Sejarah Ayah Bung Karno Rintis SD Pribumi Pertama di Surabaya

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 27 Jun 2023 19:07 WIB
SDN Sulung Surabaya. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Pemerintah Hindia Belanda pertama kali mengeluarkan peraturan pendidikan dasar untuk masyarakat pada 1848. Aturan yang kemudian disempurnakan pada 1892 itu mengatur tentang pendidikan dasar harus ada pada setiap karesidenan, kabupaten, kawedanan.

Kemudian pada 1901 peraturan baru muncul setelah adanya politik etis atau politik balas budi dari Kerajaan Belanda. Isinya bahwa anak-anak yang sudah berusia 6 tahun bisa bersekolah di Hollands-Indisce School (HIS) tanpa melalui kelompok bermain atau taman kanak-kanak.

Setelah melewati masa pendidikan HIS selama 7 tahun, anak-anak bisa melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat selanjutnya, seperti Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) yang setara Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pada masa itulah Raden Soekeni Sosrodihardjo, ayah kandung presiden pertama RI Soekarno berkiprah di dunia pendidikan. Di awal politik etis Belanda mulai diberlakukan, Soekeni turut berperan dalam pendirian Inlandsche School yang menjadi cikal bakal HIS di Surabaya.

Kuncarsono Prasetyo, seorang pegiat sejarah dari komunitas Begandring Soerabaia menyatakan bahwa Soekeni adalah salah satu guru yang dipercaya pemerintah Hindia Belanda untuk mengajar baca, tulis, dan hitung (calistung) kepada anak-anak pribumi atau bumiputra di masa politik etis.

"Inlandsche school menjalankan amanat politik etis bahwa pribumi setidaknya harus bisa baca tulis dan menghitung. Di pedesaan, sekolah semacam itu dikenal sekolah angka loro atau tweede school," kata Kuncar kepada detikJatim, Senin (26/6/2023).

Kuncar menceritakan bahwa begitu menuntaskan sekolah guru di Probolinggo, Soekeni ditugaskan untuk mengajar di Singaraja, Bali. Di sana Soekeni bertemu hingga akhirnya menikah dengan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.

Setelah lahirnya anak pertama mereka bernama Soekarmini, pada tahun 1898 Soekeni mendapatkan besluit atau surat keputusan mutasi yang menugaskannya untuk mengajar di Surabaya, Jawa Timur.

Ruang kelas yang dijadikan laboratorium sejarah tentang Soekarno di SDN Sulung. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

"Situs sekolah tempat Soekeni mengajar di Singaraja itu sebenarnya masih ada, tapi gedung sekolah itu sudah diganti. Lalu tahun 1898, saat anak pertama bernama Soekarmini sudah lahir, Soekeni dapat SK mutasi ke Surabaya," jelasnya.

Meski hingga kini belum ditemukan adanya bukti-bukti berupa artefak, sejumlah referensi dan sumber buku sejarah menyebutkan bahwa Soekeni memang mengajar di Inlandsche School Soeloeng yang kemudian menjadi HIS Soeloeng dan kini dikenal SDN Sulung, Surabaya.

Kuncar menyebutkan bahwa tidak ada catatan sejarah tentang fungsi bangunan Inlandsche School Soeloeng sebelum Soekeni ditugaskan mengajar di sana pada 1898. Dia hanya memastikan bahwa bangunan SD pribumi pertama di Surabaya itu didirikan di bekas bangunan Kraton Surabaya.

"Dugaan awal kita, konstruksinya full kayu dan sampai sekarang dipertahankan. Tapi, papannya sudah diganti whiteboard. Sebenarnya, itu (SDN Sulung) kan sekolah berada di tengah kota, saat itu. Dan itu adalah sekolah pribumi pertama yang masih bertahan sampai sekarang," katanya.

Bahkan, Kuncar memastikan ketika Soekeni mulai mengajar pada 1898, sekolah itu belum diresmikan. Berdasarkan catatan Koran Soerabaijasch Handelsblad, sekolah itu baru diresmikan oleh Asisten dan Resident Controleur Kota pada 20 Desember 1900.

Berdasarkan runtutan waktu yang sangat penting itulah Kuncar mengklaim bahwa Soekeni sebenarnya ditugaskan ke SDN Sulung saat itu untuk menginisiasi dan menyiapkan segala kebutuhan pendirian sekolah tersebut.

"Dugaan kami, periode 2 tahun itu adalah konsolidasi Soekeni dan kawan-kawan untuk menyiapkan Inland School, lalu 1914 namanya menjadi HIS atau sekolah pribumi Belanda," kata mantan pewarta surat kabar lokal di Surabaya itu.

Baca lebih lengkap di halaman selanjutnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork