7 Fakta Sejarah Pempek yang Tak Banyak Orang Tahu!

7 Fakta Sejarah Pempek yang Tak Banyak Orang Tahu!

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Minggu, 03 Agu 2025 21:30 WIB
pempek
Ilustrasi pempek (Foto: Kurnia/detikTravel)
Palembang -

Pempek adalah makanan khas Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Sebagai hidangan ikonik, pempek mempunyai sejarah panjang yang menarik. Berikut 7 fakta sejarah pempek yang tak banyak orang tahu.

Bahan utama pembuatan pempek yakni ikan dan tepung tapioka. Makanan ini disajikan dengan kuah hitam bernama cuko. Cita rasa dari pempek yang kenyal dan gurih ditambah cuko yang peda membuat hidangan ini mengundang selera.

Menelusuri jejak kemunculan pempek akan membawa seseorang ke dalam perjalanan panjang melintasi sejarah. Karena itu, detikSumbagsel rangkumkan sejumlah fakta sejarah pempek yang wajib diketahui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

7 Fakta Sejarah Pempek yang Unik

1. Warisan dari Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Mengutip buku Bumi Betuah, Tradisi Tertanam: Eksplorasi Budaya dan Kearifan Lokal Melayu Banyuasin karya Irwan P dan Ratu Bangsawan, cikal bakal pempek sudah ada sejak masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.

Pada era ini terdapat harmoni budaya antara Melayu, Jawa, dan Tionghoa yang melebur dalam kelezatan pempek. Peristiwa bersejarah dan pertemuan budaya menjadi landasan untuk mengetahui akar dari kemunculan pempek hingga menjadi makanan khas Palembang.

ADVERTISEMENT

2. Tercatat Dalam Prasasti Talang Tuo

Cikal bakal pempek yang sudah ada sejak abad ke-7 Masehi terpatri dalam sejarah yang tercatat secara kokoh dalam Prasasti Talang Tuo. Bukti sejarah tersebut mencatat penggunaan sagu dari pohon enau yang tumbuh di taman Sriksetra, serta kelimpahan ikan di perairan Palembang.

Ini mengungkap bahwa bahan-bahan pempek telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat sejak zaman dahulu. Kemudian, pada masa Kesultanan Palembang, hidangan ini mulai muncul dan dikenal dengan nama Kelesan.

3. Asal Usul Nama Kelesan Sebelum Pempek

Merujuk pada buku Teks Bacaan Berbasis Budaya Lokal Sumatera Selatan Bagi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (2022) oleh Rita Inderawati dkk., kelesan adalah sajian dalam acara adat dalam Rumah Limas yang memiliki sifat dan kegunaan tertentu.

Nama kelesan diambil dari proses mengolah atau membentuk adonan dengan cara dikeles hingga bisa disimpan lebih lama. Awalnya, pempek dibuat oleh orang asli Palembang yang kemudian dititipkan ke orang Tionghoa untuk dijual.

Pempek mulai dijual oleh orang-orang China pada tahun 1916 dengan cara dijajakan dari kampung ke kampung dengan berjalan kaki. Biasanya, jajan ini dijual di sekitar keraton yang kini tempatnya berada di kawasan Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang.

Penamaan pempek berasal dari panggilan oleh pembeli kepada si penjual kelesan. Mereka memanggilnya dengan 'empek' atau 'apek' yang dalam bahasa China berarti paman. Para pembeli memanggil penjual kelesan tersebut dengan memanggil 'pek, empek' yang akhirnya lebih mudah dilafalkan dengan pempek dan bertahan hingga sekarang.

4. Inspirasi dari Hidangan Tionghoa

Cerita berbeda yang dikutip dari buku Fakta di Balik Julukan Nama Kota di Indonesia karya Dodi Mawardi, nama pempek diyakini berasal dari sebutan paman tua dalam bahasa Mandarin yakni apek atau pek-pek. Dalam tutur yang beredar, seorang apek berusia 65 tahun mencoba memanfaat ikan di Sungai Musi yang sangat melimpah.

Biasanya, warga setempat memanfaatkan ikan dengan cara digoreng, bakar, atau pindang. Sementara apek tersebut membuat makanan yang berbeda dengan cara mencampurkan ikan yang sudah digiling dengan tepung tapioka. Setelah itu, diberi kuah sebagai penambah rasa.

Apek tersebut berkeliling menjual hidangan yang dibuatnya. Orang-orang yang membeli menikmati makanan tersebut dan mengenalnya dengan sebutan apek, pek-pek, pempek.

5. Pempek Sebagai Simbol Hidup Berdampingan

Kembali ke sumber Bumi Betuah, Tradisi Tertanam: Eksplorasi Budaya dan Kearifan Lokal Melayu Banyuasin karya Irwan P dan Ratu Bangsawan, nama pempek kerap dikaitakan dengan sejarah yang terpaut erat dengan adaptasi dari kuliner ikan ala Tionghoa, seperti bakso ikan, kekian atau ngohiang. Hal ini menegaskan bahwa pempek bukan hanya sekadar kuliner lokal, melainkan hasil dari pertukaran budaya yang menjadi jembatan untuk berbagai tradisi dapat hidup berdampingan.

Adanya pempek, Palembang menjadi panggung bagi keberagaman dan toleransi budaya yang mengakar selama berabad-abad. Pempek tidak hanya menjadi santapan, melainkan simbol kehidupan berdampingan, keselarasan, dan penghargaan terhadap perbedaan di tengah masyarakat Palembang.

Seiring berkembangnya zaman, pempek tidak hanya memanjakan lidah penikmatnya, melainkan menjadi saksi bisu kekayaan sejarah dan ragam budaya sebagai landasan yang kuat untuk kehidupan masyarakat Palembang sampai detik ini.

6. Warisan Budaya Takbenda

Segala keunikan pempek dan sejarah yang menyelimutinya membuat makanan khas Palembang ini tidak hanya sekadar hidangan lezat, melainkan menjadi warisan budaya takbenda. Pada hakikatnya, pempek dapat diartikan sebagai sebuah cerminan kearifan lokal dan warisan takbenda yang mencerminkan identitas Palembang.

Kemunculan cikal bakal pempek sejak masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya telah mengakar dalam budaya Palembang dan menjadi bagian dari perjalanan sejarah serta percampuran budaya. Bahan utama pembuatannya yakni sagu dan ikan menyimpan makna mendalam sebagai penjelmaan warisan budaya takbenda.

7. Punya Beragam Jenis Nama

Pempek mempunyai beragam nama berdasarkan jenis dan bentuknya. Bentuk pempek yang beragam, seperti lenjer, kapal selam, pempek telur, pistel, pempek tahu, pempek kulit, hingga keriting. Nama-nama ini diberikan sesuai dengan bentuk, bahan pembuatan, hingga isiannya.

Berikut adalah beberapa jenis pempek yang umum ditemukan lengkap dengan artinya.

  • Pempek kapal selam: Berbentuk seperti kapal selam dengan isian telur ayam di dalamnya. Pempek ini ukurannya satu kepal tangan orang dewasa.
  • Pempek lenjer: Berbentuk lonjong memanjang, seperti silinder. Ada dua jenis yakni yang kecil dan besar.
  • Pempek adaan: Berbentuk bulat seperti bakso ikan yang digoreng.
  • Pempek kulit: Terbuat dari kulit ikan yang berbentuk pipih dengan tekstur renyah dan krispi.
  • Pempek pistel: Berbentuk seperti pastel dengan isian pepaya muda yang ditumis.
  • Pempek tahu: Terbuat dari tahu yang dibalut dengan adonan pempek lalu digoreng.
  • Pempek keriting: Berbentuk seperti mie keriting yang digulung. Bisa memilih yang digoreng dan rebus.
  • Pempek dos: pempek yang dibuat tanpa ikan, namun tetap memiliki rasa yang enak.
  • Pempek panggang: Pempek yang dimasak dengan cara dipanggang, kemudian dihidangkan bersama udang rebon kering, sambal, dan kecap.
  • Pempek lenggang: Pempek yang dicampur dengan telur dan dimasak seperti dadar.

Nah, itulah 7 fakta sejarah pempek yang tak banyak orang tahu lengkap dengan jenis-jenisnya. Semoga berguna, ya.

Halaman 2 dari 4


Simak Video "Video: Pengakuan Pedagang Pempek yang Tikam Pria di Jambi"
[Gambas:Video 20detik]
(mep/mep)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads