Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons santai soal gelar alumnus memalukan dari BEM KM (Keluarga Mahasiswa) Universitas Gadjah Mada (UGM). Jokowi menilai dalam demokrasi hal itu boleh-boleh saja.
"Ya itu proses demokrasi, boleh-boleh saja," kata Jokowi kepada wartawan di Kali Sentiong, Jakarta Utara, dilansir detikNews, Senin (10/12/2023).
Meski begitu, Jokowi juga mengingatkan etika sopan santun dalam menyampaikan pendapat. Namun, Jokowi tidak lantas menganggap nominasi tersebut berlebihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi perlu saya juga mengingatkan kita ini ada etika sopan santun ketimuran," ujarnya.
"Ya biasa saja," kata Jokowi saat ditanya apakah nominasi yang disematkan kepada dirinya itu berlebihan atau tidak.
Sebagai informasi, BEM KM menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM, Jumat (8/12) lalu. Di acara diskusi itu terpasang satu banner besar bergambar Jokowi.
Banner itu bertulisan 'BEM KM UGM Presents Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan'. Di bawahnya tertulis 'Mr Joko Widodo' dan di pojok bawah terdapat tulisan '2014-2024?', '1980-1985'. Foto Jokowi dalam banner itu pun diedit sedemikian rupa dengan latar gedung istana dan gedung UGM.
Foto Jokowi juga diedit memakai jas serta mahkota dan memakai jas almamater UGM serta caping. Ketua BEM KM UGM Gielbran Mohammad menyebut penyematan 'alumnus paling memalukan UGM' kepada Presiden Jokowi sebagai wujud kekecewaan selama dua periode kepemimpinannya masih banyak masalah fundamental yang belum terselesaikan.
Respons Pihak Kampus
Sekretaris UGM Andi Sandi menyebut aksi mahasiswa itu masih dalam koridor penyampaian aspirasi. Oleh karenanya pihak kampus tak melarang aksi tersebut.
"Saya melihatnya itu adalah gerakan moral dari mahasiswa. Kami di UGM tetap memberikan ruang kepada mahasiswa kami untuk bersuara. Mahasiswa mempunyai hak bersuara, kami di UGM sangat menghargai proses pembelajaran dan kebebasan mimbar bagi anak-anak kami. Kami tidak bisa melarang mereka karena mereka mempunyai kebebasan," ujar Sandi saat dihubungi detikJogja, Sabtu (9/12).
"Kami melihatnya ini adalah gerakan yang disampaikan oleh teman-teman mahasiswa masih dalam koridor untuk memberikan kritik dan saran serta penyaluran aspirasi. Proses itu dilakukan dengan cara-cara yang menurut kami masih dalam batasan-batasan seperti tidak membuat kekacauan dan merusak ketertiban umum," sambungnya.
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu