Tragedi Rombongan Piknik di Prambanan Bikin Kapok Juragan Kereta Kelinci

Tragedi Rombongan Piknik di Prambanan Bikin Kapok Juragan Kereta Kelinci

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 29 Nov 2023 12:05 WIB
Kereta Kelinci terguling di Prambanan, Sleman, Minggu (19/11/2023).
Kereta kelinci terguling di Prambanan, Sleman, Minggu (19/11/2023). Foto: Dok Polresta Sleman
Jogja -

Pemilik kereta kelinci yang kecelakaan di Prambanan, Sleman, Gunanto mengaku kapok dengan insiden tersebut. Dia bahkan berniat menjual kereta kelinci miliknya setelah selesai diperbaiki.

"Wis (sudah) kapok, mau tak jual. Saya sudah malas, terlalu banyak permasalahan," ucap Gun kepada detikJogja, Selasa (28/11/2023).

Gun menyebut saat ini kereta kelinci miliknya masih berada di bengkel untuk perbaikan. Menurutnya kereta kelinci miliknya tak selalu laku disewa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cuma tiap minggu aja, punya saya kan baru itu termasuknya. Itu saja seminggu kadang tidak ada yang menyewa," katanya.

Gun menyebut kereta kelinci miliknya memiliki dua rangkaian. Sekali sewa, dia mematok harga Rp 1,2 juta.

ADVERTISEMENT

Kini usai insiden kecelakaan di Prambanan beberapa waktu lalu, membuatnya ingin ganti usaha.

"Ya ganti usaha lain saja," tuturnya.

8 Orang Luka-luka Akibat Insiden Kereta Kelinci Terguling

Sebagai informasi, kecelakaan kereta kelinci terguling itu terjadi di Jalan Gatak-Sumberwatu, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Minggu (19/11) lalu. Kala itu kereta kelinci tersebut mengangkut rombongan warga yang piknik dari Wonosutan, Srigading, Sanden, Bantul hendak menuju ke objek wisata Rowo Jombor, Klaten.

Kereta kelinci itu tak kuat menanjak dan akhirnya berjalan mundur hingga terguling. Total ada delapan orang yang mengalami luka-luka.

"Satu orang rawat inap di RSUD Prambanan karena patah tulang dan dua rawat jalan. Lalu ada satu orang rawat inap di PKU Muhammadiyah Prambanan Klaten karena sendi tulang kaki geser dan empat rawat jalan," kata Kasat Lantas Polresta Sleman Kompol Andhies F Utomo saat dihubungi wartawan, Minggu (19/11).

Salah satu bengkel kereta kelinci di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Selasa (28/11/2023).Salah satu bengkel kereta kelinci di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Selasa (28/11/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Curhat Pemilik Bengkel Kereta Kelinci Buntut Larangan Beroperasi

Buntut kecelakaan itu Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul mengeluarkan surat agar bengkel/karoseri tidak memproduksi-memperbaiki kereta kelinci. Hal ini dikeluhkan para pemilik bengkel maupun juragan kereta kelinci.

Pemilik bengkel kereta kelinci di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Wawan Tri Baswanto, mengaku sementara ini tak menerima perbaikan atau produksi kereta kelinci. Dia mengaku sudah didatangi petugas Dishub dan Polres Bantul buntut kecelakaan kereta kelinci di Prambanan, Sleman, beberapa waktu lalu.

"Untuk sementara kita mengikuti prosedur, ikut berhenti aktivitas tapi jalan ke depannya belum tahu. Intinya mau berhenti total atau berhenti sementara saya belum bisa memberikan jawaban pasti," kata Wawan kepada detikJogja di bengkelnya.

Wawan yang juga memiliki satu unit kereta kelinci ini mengaku bingung karena omzetnya turun. Meski tak memerinci pendapatannya dari bengkel dan usaha sewa, Wawan mengaku tak bisa beraktivitas karena diminta berhenti beroperasi.

"Jadi kalau masalah dampak itu ya tetap menurun. Ibaratnya kemarin bengkel bisa beraktivitas sekarang ya belum bisa beraktivitas karena istilahnya disuruh berhenti oleh pihak berwajib," lanjut Wawan.

Dia berharap ada solusi untuk permasalahan kereta kelinci karena ada efek domino yang berdampak pada bengkel. Dia pun berharap ada jalur khusus untuk kereta kelinci agar tak mengganggu pengendara.

"Kalau harapan bagi saya sendiri itu paling tidak ya jangan dilarang tapi dikasih jalur, jalurnya mau seperti apa kami siap. Tidak jalur aspal juga tidak apa-apa, yang penting dari rute awal sampai tempat wisata yang penting tembus, jalan tidak perlu bagus yang penting sampai," ucapnya.

Lebih lanjut, jika pemerintah atau instansi terkait tetap kekeh melarang produksi kereta kelinci, Wawan berharap ada solusi. Mengingat selama ini Wawan menggantungkan hidup dari bengkelnya.

"Dan kalau mau dihentikan apabila ada solusi ya tidak masalah. Tapi kalau selama ini belum ada solusi ya harapan kami minta dicarikan jalur atau jalan yang dari istilahnya sini Piyungan ke pantai, jalan tanah juga tidak apa-apa," ucapnya.

Wawan mengungkap selama ini kereta kelinci tak pernah melaju lebih dari 40 km/jam. Para sopir yang melanggar aturan ini bakal mendapat sanksi dari paguyuban. Meski begitu, dia mengakui bakal sulit melakukan pengawasan terhadap sopir kereta kelinci.

"Selain itu kita menghindari tanjakan, jalan protokol jalan raya tidak boleh. Tapi kembali lagi driver kereta kelinci kan banyak, di Jogja sendiri sekitar 100 orang, sehingga tidak mungkin juga bisa mengecek satu-satu dan rutenya lewat mana," imbuhnya.




(ams/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads