Jawa Timur punya banyak sekali kuliner dan oleh-oleh tradisional yang tersebar di seluruh daerah. Keragaman sosial masyarakat dan kondisi wilayah di Jatim menghadirkan aneka makanan dan jajanan yang unik nan lezat.
Bagi Anda yang akan berkunjung ke Jawa Timur, sempatkan untuk mencicipi dan membeli berbagai jajanan tradisional. Ada yang rasanya manis, asam, hingga gurih.
Misalnya jajanan Madu Mongso atau Wingko Babat. Keduanya memiliki tekstur yang mirip dan rasa yang manis. Ada juga Gethuk Pisang asal Kediri yang memiliki cita rasa manis dan asam. Bahkan, ada juga jajanan yang terbuat dari tanah liat, yakni Ampo khas Tuban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 7 Kuliner Khas di Jatim yang Bikin Ngiler |
Anda pun bisa menemukan jajanan ini dengan mudah. Baik di tempat oleh-oleh maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di masing-masing wilayah.
Sebelum membelinya, baiknya Anda melihat ulasan masing-masing 10 jajanan khas Jawa Timur berikut ini.
Ada apa saja? Berikut ulasan 10 jajanan khas Jawa Timur yang bisa dicoba.
Madu Mongso
Proses pembuatan Madu Mongso (File: detikFood/Nur Hadi Wicaksono)
|
Madu mongso terbuat dari campuran tapai ketan hitam, gula, santan, dan nanas. Lalu dimasak hingga teksturnya lengket dan mengental atau menjadi dodol.
Madu mongso biasanya dikemas menggunakan kertas minyak warna-warni supaya tampilannya terlihat menarik. Sebagian masyarakat Jatim menyajikan Madu Mongso di hari spesial seperti saat lebaran.
Warnanya cokelat kehitaman dan rasanya legit. Anda pun bisa membeli dan membawanya pulang untuk oleh-oleh.
Brem
Brem Madiun (Foto: Istimewa)
|
Brem terbuat dari sari ketan putih yang telah difermentasi. Karenanya, butuh waktu yang relatif lama untuk membuat brem.
Brem dianggap sebagai jajanan yang unik. Sebab, teksturnya padat, namun brem akan meleleh dengan lembut saat masuk mulut. Rasanya paduan legit dan asam.
Kini, bentuk dan varian rasa brem kian beragam. Selain rasa original, ada juga Brem rasa stroberi, coklat, durian, melon, hingga jeruk. Bentuknya pun tidak melulu persegi, ada yang seperti permen, persegi panjang, bulat, hingga bunga.
Ledre
Ledre (Foto: Istimewa)
|
Ledre berwarna coklat muda dengan aroma khas pisang. Bentuknya panjang, teksturnya halus, krispi, dan rapuh. Saat digigit, teksturnya menjadi lembut dan rasanya manis.
Jenis pisang yang paling sering digunakan untuk membuat ledre adalah pisang raja. Sebab, aroma pisang raja lebih kuat ketimbang pisang lain.
Kini, ada berbagai variasi rasa ledre yang mulai bermunculan. Seperti rasa coklat, durian, keju, nanas, dan stroberi. Anda pun bisa mendapatkannya dengan mudah di tempat oleh-oleh sekitar Bojonegoro.
Jubada
Jubada, Foto: ikoma.co.id
|
Jubada memiliki bentuk gulungan silinder dan diikat menggunakan pelepah daun aren. Rasanya manis, namun ada sedikit perpaduan rasa jahe.
Bahan baku untuk membuat jubada adalah tepung jagung, tepung tapioka, air nira, dan gula pasir. Bahan-bahan tersebut dimasak dalam kurun waktu tertentu. Lalu dijemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering.
Jika Anda mampir ke Pulau Madura, jangan lupa bawa camilan ini untuk oleh-oleh.
Prol Tape
Prol Tape, Foto: Chuk Shatu Widarsha/detikJatim/file
|
Prol tape ini biasanya ditaburi berbagai macam topping seperti parutan keju atau cokelat. Paduan rasa bolu tapai yang lembut dengan topping itu menjadikan prol tape istimewa.
Saat dimakan, rasa Prol Tape begitu legit dan sedikit masam khas Tapai. Kini, varian Prol Tape pun semakin beragam.
Anda bisa mendapatkan jajanan ini saat mampir ke sekitar Jember dan Bondowoso.
Wingko Babat
Foto: Eko Sudjarwo
|
Jajanan ini pertama kali diperkenalkan oleh Loe Soe Siang yang pindah dari Tiongkok ke Lamongan pada tahun 1898.
Saat ini, generasi penerus Loe Soe Siang masih eksis untuk meneruskan usaha keluarganya. Yakni Wingko Babat Loe Lan Ing. Namanya diambil dari anak Loe Soe Siang.
Bahan dasar pembuatan wingko babat adalah kelapa parut, tepung ketan putih, gula, santan, daun pandan, dan telur ayam. Jika dulu rasa wingko babat hanya kelapa dan pandan, kini sudah ada varian rasa coklat, durian, pisang, hingga nangka.
Gethuk Pisang
Gethuk Pisang, Foto: Istimewa
|
Jajanan ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Kediri. Gethuk pisang terbuat dari olahan pisang raja nangka yang dibungkus dengan rapi menggunakan daun pisang.
Rasanya manis dan sedikit asam khas buah pisang. Selain itu, Gethuk pisang memiliki kandungan gizi yang sama dengan buah pisang karena dibuat tanpa tambahan zat berbahaya.
Gethuk pisang akan lebih nikmat jika dimakan dalam keadaan hangat ditemani dengan segelas teh atau kopi.
Onde-onde
Onde-onde khas Mojokerto, Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim
|
Onde-onde berbentuk bulat dengan warna keemasan dan permukaannya ditaburi dengan biji wijen. Onde-onde biasanya diisi dengan kacang hijau tumbuk. Namun, saat ini ada beragam varian rasa onde-onde. Mulai dari gula merah, ketan hitam, dan lain-lain.
Salah satu Onde-onde yang terkenal adalah Bo Liem. Teksturnya kenyal, lembut, dan rasanya legit.
Anda pun bisa membeli Onde-onde di berbagai tempat oleh-oleh. Ada juga Onde-onde khas Malang yang bisa Anda cicipi.
Pudak
Pudak, Foto: Istimewa (Dokumen Disparekrafbud Gresik)
|
Uniknya, pudak selalu dibungkus dengan ope atau pelepah pohon pinang. Lantas diikat dengan tali rafia.
Teksturnya lembut dan rasanya manis. Ada 3 jenis pudak yang bisa dicoba, yakni pudak putih, pudak coklat, dan pudak sagu.
Pudak putih terbuat dari tepung beras dan gula pasir. Pudak coklat terbuat dari tepung sagu dan gula merah. Sementara pudak sagu terbuat dari bahan sagu. Kini, ada pula pudak hijau dan pudak jagung.
Ampo
Ampo, Foto: iStock
|
Ampo memiliki rasa gurih dan tidak manis. Dulu, Ampo menjadi makanan alternatif saat menghadapi masa-masa sulit pada zaman penjajahan Belanda.
Tanah yang digunakan untuk membuat ampo adalah tanah yang bersih dari kerikil dan kotoran. Tanah tersebut lalu ditumbuk dan dibentuk menjadi persegi. Kemudian, dikikis menggunakan alat khusus.
Penasaran mencobanya? Ayo kunjungi Tuban dan belilah jajanan dari tanah liat ini.