Setiap kali panen raya, harga hasil pertanian selalu anjlok. Harga yang pantas untuk hasil pertanian itulah yang terus diperjuangkan sebuah komunitas petani di Desa Claket, Pacet, Mojokerto.
Namanya Komunitas Twelve's Organic. Sebuah komunitas yang berdiri sejak 2017. Komunitas petani organik ini sukses memberdayakan 14 petani lokal hingga cuan Rp 20 juta per bulan.
Twelve's Organic berdiri karena perjuangan 2 perempuan lajang asal Pandugo, Kelurahan Penjaringansari, Rungkut, Surabaya: Maya Stolastika (37) dan sahabatnya Herwita Rosalina alias Wita (35).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komunitas ini memberdayakan 14 warga Desa Claket yang mayoritas emak-emak. Mereka dibagi 4 kelompok, yakni Kelompok Madani beranggota 4 orang, Berdikari 3 orang, Miatani 5 orang, serta Swadaya 4 orang.
Twelve's Organic menggarap 13 kebun di Dusun Claket dan Mligi, Desa Claket yang total luas lahannya 1,5 hektare. Dari jumlah itu, 10 kebun disewa oleh Maya dan Wita. Sedangkan 3 kebun milik anggota mereka.
Maya dan Wita sengaja lebih banyak memberdayakan emak-emak karena mereka tidak memiliki beban sebagai tulang punggung keluarga.
![]() |
Sebab, menurut keduanya, pertanian organik tidak bisa menghasilkan pendapatan secara instan dengan panen dalam jumlah besar.
"Target kami regenerasi petani. Perempuan akan menjadi sekolah untuk anak-anaknya bahwa menjadi petani itu menguntungkan," kata Maya kepada detikJatim, Rabu (13/9/2023).
Tak sekadar menyediakan kebun, Maya dan Wita melatih anggotanya soal teknik pertanian organik. Dari mengolah lahan, menanam, perawatan, panen, hingga membuat pupuk organik, pestisida nabati, dan teknik mengaplikasikannya.
Keduanya juga menyediakan benih, sarana produksi (saprodi) untuk semua anggotanya, serta mengelola pemasaran produk pertanian organik.
Dua sahabat ini pun membeli hasil panen 4 kelompok itu dengan harga yang sepadan dan stabil. Berbeda dengan pertanian anorganik yang harganya kerap anjlok saat panen raya.
Wita dan Maya memasarkan hasil panen para petani organik binaannya dengan harga rata-rata Rp 14.000 per kilogram.
"Penghasilan anggota kami cukup untuk belanja sehari-hari selain beras dan minyak goreng. Sehingga mereka tidak perlu minta ke suami. Kalau hasilnya Lebih dari itu, Alhamdulillah," terang lulusan Sastra Inggris Unesa ini.
Harga yang pantas. Baca di halaman selanjutnya.
Komunitas petani organik berbasis di Desa Claket ini menghasilkan 70 jenis buah, sayur dan umbi-umbian.
Twelve's Organic saat ini memiliki 300 pelanggan rumah tangga, 4 toko organik, dan 3 reseller yang tersebar di Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Situbondo, Jakarta, Tangerang dan Bogor.
Setiap pekan, para petani Twelve's Organic bisa panen 3 kali. Setiap panen, mereka mengirim 20-30 Kg produk kepada para konsumen.
Omzet mereka dalam sekali kirim mencapai Rp 1,5-2 juta, atau Rp 5-7 juta dalam sepekan. Artinya, omzet komunitas ini mencapai Rp 20 juta/bulan.
"Kami edukasi konsumen bahwa harga yang mereka bayar adalah harga pantas, bukan mahal. Konsumen bagian dari kami. Hulu sampai hilir adalah relationship. Setiap 2 tahun kami gelar pertemuan dengan konsumen, kami blak-blakan soal harga. Targetnya membuat konsumen paham alasan harga pantas," jelas Maya.
![]() |
Komunitas petani organik ini merambah sektor pariwisata. Mereka membuka garden fresh market di Dusun Claket untuk melayani wisatawan yang ingin belajar dan merasakan bertani organik dari proses tanam sampai panen.
Selanjutnya, para tamu bisa menyantap aneka menu organik yang dimasak tanpa penyedap rasa. Sedangkan pemanisnya dengan gula dari singkong.
Tidak hanya itu, Maya dan Wita saat ini juga bekerja sama dengan pengelola wisata Air Terjun Surodadu dan fasilitas outbond di Desa Claket.
Sehingga para pengunjung juga bisa berwisata. Untuk menikmatinya, detikers harus lebih dulu memesan. Karena kunjungan untuk tamu hanya buka Jumat-Minggu.
"Biayanya minimal Rp 50 ribu per orang dapat snack, welcome drink dan panen bisa bawa sayur pulang. Kalau Rp 100 ribu per orang dapat makan siang," tandas Maya.