Sederet Insiden Pesilat yang Bikin Gaduh Jatim

Sederet Insiden Pesilat yang Bikin Gaduh Jatim

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 07 Mar 2023 08:36 WIB
Tawuran pesilat di Ngawi.
Tawuran pesilat di Ngawi. (Foto: tangkapan layar/detikJatim)
Surabaya -

Aksi tawuran antarpesilat di Ngawi sempat menghebohkan masyarakat. Video 'hujan batu' dan pembakaran motor tersebar dan viral di aplikasi perpesanan hingga media sosial. Aksi ini menyebabkan 14 orang terluka.

Insiden yang dilakukan pesilat ini tak hanya terjadi di Ngawi. Sejumlah aksi pesilat juga sempat membuat gaduh beberapa wilayah di Jawa Timur.

detikJatim menghimpun sederet insiden pesilat yang membuat gaduh di Jatim:

1. Tawuran Antarpesilat Ngawi, 14 Orang Luka

Tawuran antarpesilat terjadi di Ngawi. Saat insiden berlangsung, suasana menjadi mencekam. 'Hujan batu' terjadi saat 2 kelompok Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terlibat gesekan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi tawuran antarpesilat PSHT dengan IKSPI Kera Sakti itu terjadi 2 hari berturut-turut di 2 lokasi berbeda. Pertama di Jalan Raya Desa Kandangan Kecamatan Ngawi pada Sabtu (4/3) pukul 10.30 WIB.

Aksi tawuran untuk kali kedua terjadi pada Minggu (5/3) sekitar pukul 04.45 WIB di Karangtengah Prandon. Saat itu rombongan pesilat IKSPI dalam perjalanan pulang dari padepokan di Madiun.

ADVERTISEMENT

Tawuran antarpesilat ini menyebabkan 14 orang terluka dan 13 motor rusak. Dari 13 motor, ada 2 yang hangus dibakar.

"Betul jadi insiden itu terjadi antara perguruan PSHT dan IKSPI," ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (5/3/2023).

Insiden Minggu pagi sekitar pukul 04.45 WIB itu, menurut Dwiasi, terjadi ketika rombongan pesilat IKSPI Kera Sakti pulang naik motor dari padepokan di Caruban, Madiun.

"Jadi, peristiwa itu terjadi saat rombongan pesilat IKSPI dengan puluhan sepeda motor pulang dari padepokan di Caruban Madiun," kata Dwiasi.

Sementara atas aksi yang meresahkan masyarakat ini, polisi tengah memeriksa lebih dari 20 orang pendekar.

Minibus Ansor Tulungagung dilempar batu di TrenggalekMinibus Ansor Tulungagung dilempar batu di Trenggalek/Foto: Adhar Muttaqin

2. Rombongan GP Ansor jadi Korban Salah Sasaran Pesilat

Minibus yang mengangkut rombongan GP Ansor Tulungagung dilempari batu oleh orang tak dikenal. Kejadian ini berlangsung saat minibus melintas di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo, Desa Jambu, Kecamatan Tugu Trenggalek, Minggu (5/3) dini hari.

Total ada 4 minibus yang sedang dalam perjalanan pulang dari ziarah ke Tulungagung. 2 dari 4 minibus itu menjadi korban pelemparan, salah satunya minibus bernopol AG 7422 K sampai masuk parit. Belakangan diketahui, oknum yang melempari batu tersebut adalah anggota perguruan silat.

Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Tulungagung Mukhamad Sukur mengatakan akibat kejadian pada Minggu dini hari itu sejumlah korban masih mengalami syok.

"Kami sangat menyayangkan kejadian yang menimpa sahabat-sahabat Tulungagung terkait kegiatan ziarah dan kami mengutuk keras. Kami datang ke Polres Trenggalek untuk menanyakan dan mengklarifikasi perkembangan kasus," ujar Sukur di Mapolres Trenggalek, Senin (6/3/2023).

Sukur menjelaskan, minibus nahas yang jadi sasaran pelemparan itu ditumpangi oleh peziarah dari Ranting GP Ansor Desa Balesono, Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Mereka baru saja pulang ziarah makam KH Hasan Besari di Ponorogo.

16 orang terluka, termasuk sopir, akibat aksi pelemparan yang terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tersebut. Dua korban bahkan mengalami luka serius hingga dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung agar mendapat penanganan intensif.

"Luka ringan ada 14 dan luka berat ada 2 orang. Yang 1 kemarin sudah operasi di RSUD Trenggalek dan yang 1 dirujuk ke Tulungagung karena kondisinya agak parah. Informasi terakhir sudah ada perbaikan, karena sempat koma," ujarnya.

Aksi sadis pesilat bunuh penjual nanas di Gresik, baca di halaman selanjutnya!

Salah satu anggota perguruan pesilat pelaku pengeroyokan terhadap 2 pemuda di JombangSalah satu anggota perguruan pesilat pelaku pengeroyokan terhadap 2 pemuda di Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

3. Pengeroyokan Antarpesilat di Jombang

Konflik antar oknum anggota perguruan silat kembali pecah di Kabupaten Jombang. Kali ini, seorang pesilat menderita luka bacok karena dibacok gerombolan dari perguruan silat lain. Polisi baru berhasil meringkus 1 pelaku dalam kasus pengeroyokan ini.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan pengeroyokan terjadi di Jalan KH Hasyim Asy'ari, Desa Kaliwungu, Kecamatan Jombang pada Minggu (12/2/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.

Ketika itu, korban berinisial AIA (21) dalam perjalanan mengikuti latihan silat di Ngoro, Jombang. Pesilat asal Desa/Kecamatan Megaluh, Jombang ini memakai jaket sebagai atribut perguruan silatnya.

Sampai di Jalan KH Hasyim Asy'ari, AIA berpapasan dengan gerombolan pesilat dari perguruan lain. Gerombolan pesilat itu kembali dari acara pengesahan warga baru di Mojokerto. Seketika gerombolan sekitar 10 pesilat itu mengejar korban menggunakan sepeda motor.

"Korban yang saat itu memakai seragam perguruan silat dikejar para pelaku, sedangkan temannya tidak karena tidak memakai atribut," kata Aldo saat jumpa pers di Mapolres Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Selasa (14/2/2023).

Gerombolan pesilat itu mengeroyok AIA di depan minimarket Jalan KH Hasyim Asy'ari. Akibatnya, korban menderita luka bacok di lengan kanan, serta luka memar di kepala belakang, punggung dan bahu kanan. Selain itu, kata Aldo, para pelaku juga merampas jaket korban. "Korban dibacok menggunakan pedang," terangnya.

Pesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannyaPesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannya Foto: Pesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannya (Tangkapan layar)

4. Bude dan Keponakan Dikeroyok Pesilat di Tulungagung

Pesilat di Tulungagung mengeroyok seorang ibu dan keponakannya. Aksi ini sempat terekam kamera handphone dan beredar viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 6 detik itu, tampak seorang ibu berusaha melindungi keponakannya yang tengah mendapat pukulan dan tendangan dari para pesilat. Si ibu tersebut menangkupkan tangannya agar massa pesilat tak lagi memmukuli keponakannya.

Warga yang mengetahui hal ini kemudian merekam aksi main hakim sendiri itu. Kejadian tersebut diketahui terjadi di Desa Suruhankidul, Kecamatan Bandung, Tulungagung.

Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto mengatakan, kejadian bermula saat kedua korban mengendarai sepeda motor Nmax dari dalam gang dan keluar ke jalan utama.

"Itu bude dan keponakannya. keluar dari gang menuju jalan utama, kebetulan berpapasan dengan rombongan salah satu perguruan. Melihat (korban) memakai kaus salah satu perguruan lain, langsung terjadi penganiayaan itu," kata Eko kepada detikJatim, Senin (6/2/2023).

Menurut Hartanto, pasca-kejadian, kedua korban akhirnya dilarikan ke RS Bhayangkara Tulungagung untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Kemarin saya tanya sendiri, masih merasakan sakit di leher, di dagu, akibat pemukulan dan tendangan dan ada bekas kemerah-merahan di sekitar punggung dari korban," ujarnya.

Pesilat bunuh penjual nanas gresikPesilat bunuh penjual nanas di Gresik Foto: Jemmi Purwodianto

5. Gerombolan Pesilat Habisi Penjual Nanas di Gresik

Lima pesilat menjadi tersangka pengeroyokan yang menewaskan penjual nanas Eko Bayu Asmoro. Dari hasil pemeriksaan, para pelaku menghabisi korban secara membabi buta.

Kapolres Gresik AKBP M. Nur Azis menjelaskan, kasus tersebut adalah penganiayaan atau pengeroyokan, bukan pembunuhan. Namun, apa yang dilakukan para pelaku tergolong sadis. Sebab, korban tewas setelah mengalami pendarahan di bagian otak.

"Meski bukan pembunuhan, penganiayaan ini tergolong sadis yang menyebabkan kematian. Saat itu, korban didatangi sebanyak tujuh orang. Yakni AE, DN, AM, AJ, AL, dan dua pelaku yang masih DPO," jelas Aziz kepada detikJatim, Kamis (1/12/2022).

Azis menambahkan, ketujuh pelaku itu lantas menyuruh korban membuat surat klarifikasi jika ia bukan anggota perguruan silat. Usai membacakan surat klarifikasi tersebut, para pelaku meminta korban untuk membacakan dengan suara lantang.

"Setelah itu, korban diajak minum-minum, dicekoki minuman keras. Pada saat itu lah, korban diajak sambung atau duel," tambah Azis.

Duel antara Eko Bayu dan AE di belakang Pasar Gadung, Driyorejo pun terjadi. Korban yang bukan dari perguruan silat, tak bisa menang. Ia pun kalah hingga dibanting AE.

"Tidak berhenti di situ, korban diangkat dan kepalanya dibenturkan ke paving oleh tersangka AL hingga mengeluarkan darah. Akibat benturan ini lah yang menjadi penyebab luka serius di bagian kepala korban," kata Azis.

Dalam keadaan tak berdaya, lanjut Azis, korban kemudian digotong oleh para pelaku ke ruko kosong di Pasar Gadung, Driyorejo, Gresik. Namun, korban kembali diinterogasi terkait kaus perguruan silat yang dipakainya. Korban yang tak berdaya, tidak bisa menjawab.

"Hal itu membuat tujuh pelaku naik pitam dan melakukan penganiayaan lagi secara bergantian," ungkap Azis.

Meskipun Eko sudah terkapar tak berdaya, ternyata AL kembali menghubungi tujuh pesilat lainnya. Mereka kembali menganiaya korban hingga akhirnya mengakibatkan penjual nanas asal Desa Sumberejo, Kecamatan Malo, Bojonegoro itu meninggal dunia.

"Sebelum meninggal beberapa pelaku yang ketakutan sempat merawat korban, memberikan minuman teh hangat dan menyeka tubuh korban," terang Azis.



Hide Ads