Petaka Pesilat di Karanganyar Tewas Dihukum Senior karena Tak Bawa Murid Baru

Regional

Petaka Pesilat di Karanganyar Tewas Dihukum Senior karena Tak Bawa Murid Baru

Agil Trisetiwan Putra - detikJogja
Senin, 27 Nov 2023 18:31 WIB
Puluhan WNI disekap di Myanmar dan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Status mereka ilegal dan merupakan korban dari penipuan online.
Foto: Ilustrasi pesilat di Karanganyar tewas dihukum senior karena tak bawa warga baru (detikcom/Edi Wahyono)
Jogja -

WA (14), seorang murid SMP di Karanganyar tewas setelah mendapat hukuman dari seniornya. Dia mengembuskan napas terakhir hanya gegara tidak ada murid baru.

Dilansir detikJateng, insiden nahas ini berawal saat WA masuk perguruan, dia diminta seniornya membawa empat orang calon anggota baru. Korban diberi tenggat waktu hingga latihan yang berlangsung di SDN 2 Cangakan, Minggu (26/11) sore.

Saat Minggu tiba, korban dan teman-temannya pun memulai latihan pukul 15.00 WIB. Saat itulah, dirinya ditagih mengenai empat anggota baru tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat latihan, korban tidak bisa mendapatkan empat siswa baru. Hingga akhirnya korban mendapatkan hukuman," kata Kasi Humas Polres Karanganyar AKP Imam kepada awak media, Senin (27/11/2023).

Satu jam pasca latihan dimulai, korban diminta untuk melakukan doweran, atau kuda-kuda ambil napas. Tiba-tiba saat mengambil kuda-kuda, WA dihujani tendangan dan pukulan oleh seniornya.

ADVERTISEMENT

Korban yang menerima serangan tiba-tiba dari pelaku langsung terjatuh dan sempat terdengar dengkuran. WA mendapat pertolongan pertama dengan diberi air dan dibawa ke teras.

"Kondisi korban bertambah parah, saat dipegang tangannya terasa dingin dan detak jantung sudah tidak ada. Korban akhirnya dibawa ke RSUD Karanganyar," ujarnya.

Namun sesampainya di rumah sakit, WA dinyatakan meninggal. Keluarga yang mendengar insiden itu langsung melaporkannya ke polisi.

Akibat kejadian ini, lima orang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah senior korban dengan inisial BP (21), RS (20), AE (17), HT (16), dan MA (15), Semuanya merupakan warga Karanganyar.

Ayah korban pesilat meninggal, Suparno (56). Anaknya, WA, tewas setelah dianiaya senior di Karanganyar.Ayah korban pesilat meninggal, Suparno (56). Anaknya, WA, tewas setelah dianiaya senior di Karanganyar. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

Sempat Dilarang Ikut Perguruan

Ayah WA, Suparno (56) mengungkapkan, dirinya sebenarnya sudah meminta anaknya untuk tidak masuk perguruan silat tersebut. Larangan itu juga sudah ia utarakan ke kakak korban.

"Kemarin saya juga keberatan. Tidak usah ikut dik, kakak dulu saya suruh keluar fokus sekolah saja biar rangkingnya bagus. Tidak usah ikut itu (silat), olahraga, ngaji, dan sekolah saja. Tapi anaknya jawabnya sampun kulo niati (sudah saya niati)," kata Suparno saat ditemui awak media, Senin (27/11/2023).

Sejak Berlatih Silat Jadi Kurus

Suparno melanjutkan, WA sudah mengikuti latihan silat selama setahun terakhir. Sepanjang waktu itu, dia juga melihat adanya perubahan pada diri anaknya yang makin kurus.

"Setelah anaknya ikut itu, kelihatannya ada beban juga, semakin kurus. Harus ikut itu, tapi tidak bisa keluar, sepertinya seperti itu," ujarnya.

Diliputi kekhawatiran, Suparno memutuskan selalu mengecek setiap latihan anaknya. Namun pada Minggu (26/11) itu, dirinya tidak melihat.

Hingga tiba dua orang teman korban datang ke rumah memberi tahu Suparno jika korban dibawa ke rumah sakit.

"Saya tanya kenapa kok dibawa ke rumah sakit, padahal dari rumah sehat. Tadi latihan kena pukulan, jatuh," ucapnya.

Pertanyakan Perlakuan yang Diterima Korban

Suparno pun mempertanyakan dari para pelaku kepada anaknya. Baik saat memberi hukuman, maupun bagaimana penanganannya begitu korban terjatuh.

Menurutnya, jika senior korban berniat menghukum, seharusnya sudah sesuai dengan kemampuan anaknya. Karena itu, dia melihat para pelaku bukannya membina, melainkan menghakimi.

"Setelah jarak satu jam diberikan air meneral sudah kejang-kejang. Dibawa ke rumah sakit, dicek dokter katanya sudah tidak ada," kata Suparno kembali.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads