7 Momen Gaduh Pesilat di Jatim yang Meresahkan Masyarakat

7 Momen Gaduh Pesilat di Jatim yang Meresahkan Masyarakat

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 13 Mar 2023 14:20 WIB
PSHT Balongpanggang Gresik
Pesilat saat menggeruduk Polsek Balongpanggang Gresik (Foto: Dokumen detikJatim)
Surabaya -

Aksi massa pesilat sempat membuat gaduh dan meresahkan masyarakat sejumlah wilayah di Jawa Timur. Ada sejumlah aksi yang melibatkan perguruan silat lain, ada pula insiden yang melibatkan warga hingga ada yang terjadi karena salah sasaran.

detikJatim menghimpun 7 insiden pesilat yang membuat gaduh di Jatim:

1. Gerombolan Pesilat Habisi Penjual Nanas di Gresik

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesilat bunuh penjual nanas gresikPesilat bunuh penjual nanas Gresik tertangkap Foto: Jemmi Purwodianto

Penjual nanas dikeroyok oknum pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) hingga tewas. Korban ditemukan tewas di depan ruko Pasar Gadung dengan luka lebam di sekitar kedua matanya usai dikeroyok gegara memakai kaus PSHT.

ADVERTISEMENT

Kejadian ini berlangsung pada 15 November 2022. Lima pesilat menjadi tersangka pengeroyokan yang menewaskan penjual nanas Eko Bayu Asmoro. Sementara dua lainnya masih diburu. Dari hasil pemeriksaan, para pelaku menghabisi korban secara membabi buta.

Kapolres Gresik AKBP M. Nur Azis menjelaskan, kasus tersebut adalah penganiayaan atau pengeroyokan, bukan pembunuhan. Namun, apa yang dilakukan para pelaku tergolong sadis. Sebab, korban tewas setelah mengalami pendarahan di bagian otak.

"Meski bukan pembunuhan, penganiayaan ini tergolong sadis yang menyebabkan kematian. Saat itu, korban didatangi sebanyak tujuh orang. Yakni AE, DN, AM, AJ, AL, dan dua pelaku yang masih DPO," jelas Aziz kepada detikJatim, Kamis (1/12/2022).

Azis menambahkan, ketujuh pelaku itu lantas menyuruh korban membuat surat klarifikasi jika ia bukan anggota perguruan silat. Usai membacakan surat klarifikasi tersebut, para pelaku meminta korban untuk membacakan dengan suara lantang.

"Setelah itu, korban diajak minum-minum, dicekoki minuman keras. Pada saat itu lah, korban diajak sambung atau duel," tambah Azis.

Duel antara Eko Bayu dan AE di belakang Pasar Gadung, Driyorejo pun terjadi. Korban yang bukan dari perguruan silat, tak bisa menang. Ia pun kalah hingga dibanting AE.

"Tidak berhenti di situ, korban diangkat dan kepalanya dibenturkan ke paving oleh tersangka AL hingga mengeluarkan darah. Akibat benturan ini lah yang menjadi penyebab luka serius di bagian kepala korban," kata Azis.

Dalam keadaan tak berdaya, lanjut Azis, korban kemudian digotong oleh para pelaku ke ruko kosong di Pasar Gadung, Driyorejo, Gresik. Namun, korban kembali diinterogasi terkait kaus perguruan silat yang dipakainya. Korban yang tak berdaya, tidak bisa menjawab.

"Hal itu membuat tujuh pelaku naik pitam dan melakukan penganiayaan lagi secara bergantian," ungkap Azis.

Meskipun Eko sudah terkapar tak berdaya, ternyata AL kembali menghubungi tujuh pesilat lainnya. Mereka kembali menganiaya korban hingga akhirnya mengakibatkan penjual nanas asal Desa Sumberejo, Kecamatan Malo, Bojonegoro itu meninggal dunia.

"Sebelum meninggal beberapa pelaku yang ketakutan sempat merawat korban, memberikan minuman teh hangat dan menyeka tubuh korban," terang Azis.

2. Bude dan Keponakan Dikeroyok Pesilat di Tulungagung

Pesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannyaPesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannya Foto: Pesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannya (Tangkapan layar)

Pada 5 Februari 2023, pesilat di Tulungagung mengeroyok seorang ibu dan keponakannya. Aksi ini sempat terekam kamera handphone dan beredar viral di media sosial. Korban mengalami luka.

Dalam video berdurasi 6 detik itu, tampak seorang ibu berusaha melindungi keponakannya yang tengah mendapat pukulan dan tendangan dari para pesilat. Si ibu tersebut menangkupkan tangannya agar massa pesilat tak lagi memmukuli keponakannya.

Warga yang mengetahui hal ini kemudian merekam aksi main hakim sendiri itu. Kejadian tersebut diketahui terjadi di Desa Suruhankidul, Kecamatan Bandung, Tulungagung.

Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto mengatakan, kejadian bermula saat kedua korban mengendarai sepeda motor Nmax dari dalam gang dan keluar ke jalan utama.

"Itu bude dan keponakannya. keluar dari gang menuju jalan utama, kebetulan berpapasan dengan rombongan salah satu perguruan. Melihat (korban) memakai kaus salah satu perguruan lain, langsung terjadi penganiayaan itu," kata Eko kepada detikJatim, Senin (6/2/2023).

Menurut Hartanto, pasca-kejadian, kedua korban akhirnya dilarikan ke RS Bhayangkara Tulungagung untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Kemarin saya tanya sendiri, masih merasakan sakit di leher, di dagu, akibat pemukulan dan tendangan dan ada bekas kemerah-merahan di sekitar punggung dari korban," ujarnya.

Dalam kasus ini, polisi menetapkan 4 orang tersangka. Sementara 3 di antaranya masih anak-anak.

3. Pengeroyokan Antar-pesilat di Jombang

Salah satu anggota perguruan pesilat pelaku pengeroyokan terhadap 2 pemuda di JombangSalah satu anggota perguruan pesilat pelaku pengeroyokan terhadap 2 pemuda di Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

Seorang pesilat Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (PN) yang sedang dalam perjalanan akan latihan dibacok sekelompok oknum perguruan Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti di Jalan KH Hasyim Asy'ari Jombang.

Korban menderita luka bacok di lengan kanan, serta luka memar di kepala belakang, punggung, dan bahu kanan. Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan pengeroyokan ini terjadi pada Minggu (12/2/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.

Ketika itu, korban berinisial AIA (21) dalam perjalanan mengikuti latihan silat di Ngoro, Jombang. Pesilat asal Desa/Kecamatan Megaluh, Jombang ini memakai jaket sebagai atribut perguruan silatnya.

Sampai di Jalan KH Hasyim Asy'ari, AIA berpapasan dengan gerombolan pesilat dari perguruan lain. Gerombolan pesilat itu kembali dari acara pengesahan warga baru di Mojokerto. Seketika gerombolan sekitar 10 pesilat itu mengejar korban menggunakan sepeda motor.

"Korban yang saat itu memakai seragam perguruan silat dikejar para pelaku, sedangkan temannya tidak karena tidak memakai atribut," kata Aldo saat jumpa pers di Mapolres Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Selasa (14/2/2023).

Gerombolan pesilat itu mengeroyok AIA di depan minimarket Jalan KH Hasyim Asy'ari. Akibatnya, korban menderita luka bacok di lengan kanan, serta luka memar di kepala belakang, punggung dan bahu kanan. Selain itu, kata Aldo, para pelaku juga merampas jaket korban. "Korban dibacok menggunakan pedang," terangnya.

Polisi menetapkan seorang tersangka dari kejadian ini.

4. Tawuran Antarpesilat Ngawi, 14 Orang Luka

tawuran pesilat ngawiTersangka tawuran antarpesilat Ngawi Foto: Sugeng Harianto

Tawuran antarpesilat terjadi di Ngawi. Saat insiden berlangsung, suasana menjadi mencekam. 'Hujan batu' terjadi saat 2 kelompok Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terlibat gesekan.

Aksi tawuran antarpesilat PSHT dengan IKSPI Kera Sakti itu terjadi 2 hari berturut-turut di 2 lokasi berbeda. Pertama di Jalan Raya Desa Kandangan Kecamatan Ngawi pada Sabtu (4/3) pukul 10.30 WIB.

Aksi tawuran untuk kali kedua terjadi pada Minggu (5/3) sekitar pukul 04.45 WIB di Karangtengah Prandon. Saat itu rombongan pesilat IKSPI dalam perjalanan pulang dari padepokan di Madiun.

Tawuran antarpesilat ini menyebabkan 14 orang terluka dan 13 motor rusak. Dari 13 motor, ada 2 yang hangus dibakar.

"Betul jadi insiden itu terjadi antara perguruan PSHT dan IKSPI," ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (5/3/2023).

Insiden Minggu pagi sekitar pukul 04.45 WIB itu, menurut Dwiasi, terjadi ketika rombongan pesilat IKSPI Kera Sakti pulang naik motor dari padepokan di Caruban, Madiun.

"Jadi, peristiwa itu terjadi saat rombongan pesilat IKSPI dengan puluhan sepeda motor pulang dari padepokan di Caruban Madiun," kata Dwiasi.

Sementara atas aksi yang meresahkan masyarakat ini, polisi menetapkan 5 pendekar menjadi tersangka. Ada 3 tersangka yang sudah diamankan dan 2 tersangka masih buron.

5. Rombongan GP Ansor jadi Korban Salah Sasaran Pesilat

Minibus Ansor Tulungagung dilempar batu di TrenggalekMinibus Ansor Tulungagung dilempar batu di Trenggalek Foto: Adhar Muttaqin

Minibus yang mengangkut rombongan GP Ansor Tulungagung dilempari batu oleh orang tak dikenal. Kejadian ini berlangsung saat minibus melintas di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo, Desa Jambu, Kecamatan Tugu Trenggalek, Minggu (5/3) dini hari.

Total ada 4 minibus yang sedang dalam perjalanan pulang dari ziarah ke Tulungagung. 2 dari 4 minibus itu menjadi korban pelemparan, salah satunya minibus bernopol AG 7422 K sampai masuk parit. Belakangan diketahui, oknum yang melempari batu tersebut adalah anggota perguruan silat.

Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Tulungagung Mukhamad Sukur mengatakan akibat kejadian pada Minggu dini hari itu sejumlah korban masih mengalami syok.

"Kami sangat menyayangkan kejadian yang menimpa sahabat-sahabat Tulungagung terkait kegiatan ziarah dan kami mengutuk keras. Kami datang ke Polres Trenggalek untuk menanyakan dan mengklarifikasi perkembangan kasus," ujar Sukur di Mapolres Trenggalek, Senin (6/3/2023).

Sukur menjelaskan, minibus nahas yang jadi sasaran pelemparan itu ditumpangi oleh peziarah dari Ranting GP Ansor Desa Balesono, Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Mereka baru saja pulang ziarah makam KH Hasan Besari di Ponorogo.

16 orang terluka, termasuk sopir, akibat aksi pelemparan yang terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tersebut. Dua korban bahkan mengalami luka serius hingga dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung agar mendapat penanganan intensif.

"Luka ringan ada 14 dan luka berat ada 2 orang. Yang 1 kemarin sudah operasi di RSUD Trenggalek dan yang 1 dirujuk ke Tulungagung karena kondisinya agak parah. Informasi terakhir sudah ada perbaikan, karena sempat koma," ujarnya.

Dari kejadian ini, polisi menetapkan 11 pesilat menjadi tersangka, sementara 4 di antaranya masih anak-anak.

6. Pesilat Geruduk Polres Mojokerto Kota-Rusak Rumah Warga

Pesilat demo Polres Mojokerto KotaPesilat demo Polres Mojokerto Kota Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

Kamis (9/3/2023) malam sekitar pukul 22.00 WIB, ribuan massa PSHT yang berunjuk rasa di depan Mapolres Mojokerto Kota membubarkan diri. Di perjalanan pulang, mereka membuat onar.

Ketegangan itu terjadi di Sinoman Gang 5, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Sebagian masa yang melintas tiba-tiba menyerang warga. Saat itu ada 5 pesilat dari perguruan lain yang menjadi sasaran di antara warga Sinoman Gang 5.

Warga PSHT melempari mereka dengan batu hingga seorang pesilat perguruan lain terluka demikian halnya 4 warga setempat. Bahkan, salah satu korban di antaranya ada seorang perempuan.

Pelatih perguruan silat lain RD (17) menyatakan saat itu dia dan 4 siswanya keluar ke depan Sinoman gang 5 bermaksud memberi salam persaudaraan ke rombongan PSHT.

Namun, salam itu ditanggapi keliru. Sumbu pendek massa PSHT mendadak tersulut dan meledak menjadi penyerangan membabi buta. RD pun mengaku tak menyangka salam persaudaraan yang hendak dia sampaikan berujung petaka.

Sementara, pihak PSHT Mojokerto menyatakan bahwa peristiwa penyerangan itu dipicu ulah pesilat dari perguruan lain yang nekat unjuk diri saat konvoi rombongan PSHT yang baru saja mendemo polisi melintas.

Ketua Cabang PSHT Mojokerto Hari Sucipto mengatakan dari informasi yang ia terima Pengamanan Terate (Pamter) sudah mengimbau agar 5 pesilat lain itu tidak keluar. Tapi kelimanya malah nekat unjuk diri di depan Sinoman gang 5.

"Sudah disuruh masuk, malah keluar. Soalnya kan itu riskan sekali, kalau sudah keluar ketemu 2 perguruan, itu sesuatu yang terjadi. Apalagi memakai atribut perguruan," beber Hari kepada detikJatim, Jumat (10/3/2023).

7. Gaduh Pesilat Geruduk Polsek Balongpanggang Gresik

PSHT Balongpanggang GresikPSHT Balongpanggang Gresik Foto: Dokumen detikJatim

Ribuan pesilat PSHT 'menghitamkan' Polsek Balongpanggang, Gresik, Sabtu (11/3/2023) malam. Mereka menggeruduk polsek setempat untuk menuntut Kapolsek Balongpanggang AKP M Zainudin mundur atau dicopot.

Massa pesilat juga bikin onar. Beberapa warga yang berpapasan di jalan terluka usai jadi sasaran serangan para pesilat. Sejumlah pesilat terlibat kericuhan di RS Walisongo Jalan Balongpanggang-Mojokerto, Gresik.

Selain itu, kericuhan juga terjadi di Jalan Pacuh yang tak jauh dari Polsek Balongpanggang. Bahkan, beberapa pengendara yang tak tahu duduk permasalahannya menjadi sasaran kemarahan pesilat.

Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wildan mengatakan, ada salah paham antara anggota PSHT dengan Kapolsek Balongpanggang. Saat itu, pihaknya melakukan penyekatan agar pesilat tak ikut aksi menggeruduk Polres Mojokerto Kota.

"Jadi semua perbatasan dijaga, termasuk wilayah Balongpanggang. Saat itu Polsek Balongpanggang melakukan penyekatan, karena Balongpanggang ini kan perbatasan Gresik dan Mojokerto," jelas Aldhino.

Saat penyekatan tersebut, lanjut Aldhino, Kapolsek Balongpanggang bersama anggota menghentikan perguruan silat PSHT Cabang Gresik yang melintas di perbatasan Gresik-Mojokerto. Namun, ada ucapan Kapolsek Balongpanggang kepada pengurus perguruan yang membuat anggota PSHT tersinggung.

Ucapan kapolsek yang dinilai merendahkan itu membuat anggota PSHT tersinggung. Sehingga, anggota yang tak terima perkataan Kapolsek Balongpanggang akhirnya membuat poster ajakan demo.

"Karena itu lah mereka mengajak seluruh anggota PSHT untuk hitamkan Polsek Balongpanggang seperti (poster) yang tersebar itu," beber Aldhino.

Saat ini, polisi tidak memproses kasus lebih lanjut karena korban sesama anggota PSHT dan sudah berdamai. Suasana di Gresik juga sudah kondusif.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads