Ekskavasi Situs Blawu Jombang, BPCB Jatim: Bangunan Lebih Tua dari Majapahit

Ekskavasi Situs Blawu Jombang, BPCB Jatim: Bangunan Lebih Tua dari Majapahit

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Senin, 26 Sep 2022 10:42 WIB
Candi Pramajapahit jombang
Situs Blawi dari Zaman Pramajapahit (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Ekskavasi tahap pertama di Situs Blawu telah berakhir. Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim berhasil menampakkan lebih dari separuh struktur candi pramajapahit tersebut. Ternyata bangunan suci pada masa lalu ini berbentuk tak lazim.

Bangunan purbakala ini ditemukan di Makam Sentono atau Makam Mbah Blawu di Dusun Sumbersari, Desa Sukosari, Jogoroto, Jombang. Oleh sebab itu tim ekskavasi menyebutnya dengan Situs Blawu. Lokasinya di tengah perkebunan tebu yang cukup jauh dari permukiman penduduk.

Arkeolog BPCB Jatim Yuni Atmi mengatakan ekskavasi tahap pertama 19-24 September menggali 30 kotak yang totalnya 120 meter persegi. Penggalian arkeologi selama 6 hari fokus pada bagian selatan dan timur candi. Bangunan utama candi berbentuk bujur sangkar dengan luas 9,9 x 9,9 meter persegi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bentuk dan ukuran bangunan utama candi diperoleh dari penemuan sudut barat daya, tenggara dan timur laut. Karena bagian utara dan barat candi ini belum digali. Tinggi struktur yang sudah nampak mencapai 130 cm. Bata merah kuno penyusunnya berdimensi panjang 36 cm, lebar 22 cm, tebal 9 cm. Tak sedikit pula bata yang tebalnya mencapai 11 cm.

"Struktur yang kami temukan ini bangunan candi. Kemungkinan besar lebih tua dari zaman Majapahit. Dilihat dari bentuk dan ukuran batanya. Kalau Majapahit batanya paling tebal 7 cm, sedangkan di sini sampai 11 cm," kata Yuni di lokasi ekskavasi, Senin (26/9/2022).

ADVERTISEMENT

Ekskavasi tahap pertama juga menemukan struktur berbentuk huruf T di sebelah selatan bangunan utama candi. Panjangnya 3 meter, sedangkan lebarnya 4 meter. Bagian vertikal dari struktur T ini menempel ke bangunan utama. Ketinggian struktur ini juga sekitar 130 cm. Huruf T terbentuk dari dinding bata merah kuno yang tebalnya 80 cm. Sehingga terdapat ruangan di tengahnya seluas 4 meter persegi.

Struktur membentuk huruf T juga ditemukan di sebelah timur bangunan utama candi. Hanya saja struktur ini sudah rusak parah. Sehingga tim ekskavasi sempat bangunan ini sebagai tangga masuk candi tersebut. Yuni memperkirakan struktur tak lazim itu juga ada di sebelah utara dan barat dari bangunan utama candi. Sebab bagian barat dan utara belum diekskavasi.

"Awal kami perkirakan ada tangga masuk di sisi timur. Setelah kami buka terlihat itu bukan tangga masuk, tapi struktur menyerupai di sisi selatan, tapi dalam bentuk tidak utuh," terangnya.

Oleh sebab itu, lanjut Yuni arah hadap bangunan suci pada masa lalu ini belum diketahui. Begitu juga terkait latar belakang agama candi tersebut. Meskipun ditemukan yoni di candi ini, dibutuhkan kajian mendalam untuk memastikan candi ini beraliran Hindu Siwa atau aliran lainnya.

"Ada temuan yoni di candi, tapi belum digali. Pada ekskavasi tahap dua akan membuka sisi utara dan barat. Kemungkinan tangganya di sisi barat," cetusnya.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Blawu Pahadi menjelaskan struktur berbentuk T di sisi selatan dan timur membuat bentuk candi ini menjadi tak lazim. Pasalnya, bangunan seperti itu belum pernah ditemukan di candi-candi lainnya di Jatim.

"Terkait fungsi kami belum bisa memperkirakan. Apakah dia sebagai penguat bangunan? Kami belum bisa memastikan. Coba nanti kami bandingkan dengan candi-candi lain yang lebih tua di Jateng," jelasnya.

Candi Pramajapahit jombangCandi Pramajapahit Jombang diperkirakan ada sebelum Majapahit/ Foto: Enggran Eko Budianto

Semua struktur yang ditemukan pada ekskavasi tahap pertama, kata Pahadi merupakan kaki candi di Situs Blawu. Bagian tubuh dan kepala candi dipastikan sudah runtuh. Karena banyak ditemukan pecahan-pecahan bata di sekitarnya.

Menurutnya ekskavasi Situs Blawu akan dilanjutkan tahun ini. "Ekskavasi tahap dua dilakukan tahun ini. Jadwal belum kami sepakati, kemungkinan pertengahan Oktober, atau November," ujar arkeolog BPCB Jatim ini.

Tim ekskavasi juga menemukan benda-benda purbakala ketika menggali candi di Situs Blawu. Yaitu berupa pecahan gerabah, 3 fragmen koin kuno atau uang kepeng China, fragmen tepian wadah, serta 2 pecahan porselin.

Terkait masa pembangunan candi di Situs Blawu ini, Pahadi baru sebatas membuat asumsi berdasarkan ukuran bata merah penyusun struktur. Menurutnya, bata merah di situs ini lebih besar jika dibandingkan dengan situs-situs peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto.

Bata-bata kuno di Situs Blawu lebih mirip dengan Candi Brahu dan Situs Pandegong di Dusun Kwasen, Desa Menganto, Mojowarno, Jombang. Kedua candi tersebut dibangun pada masa Mpu Sindok, Raja Medang periode Jatim yang berkuasa tahun 924-947 masehi. Sedangkan Kerajaan Majapahit baru berdiri tahun 1293 masehi.

"Karena ketebalan bata lebih tebal dari candi di Trowulan, ini identik seperti Brahu dan Pandegong. Mungkin periodenya mengarah ke situ (masa Mpu Sindok). Kami belum bisa justifikasi dari zaman Mpu Sindok atau setelahnya, dugaannya mengarah ke situ," tandasnya.



Simak Video "Video: Helikopter Mendarat Darurat di Jombang Bikin Heboh Warga"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads