Camat Sedayu Bantah Tempat Lahir Presiden Soeharto di Kemusuk Terdampak Tol

Camat Sedayu Bantah Tempat Lahir Presiden Soeharto di Kemusuk Terdampak Tol

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Senin, 20 Nov 2023 18:28 WIB
Ilustrasi, suasana di Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul.
Foto ilustrasi: Suasana di Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul. (Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Video bernarasi lokasi kelahiran Presiden RI ke-2 RI, HM Soeharto di Pedukuhan Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul bakal terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja-Bandara YIA ramai disorot di media sosial. Pemerintah Kapanewon menyebut Argomulyo memang terdampak namun tidak sampai Kemusuk.

"Proyek Tol Jogja-YIA Kulon Progo akan menerjang Desa Kelahiran Presiden Ke-2 RI Soeharto. Suasana di desa ini masih nyaman,asri dan bersih. Sumber Youtube KakaTV Loc. Desa Argomulyo, Sedayu Bantul DIY," demikian narasi yang diunggah di akun Instagram @merapi_uncover seperti dilihat detikJogja hari ini, Senin (20/11/2023).

Terkait hal tersebut, Panewu (Camat) Sedayu, Anton Yulianto mengatakan, ada dua Kalurahan, yakni Argomulyo dan Argosari yang terdampak proyek tol Solo-Jogja-Bandara YIA, khususnya di seksi tiga, yaitu tol Jogja-Kulon Progo. Akan tetapi, Kemusuk sama sekali tidak terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang Argomulyo itu Pedukuhan Panggang, Srontakan sama Samben. Jadi Kemusuk tidak masuk," kata Anton kepada detikJogja.

Terlepas dari hal tersebut, Anton mengungkapkan ada ratusan bidang tanah yang terdampak di dua kalurahan tersebut. Di mana untuk Kalurahan Argomulyo total 272.044 meter persegi dan di Kalurahan Argosari total 114.537 meter persegi.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita melihatnya bukan berapa KK (kepala keluarga) tapi bidang tanah yang terkena. Rinciannya Argomulyo total ada 491 bidang dan Argosari 172 bidang tanah," ujarnya.

"Karena kalau KK kepemilikan tanah satu KK bisa punya banyak tanah, sehingga kita datanya lebih ke per kepemilikan, per bidang," lanjut Anton.

Klaim Tak Ada Penolakan

Menyoal apakah ada penolakan dari warga akibat tanahnya terdampak proyek tol, Anton mengaku sejauh ini tidak ada. Apalagi saat ini sudah memasuki tahapan validasi untuk data bidang masing-masing yang sudah dipatok.

"Alhamdulillah semua kondusif, dari evaluasi kita tanggapan masyarakat masih kondusif. Dalam artian responsnya positif, karena proses dari pertama ada konsultasi publik dan menanggapi. Jadi tidak ada yang menolak atau tidak mau bekerja sama," tuturnya.

Rinciannya, pertama pelaksana proyek melakukan sosialisasi, konsultasi publik sudah dan pematokan tanah. Sedangkan saat ini masuk tahapan pendataan dan verifikasi untuk isi fisik dari masing-masing bidang dengan cara melakukan sensus satu persatu.

Selain itu, saat ini juga tengah masuk dalam tahapan melengkapi kelengkapan administrasi untuk pelepasan tanah. Sehingga dalam prosesnya memunculkan beberapa berita acara dan beberapa pernyataan, termasuk masalah waris.

"Jadi sekarang masih diproses untuk pelepasannya itu dan setelah ini selesai baru kemudian memasuki tahapan appraisal. Jadi masalah harga sampai saat ini belum ada, karena itu yang menentukan appraisal masing-masing," ucapnya.

Sedangkan realisasi pembangunan, Anton mengaku belum tahu pasti. Namun, dari informasi yang Anton peroleh saat ini pelaksana proyek tengah mengurus analisis dampak lingkungan (AMDAL).

"Kalau dari pelaksana itu sedang melengkapi untuk AMDAL-nya, sudah konsultasi publik AMDAL dua. Untuk masalah konstruksi sudah ada semua, ini AMDAL-nya baru berproses," katanya.

"Kemudian untuk mulai pembangunan fisiknya kita belum ada informasi. Tapi paling cepat tahun 2024," imbuh Anton.

Pasalnya, tol yang bakal melintas di Sedayu khususnya di Argosari dan Argomulyo mengusuk struktur elevated atau melayang. Meski melayang, tol tersebut tidak menggunakan tiang pancang.

"Informasi yang kita dapat pelaksana, jalur tol yang melintasi Sedayu elevated tapi timbunan. Jadi ada di ketinggian sekitar 5 sampai 6 meter dari permukaan tanah tapi dengan urukan, tidak dengan tiang, jadi seperti tanggul itu," ucapnya.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads