Kabar Komunitas

Komunitas Twelve's Organic Perjuangkan Harga Pantas untuk Petani Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 27 Sep 2023 13:32 WIB
Lahan pertanian organik yang dikelola komunitas Twelve's Organic di Desa Claket, Mojokerto. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Setiap kali panen raya, harga hasil pertanian selalu anjlok. Harga yang pantas untuk hasil pertanian itulah yang terus diperjuangkan sebuah komunitas petani di Desa Claket, Pacet, Mojokerto.

Namanya Komunitas Twelve's Organic. Sebuah komunitas yang berdiri sejak 2017. Komunitas petani organik ini sukses memberdayakan 14 petani lokal hingga cuan Rp 20 juta per bulan.

Twelve's Organic berdiri karena perjuangan 2 perempuan lajang asal Pandugo, Kelurahan Penjaringansari, Rungkut, Surabaya: Maya Stolastika (37) dan sahabatnya Herwita Rosalina alias Wita (35).

Komunitas ini memberdayakan 14 warga Desa Claket yang mayoritas emak-emak. Mereka dibagi 4 kelompok, yakni Kelompok Madani beranggota 4 orang, Berdikari 3 orang, Miatani 5 orang, serta Swadaya 4 orang.

Twelve's Organic menggarap 13 kebun di Dusun Claket dan Mligi, Desa Claket yang total luas lahannya 1,5 hektare. Dari jumlah itu, 10 kebun disewa oleh Maya dan Wita. Sedangkan 3 kebun milik anggota mereka.

Maya dan Wita sengaja lebih banyak memberdayakan emak-emak karena mereka tidak memiliki beban sebagai tulang punggung keluarga.

s Organic di Desa Claket, Mojokerto." title="Lahan pertanian organik yang dikelola komunitas Twelve's Organic di Desa Claket, Mojokerto." class="p_img_zoomin" />Petani organik komunitas Twelve's Organic di Desa Claket, Mojokerto. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)

Sebab, menurut keduanya, pertanian organik tidak bisa menghasilkan pendapatan secara instan dengan panen dalam jumlah besar.

"Target kami regenerasi petani. Perempuan akan menjadi sekolah untuk anak-anaknya bahwa menjadi petani itu menguntungkan," kata Maya kepada detikJatim, Rabu (13/9/2023).

Tak sekadar menyediakan kebun, Maya dan Wita melatih anggotanya soal teknik pertanian organik. Dari mengolah lahan, menanam, perawatan, panen, hingga membuat pupuk organik, pestisida nabati, dan teknik mengaplikasikannya.

Keduanya juga menyediakan benih, sarana produksi (saprodi) untuk semua anggotanya, serta mengelola pemasaran produk pertanian organik.

Dua sahabat ini pun membeli hasil panen 4 kelompok itu dengan harga yang sepadan dan stabil. Berbeda dengan pertanian anorganik yang harganya kerap anjlok saat panen raya.

Wita dan Maya memasarkan hasil panen para petani organik binaannya dengan harga rata-rata Rp 14.000 per kilogram.

"Penghasilan anggota kami cukup untuk belanja sehari-hari selain beras dan minyak goreng. Sehingga mereka tidak perlu minta ke suami. Kalau hasilnya Lebih dari itu, Alhamdulillah," terang lulusan Sastra Inggris Unesa ini.

Harga yang pantas. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork