Kisah Pak Udin 21 Tahun Jadi Pemangkas Rambut di Bawah Beringin Jogja

Kisah Pak Udin 21 Tahun Jadi Pemangkas Rambut di Bawah Beringin Jogja

Iis Sulistiani, Novi Vianita - detikJogja
Kamis, 02 Nov 2023 17:40 WIB
Aminudin atau Udin, yang membuka usaha pangkas rambut di bawah pohon beringin di sekitar Jalan Pangurakan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, saat ditemui Kamis (2/11/2023).
Aminudin atau Udin, yang membuka usaha pangkas rambut di bawah pohon beringin di sekitar Jalan Pangurakan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Jogja, saat ditemui Kamis (2/11/2023). (Foto: Novi Vianita/detikJogja)
Jogja -

Aminudin atau Udin, begitu dia disapa, cukup dikenal masyarakat di sekitar Jalan Pangurakan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Jogja, tepatnya tak jauh dari Museum Sonobudoyo. Pak Udin jadi pemangkas rambut legendaris karena usaha pangkas rambut yang dia rintis sejak 2002, atau 21 tahun silam.

Saat ditemui detikJogja Kamis (2/11/2023), dia tengah memangkas rambut salah satu pelanggannya. Bermodalkan payung, kursi, dan peralatan cukur seadanya, Udin menjalankan usaha pangkas rambutnya dengan penuh ceria dan semangat.

Pria 54 tahun itu mengungkapkan, dia tak mengikuti kursus atau pelatihan mencukur rambut. Dia secara autodidak mempelajari cara memotong rambut saat pangkas di tempat orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya autodidak. Cuma lihat-lihat aja. Setelah saya pangkas (di tempat orang) itu saya nggak langsung pulang, lihat caranya pangkas gimana. Nanti ada yang datang lagi saya lihatin, o gitu to. Makanya saya praktikkan perlahan-lahan," ucap Udin.

Pada 2002 silam, dia resmi mengawali usaha pangkas rambutnya dengan peralatan sederhana. Gunting sorok jadi senjata utamanya, yang belakangan ini diganti elektrik supaya lebih efisien.

ADVERTISEMENT

"Dulu pakai gunting sorok, sekarang udah langka karena jarang yang minat. Saya udah enggak pakai juga karena zaman udah semakin maju. Sekarang pakai yang ada baterainya," ujarnya.

Tidak hanya menggelar lapaknya di sekitaran Museum Sonobudoyo, Udin mengaku juga menerima panggilan ke rumah pelanggan yang ingin memotong rambutnya. Tentu, dengan tarif yang berbeda.

"Lambat laun ada panggilan, kalau di sini (di tempat) Rp 10.000, kalau panggilan Rp 25.000. Dulu pernah dipanggil ke Sardjito, saya bilang kalau mau Rp 50.000. Rp 25.000 buat yang deket-deket dari sini," jelasnya.

Aminudin atau Udin, yang membuka usaha pangkas rambut di bawah pohon beringin di sekitar Jalan Pangurakan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, saat ditemui Kamis (2/11/2023).Aminudin atau Udin, yang membuka usaha pangkas rambut di bawah pohon beringin di sekitar Jalan Pangurakan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Jogja, saat ditemui Kamis (2/11/2023). Foto: Novi Vianita/detikJogja

Langganan Bule

Lambat laun, usahanya pun mulai dikenal. Para pelanggannya berdatangan dari berbagai tempat. Bahkan, wisatawan yang sedang berlibur di Jogja pun menyempatkan menikmati teduhnya potong rambut di bawah pohon beringin.

Salah satu pengunjung adalah Sugianto (55). Dia mengaku tertarik memendekkan rambutnya di tempat Udin karena selain harganya murah, Rp 10.000, 'tempat kerjanya' juga rindang.

"Saya baru cukur sekali, kebetulan lewat kan kerjanya di sekitar sini (Ahmad Dahlan) terus liat ini. Yang jelas satu-satunya yang ada kalau biasanya kan tertutup. Harganya bermasyarakat," ungkapnya.

Dari berbagai orang yang 'menikmati' potongannya, Udin bercerita seorang warga Amerika Serikat (AS) bernama Johnson datang dan ingin rambutnya dipotong.

"Dia itu minta dicukur tapi nawar. Saya bilang Rp 10.000 dia tawar Rp 3.000. Ndagel to. Setelah selesai, mantap kan hasilnya terus dia kasih Rp 50.000," ujarnya sambil diiringi gelak tawa.

Udin menuturkan bagaimana hubungannya dengan Johnson cukup akrab. Bahkan, si bule menyempatkan mencukur rambutnya di lapak Udin jika sedang berkunjung ke Jogja.

"Setelah (pandemi) Corona dia balik lagi ke sini. Terus bilang, saya itu tugasnya keliling dunia. Kalau datang ke Indo saya harus ke Jogja dan yang saya cari cuma satu, Pak Udin. Pas sebelum Corona si Johnson juga ngasih saya Rp 10 juta," ungkapnya.

Motivator di Persatuan Pangkas Rambut

Dari sekian banyak pengalaman yang dialaminya, Udin berseloroh paling membekas adalah ketika dia diminta jadi motivator di acara Persatuan Pangkas Rambut.

Awalnya ia ragu untuk mengambil kesempatan tersebut. Akan tetapi, berbekal keyakinan dan dukungan dari orang-orang sekitar akhirnya dia mampu berdiri untuk memberikan motivasi di hadapan banyak orang.

"Saya pernah jadi motivator di acara Persatuan Pangkas Rambut. Itu antara Bantul, Wonosari, Kulon Progo. Semua totalnya berjumlah 120-an. Peserta itu ada yang memang punya kios sendiri, ada juga yang kerja di orang lain," tuturnya.

Meskipun hidup sederhana, Udin selalu tampak ceria dan tidak mau menunjukkan kesedihannya. Menurutnya, hidup itu hanya sekali dan untuk ceria saja.

"Orang itu dalam keadaan apapun harus ceria, jangan menunjukkan kesusahan. Seakan akan saya itu nggak ada beban. Padahal beban saya itu berat tapi saya buat ringan. Hidup itu hanya sekali untuk ceria aja. Jangan terlihat susah hanya karena keadaan," Kata Udin.

Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Peluncuran Satelit Nusantara Lima Tertunda 2 Kali gegara Cuaca Buruk"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads