Fenomena lubang misterius atau sinkhole di Dusun Popohan, Kalurahan Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo, yang muncul di lahan bebatuan breksi dinilai tak wajar. Temuan inilah yang membuat pakar Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terheran-heran. Berikut penampakan lubang misterius tersebut.
Pakar UGM Wahyu Wilopo menyebut jika munculnya lubang di lokasi tersebut sebagai sesuatu yang tidak biasa. Menurutnya, umumnya sinkhole muncul di lahan batuan yang mudah larut seperti jenis batuan gamping yang jamak ditemui di Kabupaten Gunungkidul. Tetapi, di Kulon Progo, sinkhole justru muncul di lahan batuan breksi. Berikut penampakan lubang misterius yang tidak wajar itu.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu menyebut, hal yang tidak biasa yakni batuan jenis ini dikenal tidak mudah hancur sehingga kecil kemungkinan memicu terjadinya sinkhole.
"Kita lihat terjadinya lubang di bawah itu kan biasanya dikontrol oleh adanya litologi yang mudah larut. Kalau itu terjadinya di Wonosari atau Gunungkidul merupakan hal yang wajar karena memang (batuan) gamping. Tapi yang menarik di sini kan litologinya adalah breksi yang susah larut," jelasnya.
![]() |
Selain itu, Wahyu menyampaikan, sejumlah dugaan terkait apa sebenarnya yang memicu terjadinya sinkhole di Popohan. Antara lain soal adanya litologi lain yang mudah larut di bawah batuan breksi lahan tersebut dan fenomena tanah labil yang memang terjadi sudah lama di wilayah ini.
![]() |
Atas hal itu, Tim Geologi dari Fakultas Teknik UGM yang dipimpin Wahyu kini telah terjun untuk meneliti fenomena tersebut. Proses penelitian ini menggunakan metode survei geofisika yakni survei yang dilakukan dengan memanfaatkan medan alamiah sebagai bagian propertis bumi.
Adapun alat yang digunakan adalah georadar atau radar penembus tanah yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal yang direfleksikan dari struktur bawah permukaan.
"Dari situ nanti bisa kita identifikasi kondisi bawah permukaan seperti apa. Sehingga kita nanti akan coba membuat profil-profil di bawah permukaan berdasarkan atas hasil dari data geofisika ini," ucap Wahyu.
![]() |
Wahyu menjelaskan proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mengingat lokasi yang diteliti cukup luas. Ditargetkan proses penelitian bisa rampung sepekan lagi. Hasil penelitian selanjutnya akan disampaikan kepada pemangku kebijakan setempat guna menentukan langkah mitigasi.
![]() |
(apl/sip)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa