Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, tidak mencari pengganti buat satu anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) yang meninggal dunia pada Rabu lalu. Meninggalnya anggota paskibra berinisial TA (16) asal Desa Bogem, Bayat, Klaten, itu sempat jadi sorotan.
Panewu (Camat) Gedangsari Eko Krisdiyanto mengatakan satu anggota paskibra yang meninggal dunia itu tidak digantikan karena waktunya sudah mepet dan pekan depan sudah gladi bersih.
Eko menjelaskan, para anggota paskibra Kapanewon Gedangsari saat ini tetap latihan seperti biasa. Menurutnya, kehilangan satu anggota itu tidak akan memengaruhi proses latihan paskibra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kekurangan satu anggota paskibra karena meninggal dunia sepertinya tidak diganti. Waktunya sudah mepet dan awal pekan depan sudah gladi," kata Eko saat dihubungi wartawan, Jumat (11/8/1/2023).
Eko menambahkan, saat ini belum ada koordinasi lebih lanjut dengan instruktur paskibra Gedangsari. Meski demikian, dia menyebut pihak Kapanewon Gedangsari telah membuat piagam penghargaan untuk TA sebagai anggota paskibra.
"Untuk almarhum tetap kita buatkan piagam dan nantinya akan diserahkan ke pihak keluarganya," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, anggota paskibra asal Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten yakni TA (16) meninggal dunia setelah menjalani latihan paskibra di Lapangan Hargomulyo, Gedangsari, Rabu (9/8). Sesampainya di rumah, tiba-tiba TA mengeluh tidak enak badan dan meninggal dunia saat sampai di Puskesmas Bayat, Klaten.
Dilansir detikJateng, Kamis (10/8), meninggalnya TA direspons oleh sejumlah warga Bayat. Mereka sempat beramai-ramai mendatangi Puskesmas Bayat, kemarin. Warga dari perwakilan beberapa desa itu mempertanyakan kinerja Puskesmas Bayat yang dinilai lambat.
(dil/ahr)
Komentar Terbanyak
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya