Bagi warga Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Agustus tahun bukan hanya bulan kemerdekaan, tapi juga bulan untuk mengucap syukur atas hasil panen. Untuk itu, mereka menggelar Grebeg Budaya dan Sedekah Bumi.
Antusiasme warga Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro menyambut bulan kemerdekaan dan sedekah bumi ini nampak ketika mereka berebut gunungan hasil bumi.
Selama beberapa waktu, sedekah bumi memang sempat terhenti karena pandemi dan baru bisa digelar tahun ini. Gunungan hasil bumi itu di berisi buah-buahan dan sayuran, seperti buah naga, duren, nanas, jeruk, salak, pisang, labu, terong, wortel, kacang panjang, ketimun, dan lainnya.
"Kirab gunungan hasil bumi ini dilakukan dalam tradisi Grebeg Budaya Sedekah Bumi yang digelar oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk memperingati HUT ke-77 RI dan juga untuk mensyukuri hasil panen warga," kata Ketua NU Ranting Desa Dadapan, KH Fattah Amin, Minggu (21/8/2022).
Tidak hanya buah dan hasil bumi, gunungan yang dikirab mengelilingi desa itu juga berhias bendera merah putih di puncak gunungannya. Grebeg Budaya dan Sedekah Bumi ini, menurut Fattah, adalah wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat desa atas hasil pertanian yang melimpah dan nikmat kemerdekaan Indonesia.
"Selain untuk menghidupkan kembali tradisi yang ada di desa, juga sebagai media silaturahim antara warga desa dengan sesepuh atau ahli waris pemimpin desa terdahulu," ujarnya.
Usai dikirab keliling desa dan berakhir di pasar desa setempat, gunungan berdiameter lebih dari 2 meter inipun menjadi rebutan warga. Tidak hanya itu, kirab gunungan yang diusung secara bergantian itu semakin penuh dengan warga ketika mereka hampir mencapai garis finish di pasar desa sebagai pusat kebudayaan Desa Dadapan pada zaman dahulu.
"Filosofi dari grebek budaya ini adalah bersedekah sebagai bentuk doa, dengan harapan selama satu tahun ke depan para warga masyarakat bisa mendapat keberkahan dari sedekah tersebut," ungkapnya.
Di Pasar Desa, rombongan kirab yang membawa gunungan hasil bumi itu disambut Kepala Desa bersama para sesepuh Desa Dadapan. Selain menyerahkan gunungan untuk dibagikan kepada warga, pembawa gunungan juga menyerahkan keris kepada Kepala Desa Dadapan, Winny Dzulkarnaen, yang secara simbolis dilakukan oleh Ketua Tanfidziyah NU dan Ketua Ansor Ranting Dadapan bersama Ketua BPD bersama dengan sejumlah rekomendasi untuk pelestarian budaya di desa ini.
"Penyerahan keris kepada Kepala Desa Dadapan ini dilakukan sebagai simbol atas segala harapan dan kepercayaan akan kepemimpinan desa agar semakin bertambah baik," terang Ketua BPD Dadapan, Suroto.
Suroto menyebut gunungan ini yang selalu menjadi bagian yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat saat menyaksikan upacara Grebeg diselenggarakan. Gunungan ini, menurut Suroto, menjadi simbol dari kemakmuran yang akan dibagikan kepada masyarakat.
"Sebelum dijadikan rebutan warga, acara diakhiri dengan doa bersama sebagai penutup acara," pungkasnya.
(abq/iwd)