Teks biografi, profil, dan autobiografi adalah teks yang dapat memuat kisah hidup seseorang. Biasanya, tokoh yang ditulis pada biografi, profil, dan autobiografi adalah orang-orang terkenal atau yang memiliki prestasi.
Seringkali teks-teks tersebut ditemukan dalam sebuah buku, majalah, surat kabar, bahkan di situs online. Teks biografi, profil, dan autobiografi memiliki ciri-cirinya tersendiri yang menjadi pembeda dari ketiga teks tersebut.
Sebelum mengetahui perbedaan dari biografi, profil, dan autobiografi baiknya mengetahui penjelasan mengenai ketiga teks tersebut. Berikut informasi mengenai biografi, profil, dan autobiografi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Biografi?
Mengutip buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X yang dipublikasikan Kemdikbud, biografi memiliki asal kata dari bahasa Yunani, yaitu bios yang artinya hidup dan graphein yang artinya tulis. Biografi adalah tulisan yang berisi paparan kisah kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Biografi tidak hanya berisikan biodata, daftar nama, data kelahiran, tetapi juga berisikan pandangan, sikap, perasaan, pemikiran, hingga peristiwa atau kejadian yang dialami sosok yang ditulis. Peristiwa yang ditulis tidak harus seluruhnya, tetapi hanya bagian yang penting atau menarik untuk diketahui dan memberi manfaat bagi pembaca.
Struktur Biografi
- Orientasi
Orientasi berisi perkenalan tokoh yang menjadi gambaran awal tentang identitas tokoh yang ditulis. Isinya mencakup nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan.
- Masalah atau peristiwa penting
Berisikan paparan cerita mengenai kejadian/peristiwa yang dialami tokoh saat menghadapi masalah, memecahkan masalah, proses karier, peristiwa menyenangkan, menegangkan, menyedihkan, atau mengesankan hingga meraih mimpi, cita-cita, dan kesuksesan.
- Reorientasi
Reorientasi menjadi bagian penutup atau simpulan. Berisikan pandangan, ulasan, atau pemikiran dari penulis berdasarkan kisah biografi tokoh tersebut. Reorientasi bersifat pilihan sehingga diperbolehkan jika tidak dituliskan.
Ciri-ciri biografi
Berikut adalah ciri-ciri biografi yang dikutip dari buku Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X:
- Merupakan teks narasi
- Ditulis menggunakan fakta-fakta yang dialami oleh seseorang
- Informasi disajikan secara kronologis atau tersusun sesuai urutan waktu
- Menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal seperti ia, dia, dan beliau
- Banyak menggunakan kata kerja tindakan, kata kerja pasif, dan kata kerja mental
- Banyak menggunakan kata deskriptif
- Banyak menggunakan kata sambung, kata depan, atau nomina yang berkaitan dengan urutan waktu
Contoh Biografi
Berikut adalah contoh biografi R.A. Kartini yang dikutip dari buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X.
R.A. Kartini mempunyai nama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang Bupati Jepara kala itu. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Lahir dari keluarga yang berpengaruh membuat R.A. Kartini memperoleh pendidikan yang baik. Kartini pun diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini Kartini belajar bahasa Belanda. Akan tetapi, setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena harus dipingit. Kebiasaan dan adat kala itu, wanita yang mempunyai umur yang cukup harus tinggal di rumah dan dipingit, R.A. Kartini lalu terpaksa memendam keinginan untuk sekolah tinggi.
Untuk mengisi waktu luangnya karena dipingit, R.A. Kartini lantas gemar untuk membaca. Ia banyak membaca buku dan surat kabar berbahasa Belanda. R.A. Kartini pernah tercatat membaca buku karya Louis Couperus yang berjudul De Stille Kraacht karya Van Eeden, Augusta de Witt Roman-Feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek, dan sebuah roman anti-perang karangan Bertha Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata).
Dengan banyak membaca, pemikiran Kartini pun semakin luas. Kartini mulai membandingkan keadaan wanita Barat dan wanita Indonesia. Selain membaca, R.A. Kartini juga gemar menulis. Tulisan R.A. Kartini pernah dimuat di De Hollandsche Lelie, sebuah majalah terbitan Belanda. Bahkan, beliau sempat akan mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda karena tulisan-tulisan hebatnya.
Sejak itulah R.A. Kartini mulai tertarik untuk memajukan perempuan pribumi. Dalam pikirannya, kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu. Beliau ingin memajukan wanita Indonesia. Hal ini dapat dimulai dari faktor pendidikan. Untuk itu, beliau mendirikan sekolah bagi gadis-gadis di Jepara.
Muridnya hanya berjumlah sembilan orang yang terdiri dari kerabat atau keluarga. Selain pendidikan, Kartini juga menaruh perhatian pada masalah sosial yang terjadi. Menurutnya, seorang wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum. Tidak ada sebuah diskriminasi jenis kelamin.
Cita-cita mulia R.A. Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti halnya sekarang ini. Selain itu, ia juga mengharapkan persamaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Hal ini disampaikannya melalui surat untuk teman-temannya di Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon, sahabat yang banyak mendukungnya.
Untuk kehidupan rumah tangganya, R.A. Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang, atas keputusan dan pilihan ayahnya pada saat itu. Untunglah, setelah menikah suaminya mengerti keinginan dan cita-cita Kartini hingga diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini dikenal sebagai Gedung Pramuka.
Dari pernikahannya, Kartini dianugerahi satu orang anak laki-laki yang lahir pada tanggal 13 September 1904 dan diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat. Namun yang menyedihkan, selang beberapa hari pasca melahirkan, Kartini tutup usia pada tanggal 17 September 1904. Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Sepeninggal R.A. Kartini, J.H. Abendanon sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda mulai mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh R.A. Kartini. Dari sana, disusunlah buku yang berjudul 'Door Duisternis tot Licht' dan diterjemahkan dengan judul 'Dari Kegelapan Menuju Cahaya' yang terbit pada tahun 1911. Buku tersebut dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan kelima disertakan semua surat-surat yang ditulis oleh Kartini.
Melalui publikasi pemikirannya tersebut, R.A. Kartini mulai banyak dikenal. Pemikiran-pemikiran Kartini pun mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Apa Itu Profil?
Mengutip buku Jejak Pena Lintang Masa Kini yang ditulis Jurnalis Mugaru, profil adalah penulisan biografi singkat dari seseorang. Profil dapat memuat keadaan atau potensi dan gambaran yang ada dalam diri seseorang.
Berdasarkan buku Bahasa Indonesia untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama yang ditulis Agus Supriatna, teks profil dapat ditemukan dalam surat kabar, majalah, buku, dan internet. Seseorang yang ditulis profilnya memiliki prestasi, kemampuan, dan pengalaman yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Kebanyakan dari profil akan menceritakan kesuksesan dari seseorang yang diraih melalui usaha dan kerja keras.
Mengutip buku Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs kelas VII yang ditulis Dr. Agus Trianto, dalam membuat teks profil seseorang dapat mencari informasi mengenai tokoh yang akan dibuat profilnya melalui wawancara langsung ataupun berbagai cara lainnya. Tokoh yang akan dibuatkan profilnya dapat diberikan pertanyaan seputar tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, peristiwa penting, prestasi, minat dan hobi, kata-kata bijak, dan harapan untuk masa depan.
Ciri-ciri Profil
Melansir materi tentang Biografi dan Profil, yang ditulis Sutrisna Wibawa dan dipublikasikan Universitas Negeri Yogyakarta, berikut adalah ciri-ciri profil.
- Tersusun dari wacana modern yang ditulis dengan menggabungkan narasi, deskripsi, dan eksposisi.
- Memiliki bagian utama berupa sketsa karakter yang disusun dengan rapi untuk mengembangkan subjeknya.
- Dibuat secara cermat berdasarkan kerangka yang telah dibuat.
- Menampilkan fakta-fakta utama mengenai kehidupan dan watak seseorang.
- Bersifat realistis.
- Dapat ditulis dengan menambah pujian dan kritik kepada tokoh yang ditulis.
Contoh Profil
Berikut contoh profil yang dikutip dari buku Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs kelas VII yang ditulis Dr. Agus Trianto.
Perempuan yang bernama Rena ini lahir di Bandung 11 Januari 1991. la sekolah di SMPN 88, Bandung, kelas IX. Dengan tinggi 162 cm, orang mengira ia pasti berminat menjadi model. Namun, ternyata, Rena lebih senang membaca buku.
"Aku ingin menjadi penulis, seperti Umar Kayam," katanya. Sekarang ini, dia tinggal di Jalan Presiden II, nomor 6, Bandung. Totto Chan dan Lebaran di Karet adalah buku favorit Rena. Selain itu, Rena juga bercita-cita menjadi penari profesional.
Apa Itu Autobiografi?
Mengutip buku Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X, autobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang biasanya adalah tokoh terkenal atau orang dengan prestasi istimewa yang ditulis oleh orang itu sendiri. Perbedaan dengan biografi, tulisan riwayat hidup yang dicantumkan pada autobiografi akan ditulis sendiri oleh tokoh tersebut.
Ciri-ciri Autobiografi
Dikutip dari buku Panduan Lengkap Menulis Pengalaman Pribadi Menjadi Buku Memoar Atau Autobiografi yang ditulis A Wan Bong dan buku AUTOBIOGRAFI: Sumber Kritik Keluarga dan Potensi Anak yang ditulis Atiqa Sabardila dkk., berikut ciri-ciri autobiografi.
- Menggunakan sudut pandang dirinya sendiri
- Terdapat data diri penulis
- Berisi perjalanan hidup penulis
- Materi yang ditulis berisi pengalaman hidup sejak kecil sampai waktu penulisannya
- Bertujuan membangun citra positif
- Mengisahkan keberhasilan yang dicapai atau prestasi yang dicapai
- Struktur penulisan bersifat kronologis atau berurutan
- Menggunakan data dan fakta yang dimiliki penulis
- Cakupan pembahasan lebih lengkap dan komprehensif
Contoh Autobiografi
Berikut adalah contoh autobiografi dikutip dari buku KECIL MENANAM DEWASA MEMANEN Sebuah Autobiografi Ir. H. Muhammad Sidik Pramiadi.
Sejak merintis usaha jasa konstruksi pada tahun 1994, dalam kurun waktu 4 tahun saja, saya bisa menyelesaikan beberapa proyek pembangunan. Alhamdulillah, dari situ saya bisa menabung untuk menambah modal usaha. Namun keadaan tiba-tiba berubah total. Suasana perpolitikan Indonesia terus memanas. Puncaknya terjadi peristiwa Mei 1998 yang memaksa Pak Harto mengundurkan diri sebagai Presiden Indonesia.
Perkembangan politik yang semakin kacau berdampak terhadap perekonomian secara keseluruhan. Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menembus angka Rp16.000. Kondisi tersebut pada akhirnya membuat iklim usaha mengalami kelesuan.
Dalam kondisi yang tidak menentu itu, saya sempat menghadapi dilema. Saya bingung, apakah uang tabungan yang saya miliki dibelikan dolar atau tetap dalam rupiah untuk modal kerja. Saat itu, jumlah pekerja yang tergantung dengan kegiatan usaha saya mencapai 70 orang.
Di tengah kebimbangan itu saya mendapat tawaran dari Pemda Kabupaten Bogor untuk mengerjakan pembangunan gedung Kantor Dinas Pertanian dan Taman serta Green House Rumah Dinas Bupati. Menurut rencana, proyek tersebut akan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.
Namun, perkembangan ekonomi yang semakin tidak menentu membuat alokasi anggaran tersebut tidak disetujui DPRD. Padahal, sebagian modal kerja saya sudah tertanam di proyek tersebut. Proyek tersebut akhirnya terhenti total. Dalam situasi yang sulit itu, saya hanya bisa pasrah kepada Allah Swt. Saya berupaya bertawakal kepada-Nya.
Perbedaan Biografi, Profil, dan Autobiografi
Setelah mengetahui penjelasan mengenai biografi, profil, dan autobiografi, berikut adalah perbedaan dari ketiga teks tersebut.
- Autobiografi ditulis oleh tokoh yang diceritakan, sementara biografi dan profil ditulis oleh orang lain yang menceritakan sosok tokoh lainnya
- Autobiografi ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama, sementara biografi dan profil ditulis menggunakan sudut pandang orang ketiga
- Profil ditulis dengan singkat dan padat dibandingkan dengan biografi dan autobiografi yang lebih lengkap dan komprehensif
- Profil ditujukan untuk menceritakan deskripsi seseorang dalam bentuk narasi yang singkat dan padat, sementara biografi bertujuan menceritakan jasa-jasa sosok tokoh terkenal yang bermanfaat bagi orang lain, sedangkan autobiografi ditujukan untuk menceritakan informasi mengenai masa kehidupan tokoh yang melewati masa sulit hingga berhasil.
Nah, itulah penjelasan tentang biografi, profil, dan autobiografi dilengkapi dengan perbedaannya. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(apu/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM