegaskan kampus tidak akan mengintervensi hal yang berkaitan dengan kebebasan berpendapat. Akan tetapi, dia kembali mengingatkan soal etika publik.
"Ya saya kira universitas itu tidak akan mungkin intervensi tapi kematangan para mahasiswa itu diperlukan, universitas nggak akan mungkin mengintervensi hal-hal yang sifatnya kebebasan buat para mahasiswa," ujarnya.
"Tapi kematangan etik itu diperlukan supaya publik itu simpati dan di situlah pertaruhannya pada values, kita kan juga pernah muda," pungkasnya.
Sebelumnya, BEM KM menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM, Jumat (8/12). Ketua BEM KM Gielbran Mohammad mengungkapkan alasan penyematan 'alumnus paling memalukan UGM' kepada Presiden Jokowi. Di antaranya adalah sebagai wujud kekecewaan selama dua periode kepemimpinan Jokowi yang masih banyak permasalahan fundamental yang masih belum terselesaikan.
(apl/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi