Kepergian tiga temannya yang meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan membuat Rusdi terpukul. Aremania asal Probolinggo ini awalnya berangkat berempat untuk menonton laga Derby Jatim, Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10) malam. Malang tak dapat ditolak, tiga teman Rusdi tewas saat Tragedi Kanjuruhan.
Rusdi tak mau pulang seorang diri. Dengan setia, ia masih menunggu dan bertahan di kawasan Stadion Kanjuruhan. Rusdi berharap, ada keajaiban yang membuat tiga temannya kembali.
Berikut 7 fakta pilu kisah Aremania asal Probolinggo yang bertahan 11 hari di Kanjuruhan menanti 3 temannya yang telah tiada:
1. Rusdi Kerap Melamun
Saat ditemui detikJatim di sekitar Stadion Kanjuruhan, Malang, pandangan mata Rusdi kosong. Ia hanya melamun saat diajak berbicara. Sudah hampir dua pekan berlalu, Rusdi masih setia menanti kedatangan 3 temannya yang sudah tiada.
Saat ini, Rusdi masih berada di sekitar Stadion Kanjuruhan. Ia tak mau pulang. Ia masih meyakini 3 temannya yang berangkat bersama saat menonton laga Singo Edan ini masih ada. Dengan setia, ia tak mau berpindah tempat, berharap akan bertemu lagi dengan sahabat-sahabatnya.
2. Identitas Rusdi
Atas kondisi ini, Rusdi diduga mengalami trauma berat setelah rekannya meninggal dalam tragedi tersebut. Rusdi merupakan remaja berusia 17 tahun. Ia tercatat sebagai warga Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.
Identitas ini baru diketahui pengelola Stadion Kanjuruhan saat mengamankan tas milik Rusdi. Di dalam tas Rusdi, ditemukan ijasah RA setara Sekolah Dasar yakni RA Sunan Ampel, Krucil, Probolinggo.
3. Bertahan Hampir 2 Pekan Pakai Atribut Aremania
Sejak Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10), Rusdi masih bertahan di kawasan Kanjuruhan. Selama di Kanjuruhan, dia masih terlihat memakai atribut Aremania.
Cukup sulit untuk bisa berkomunikasi dengan remaja ini. Rusdi memilih menjauh dari orang-orang yang mendatanginya dan duduk dengan tatapan kosong.
Rusdi mengungkapkan kisah pilunya pada penjual kopi. Baca di halaman selanjutnya!
(hil/dte)