JK Bilang Modal Ratusan Miliar Jadi Ketum Golkar, Pakar UGM: Nggak Bikin Kaget

JK Bilang Modal Ratusan Miliar Jadi Ketum Golkar, Pakar UGM: Nggak Bikin Kaget

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 31 Jul 2023 18:19 WIB
Peneliti Laboratorium Big Data Analytics Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Arya Budi
Pakar politik UGM Arya Budi (Foto: dok.detikcom)
Jogja -

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menyinggung modal untuk menjadi Ketum Golkar mencapai ratusan miliar. Pengamat politik UGM Arya Budi mengatakan hal itu bukan barang baru di politik.

Arya mengatakan Golkar ini bertransformasi dari partai orde baru menjadi partai politik di Pemilu 1999. Arya bilang dulu ada semacam kebiasaan pemilihan ketum bukan dari unsur militer. Nah, saat era reformasi kemudian muncul kebiasaan ketum yang berasal dari pengusaha.

"Jadi sebelum JK partai ini (ketum) memang bukan pengusaha, tapi ketika JK jadi Ketum itu yang kemudian yang berkontestasi dan menang juga pengusaha, ada Aburizal Bakrie," kata Arya saat dihubungi detikJogja, Senin (31/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kebiasaan pengusaha menjadi Ketum Golkar juga berjalan hingga saat ini Airlangga Hartarto.

"Kebiasaan Golkar dari kelompok pengusaha ini lah yang bisa jadi melatarbelakangi JK punya statement ratusan miliar itu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan ratusan miliar yang dibutuhkan untuk menjadi Ketum Golkar bisa jadi untuk memberikan kompensasi kepada struktur partai. Baik di pusat maupun mesin partai di daerah.

"Jadi ini bukan hanya satu individu yang bekerja jadi ada pengusaha-pengusaha yang mendukung. Sehingga logistik yang mereka keluarkan tidak dari kantong sendiri tapi politisi pengusaha yang berada di belakang," bebernya.

Tapi dia menggarisbawahi, hal ini tidak hanya terjadi di Golkar. Partai lain di Indonesia juga menggunakan pola yang sama, artinya banyak modal yang dikeluarkan untuk jadi ketum parpol.

"Jadi ketum dan membutuhkan logistik itu terjadi di banyak partai. Bahkan ketum yang durasi (jabatan) 5 sampai 10 tahun, ada PKB dan seterusnya itu bertahan salah satunya kemampuan mereka mengkonsolidasikan kemampuan logistik. Jika mereka bukan orang kaya, juga bukan pebisnis paling tidak ada insentif distribusi logistik di mana mereka menggunakan itu untuk bertahan," urainya.

Lebih jauh, Arya menyebut hal ini tidak mengagetkan. Mengingat di parpol lain juga memerlukan hal serupa.

"Tidak mengagetkan juga statement JK itu, tidak mengagetkan ya bagi kita," tegasnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) mengungkap perjalanan kariernya di dunia politik. JK pun menyinggung soal menjadi Ketua Golkar harus memiliki modal hingga ratusan miliar.

Hal itu disampaikan JK dalam pemaparan di Seminar Anak Muda untuk Politik di Gedung DPR RI. JK mulanya bercerita soal dirinya yang menjadi pengusaha hingga terjun ke dunia politik.

"Saya tinggalkan pengusaha apa boleh buat, kalau jadi menteri tidak boleh jadi pengusaha. Pengusaha saya kasih ke adik saya, diteruskan ke anak saya. Yang kemudian, hidup saya itu teratur," kata JK dalam sambutannya, dikutip detikJogja dari detikNews, Senin (31/7).

JK mengaku mengikuti seluruh proses hingga akhirnya menjadi pimpinan negara. JK kemudian menyinggung soal terpilih menjadi Ketua Umum Golkar karena memiliki posisi tinggi di pemerintahan.

"Karena Golkar itu suka ketuanya itu pimpinan negara, saya tertinggi waktu itu, ongkos hampir kecil sekali. Kalau sekarang Anda mau jadi Ketua Golkar jangan harap kalau Anda tidak punya modal 5-600 miliar," kata JK.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads