Antusias! Doa Belum Usai, Warga Serbu 2 Gunungan Grebeg Keraton Solo

Antusias! Doa Belum Usai, Warga Serbu 2 Gunungan Grebeg Keraton Solo

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Senin, 16 Sep 2024 14:37 WIB
Masyarakat saat menghadiri Grebeg Mulud (Sekaten), di halaman Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024).
Masyarakat saat menghadiri Grebeg Mulud (Sekaten), di halaman Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Keraton Kasunanan Surakarta menggelar kirab Grebeg Maulud (Sekaten) Je 1958 atau tradisi Maulud Nabi Muhammad SAW. Sebanyak dua pasang gunungan dikirab dari pintu Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta hingga ke Masjid Agung Solo.

Sesampainya di Masjid Agung Solo, digelar doa bersama. Saat doa belum selesai, dua buah gunungan langsung jadi rebutan warga. Selesai prosesi doa, dua gunungan tersebut sudah ludes. Sementara dua gunungan lainnya dikirab kembali ke Keraton.

Ketua Takmir Masjid Agung Solo, Muhammad Muhtarom, mengatakan sekaten dibuka pada Senin (9/4). Dilaksanakan selama sepekan yang ditutup dengan membawa gunungan dari Keraton ke Masjid Agung Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagaimana bagian dari budaya Keraton, yang mengawal budaya dari Demak, bahwa sekaten itu dilaksanakan sepekan. Dan ditutup dengan membawa bentuk syukur Keraton, dengan membawa Gunungan ke Masjid Agung, yang didoakan oleh para ulama, lalu dibagi," kata Muhtarom kepada awak media di Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024).

Gunungan yang berisi hasil bumi dan makanan diperebutkan warga. Tak hanya itu, kerangka bambu gunungan dan jerami juga diperebutkan warga.

ADVERTISEMENT

Salah seorang warga Madiman (72), warga Sukoharjo, mendapatkan aneka macam dari gunungan tersebut, seperti cabai merah, bilah bambu, dan semacam tape ketan. Barang-barang itu akan dia bawa pulang.

"Setiap tahun saya ikut, dapatnya apa kan barokah. Ini (tape ketan) untuk dicampur ke rabuk, kalau ini (bilah bambu) untuk dijadikan pancing, dan yang ini (cabai) untuk tolak bala," ucap Madiman.

Masyarakat saat menghadiri Grebeg Mulud (Sekaten), di halaman Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024).Masyarakat saat menghadiri Grebeg Mulud (Sekaten), di halaman Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

Sehari-hari, Madiman bekerja sebagai tukang mebel yang seringnya membuat kursi yang dijual ke pasar. Namun dia juga berprofesi sebagai petani yang menggarap sawah.

Madiman mendapatkan cukup banyak tape ketan itu. Dia juga membagi-bagikan kepada masyarakat yang menginginkan.

"Ini hanya sarana saja, sedikit tidak apa-apa karena cuma sarana. Nanti ini (tape ketan) dicampurkan di pupuk. Harapannya ya sawahnya jadi subur," harapnya.

Sementara itu, Utusan Dalem sekaligus Menantu Paku Buwono (PB) XIII, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Rizki Baruno Aji Diningrat, menambahkan garebek sekaten ini berjalan lancar dan mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat.

"Semoga ini semua dimaknai secara holistik. Kami dari Keraton Kasunanan Surakarta menyambut hari besar Maulid secara suka cita. Semoga ini menjadi berkah semua, bagi warga Solo dan sekitarnya khususnya, dan seluruh warga Indonesia. Semoga Kota Solo semakin berbudaya, dan menjadi pusat budaya Jawa di Indonesia," kata Rizky.

Kirab ini secara simbolis merupakan wujud kecintaan Raja Keraton Kasunanan Surakarta, PB XIII, kepada masyarakat dengan membagikan gunungan.

"ni bentuk rasa cinta raja kepada masyarakatnya dengan membagikan gunungan, dan ubo rampe yang telah disediakan Keraton Kasunanan Surakarta. Simbol ini harus kita jaga, dan kita laksanakan secara turun-temurun. Kalau bukan kita siapa lagi," pungkasnya.




(apu/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads