Jorok! Ada Tumpukan Sampah di Halte Trans Jogja-Pedestrian Sudirman

Jorok! Ada Tumpukan Sampah di Halte Trans Jogja-Pedestrian Sudirman

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 28 Agu 2023 18:36 WIB
Sampah di Halte Sudirman dan Pedestrian Jalan Sudirman Kotabaru, Senin (28/8/2023). Tumpukan sampah ini terpantau ada sejak pukul 10.00-16.00 WIB.
Sampah di Halte Bus Trans Jogja di Sudirman dan Pedestrian Jalan Sudirman, Senin (28/8/2023). Foto: dok. Anandio Januar/detikJogja
Jogja -

Sampah-sampah tampak masih menumpuk di area sekitar Halte Trans Jogja hingga pedestrian Jalan Sudirman di Kotabaru, Jogja. Sampah-sampah itu bahkan menimbulkan bau tidak sedap.

Pantauan detikJogja, Senin (28/8/2023), tumpukan sampah ini terlihat di Halte Trans Jogja Jenderal Sudirman dan di depan Gedung Balai Pengukuran Kompetensi Pegawai di Jalan Kyai Mojo atau pedestrian Jalan Sudirman. Ironisnya tumpukan sampah ini berada di area yang dekat dengan hotel, gedung, hingga restoran yang juga ramai dilalui turis.

Sampah di Pedestrian Sudirman

Berikut titik-titik sampah di area sekitar Pedestrian Sudirman:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Halte Sudirman

Pantauan detikJogja pukul 10.00 WIB, tumpukan sampah tampak memenuhi di area sekitar halte. Hingga sore sekitar pukul 16.00 WIB, tumpukan sampah ini juga masih menumpuk dan belum diangkut.

Menurut, salah seorang petugas halte, sampah itu mengganggu kenyamanan penumpang karena bau yang tidak sedap. Selain itu, dia prihatin karena sampah itu dilihat turis mancanegara.

ADVERTISEMENT

"Karena juga mengganggu pemandangan, mengganggu kesehatan. Soalnya ini banyak turis mancanegara yang masuk hotel (dekat halte)," ujar petugas tersebut saat ditemui detikJogja di lokasi.

"Selama ini belum ada yang komplain, tapi kan aromanya terasa," lanjut petugas tersebut.

Sementara itu, salah seorang pedagang di sekitar lokasi menyebut tumpukan sampah itu ulah orang tak bertanggung jawab. Sebab, pedagang di sekitar lokasi rutin membayar iuran sampah setiap bulannya dan sampah-sampah itu diangkut petugas secara rutin.

"Iya orang luar kelihatannya. Kalau orang sini juga nggak ada soale semua diambil orang-orang (petugas). Tiap bulannya bayar," jelas ibu pemilik warung kelontong itu yang enggan ditulis namanya.

Pedestrian Depan Balai Pengukuran Kompetensi Pegawai

Tak hanya di area halte Sudirman, tumpukan sampah juga terlihat di pedestrian depan Balai Pengukuran Kompetensi Pegawai. Sampah ini terlihat sejak pukul 10.00 WIB, dan saat ditengok pukul 16.40 WIB tumpukan sampah itu juga masih ada.

Sampah di area pedestrian yang berjarak sekitar 80 meter dari Tugu Jogja ini menimbulkan bau tidak sedap. Tampak tumpukan sampah plastik, botol, gelas kaca berceceran di dekat tempat sampah.

Sampah di Halte Sudirman dan Pedestrian Jalan Sudirman Kotabaru, Senin (28/8/2023). Tumpukan sampah ini terpantau ada sejak pukul 10.00-16.00 WIB.Sampah di pedestrian depan Balai Pengukuran Kompetensi Pegawai di Jalan Sudirman, Senin (28/8/2023). Tumpukan sampah ini terpantau ada sejak pukul 10.00-16.00 WIB. Foto: dok. Anandio Januar/detikJogja

Sementara itu, sampah juga tampak memenuhi tempat sampah yang sudah disediakan. Selain bau, tampak lalat beterbangan di sekitar tumpukan sampah ini.

Salah seorang petugas TPS Kotabaru, Ngatijo (58), mengaku terjadi perubahan jadwal pengambilan sampah di Kecamatan Gondokusuman sejak TPA Piyungan dibuka terbatas.

"Pas TPA pusat tutup, ya nggak tentu ambilnya. Kalau nggak tutup, rutin tiap hari. Karena ini mulai tanggal 23 tutup, jadi ambilnya nggak tentu," kata Ngatijo.



Dia menyebut tumpukan sampah itu belum akan diambil petugas jika jumlahnya hanya sedikit. Namun, menurut Ngatijo, tumpukan sampah itu juga tak bisa diambil sembarangan meski menodai estetika pedestrian di Sudirman.

"Pas TPA tutup, kalau mau mengatasi (tumpukan sampah) ya malah sulit. Kalau TPA tutup, mau diambil pun buangnya ke mana? Tutupnya juga nggak cuma satu atau dua minggu. Kendalanya karena (jadwalnya) nggak tentu dan jadi nggak rutin," ucap petugas yang telah bekerja di TPS selama 37 tahun itu.

Dia mengatakan TPS Kotabaru sebenarnya hanya mengelola sampah organik saja. Namun, sejak TPA Piyungan dibuka terbatas mau tidak mau TPS-nya juga menerima sampah anorganik.

Ngatijo pun berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam mengelola sampah, terutama di tengah kondisi darurat sampah di Jogja.

"(Sampah) Organik itu kalau sama yang punya tempat kan digawe (dibuat) pupuk. Intinya mengurangi sampah aja," ujarnya.

Pemkot Jogja Perpanjang Operasional Depo

Di sisi lain, Pemerintah Kota Jogja bakal memperpanjang jam operasional depo sampah. Harapannya agar masyarakat bisa menaruh sampah ke depo dan tidak lagi di pinggir jalan.

Diketahui, operasional depo semula dari pukul 06.00 sampai 08.00 WIB. Kini, jam operasional itu diperpanjang sampai pukul 13.00 WIB.

"Minggu pagi saya ke depo Lapangan Karang, jam 6 pagi saya sudah sampai sana. Melihat truk di sana penuh, sementara masyarakat masih pada datang untuk menaruh sampah. Tapi ternyata sudah penuh," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo saat jumpa pers di Balai Kota Jogja, Senin (28/8).

"Maka saya minta untuk dibuka deponya, sehingga masyarakat naruhnya di dalam depo tidak di jalan. Hanya memindahkan sebetulnya," sambungnya.

Singgih juga meminta masyarakat memilah sampahnya sebelum dikirim ke depo. Jika sampah menumpuk di depo, Singgih mengatakan salah satu antisipasinya dengan menambah armada truk pengangkut sampah.

Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto, Anandio Januar, dan Jihan Nisrina Khairani Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads