Warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan aktivis kemanusiaan dari Nusantara Palestina Center, Abdillah Onim mengungkapkan warga di Gaza dalam kondisi lapar di tengah konflik. Stok makanan menipis. Mereka tidak berani keluar karena kendaraan di jalanan jadi sasaran rudal.
Dilansir detikNews yang mengutip Deutsche Welle (DW), Rabu (11/10/2023), Onim sudah menetap lebih dari 12 tahun di Gaza, Palestina. Menurutnya, peperangan kali ini yang terbesar.
"Yang kekuatannya paling luar biasa ya, itu baru kali ini. Saya di Gaza sudah lebih dari 12 tahun dan sampai dengan saat ini situasinya belum kondusif alias masih saling tembak rudal roket antara Gaza dengan pihak Israel," kata pria asal Halmahera Utara yang beristrikan warga Palestina itu kepada DW, dikutip dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Hamas menyerbu perbatasan Israel dan melakukan rentetan serangan roket pada Sabtu (7/10) lalu. Ratusan orang di Israel dilaporkan tewas hingga sejauh ini.
Israel pun membalas dengan meluncurkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Jalur Gaza hingga kini. Serangan ini juga menewaskan ratusan warga Palestina. "Terjebaklah kini anak-anak, lansia, warga sipil, dan juga kaum wanita yang ada di Jalur Gaza," ujar Onim.
"Jumlah warga negara Indonesia yang saat ini sedang berada di Jalur Gaza itu kurang dari selusin", sambungnya. Mereka dalam keadaan sehat.
Saat terjadi serangan Israel ke Gaza, Onim menceritakan, sebuah rudal jatuh di RS dan mengenai satu unit kendaraan milik relawan dari MER-C Indonesia. Relawan Indonesia selamat, tapi satu staf lokal orang Gaza yang bekerja di MER-C cabang Gaza itu meninggal.
Onim menerima informasi, rumah sakit Indonesia dalam kondisi baik hingga Selasa (10/10). Sedangkan tabung oksigen untuk para pasien mengalami kerusakan.
Kendaraan Jadi Sasaran Tembak
Onim dan keluarganya berniat mengungsi dari Gaza ke Mesir. Dia sudah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Indonesia di Kairo dan Kedutaan Indonesia di Amman, Jordania.
Namun tidak mudah untuk keluar dari wilayah konflik tersebut. Menurutnya, situasi belum kondusif. Keluar rumah dengan naik kendaraan terbilang masih berisiko tinggi.
"Nah, kenapa tidak mau naik kendaraan, itu kendaraan yang ada di sana itu mereka dijadikan korban rudal juga. Jadi semua kendaraan mayoritasnya itu kalau melintasi jalan itu dijadikan sasaran tembak dan itu yang membuat saya belum bisa untuk pergi ke perbatasan antara Gaza dan juga Israel," ungkap Onim.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Selama perang terjadi, Onim yang berperan sebagai aktivis kemanusiaan mengaku tidak bisa berbuat banyak. "Saya sendiri tidak bisa beraktivitas di lapangan. Yang biasanya harus distribusi bantuan sekarang tidak bisa karena rudal di sana-sini," jelasnya.
Taman Kanak-kanak Yatim Nurani Indonesia, salah satu program dari lembaga yang ia bentuk, Nusantara Palestina Center, kini ikut lumpuh. Sejak awal terjadi peperangan, semua aktivitas sekolah ditiadakan, termasuk di TK Nurani Indonesia.
Untuk diketahui, TK Yatim Nurani adalah sekolah gratis bantuan dari Indonesia untuk anak-anak di Palestina. Sekolah tersebut menampung anak-anak yatim dan juga kaum dhuafa di Gaza. Istri Onim mengelola TK tersebut dari tahun 2016.
Warga Butuh Bantuan Gandum-Air Bersih
Onim mengatakan, warga di Gaza rata-rata hanya punya pasokan makanan yang mungkin cukup untuk dua hari jika terjadi peperangan. Sejak perang berkecamuk, pasar ditutup, perkantoran diliburkan, para petani dan nelayan pun tidak bisa beraktivitas.
Menurut Onim, warga Gaza menanti uluran tangan dari lembaga internasional. Saat ini, warga Gaza sangat memerlukan bantuan berupa gandum dan air bersih. Dia menambahkan, Gaza sedang dilanda krisis air minum, obat-obatan, dan juga bahan bakar.
"Jadi memang pada saat terjadi peperangan itu ya mereka sudah terbiasa dalam hal perut kosong atau lapar. Dan ini karena memang situasi seperti ini ya mereka sudah terbiasa dari generasi ke generasi. Akan tetapi memang biasanya peperangan berlangsung selama empat, lima hari, satu pekan itu bantuan dari negara lain termasuk Indonesia itu akan kembali mereka terima," ujar Onim.
Sementara itu dalam pesannya lewat YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (10/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar konflik kedua negara itu diselesaikan hingga tuntas sesuai dengan parameter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Indonesia mendesak agar perang dan tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia dan hancurnya harta benda karena eskalasi konflik dapat menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih besar," kata Jokowi.
Jokowi juga meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan kementerian terkait mengambil langkah cepat, untuk melindungi WNI di kawasan konflik.
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa